Senin, 03 Juni 2013

Kepemimpinan Pendidikan



KEPEMIMPINAN KEPENDIDIKAN



oleh


Kelompok 4








PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2013







BAB I

Pendahuluan



1.1 Latar Belakang

Kepemimpinan merupakan bagian penting dari manajemen yaitu merencanakan dan mengorganisasi, tetapi peran utama kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini merupakan bukti bahwa pemimpin boleh jadi manajer yang lemah apabila perencanaannya jelek yang menyebabkan kelompok berjalan ke arah yang salah. Akibatnya walaupun dapat menggerakkan tim kerja, namun mereka tidak berjalan kearah pencapaian tujuan organisasi. Guna menyikapi tantangan globalisasi yang ditandai dengan adanya kompetisi global yang sangat ketat dan tajam.

Sebuah sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik, sehingga memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Untuk membantu para kepala sekolah di dalam mengorganisasikan sekolah secara tepat, diperlukan adanya satu esensi pemikiran yang teoretis, seperti kepala sekolah harus bisa memahami teori organisasi formal yang bermanfaat untuk menggambarkan kerja sama antara struktur dan hasil sekolah. Oleh sebab itu dikatakan bahwa” keberhasilan sekolah adalah sekolah yang memiliki pemimpin yang berhasil..

Masalah kepemimpinan pendidikan saat ini menunjukan kompleksitas,baik dari segi komponen manajemen pendidikan, maupun lingkungan yang mempengaruhi keberlangungan suatu pendidikan. Persoalan yang muncul bisa sepontan, bisa berulang-ulang, makanya diperlukan interaksi yang kreatif dan dinamis antar kepala sekolah , guru dan siswa.

Keberhasilan di sekolah juga sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah bertanggung jawaab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga pendidikan lainnya, dan pendayagunaan serta dan prasarana (Mulyasa 2004:25). Hal tersebut menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien. Dalam perannya sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus dapat memperhatikan kebutuhan dan perasaan orang-orang yang bekerja sehingga kinerja guru selalu terjaga.



1.2  Rumusan Masalah

1.    Apa pengertian kepemimpinan pendidikan?

2.  Bagaimana syarat-syarat kepemimpinan pendidikan?

3.    Bagaimana tipe-tipe kepemimpinan pendidikan?

4.  Bagaimana prinsip-prinsip kepemimpinan pendidikan?

5.   Bagaimana tujuan, fungsi, dan tugas kepemimpinan pendidikan?



1.3 Tujuan

Tujuan yang akan dicapai dalam pengkajian ini adalah untuk:

1.    Untuk mengetahui arti kepemimpinan

2.  Untuk mengetahui syarat-syarat kepemimpinan kependidikan

3.    Untuk mengetahui tipe-tipe kepemimpinan pendidikan

4.  Untuk mengetahui prinsip-prinsip kepemimpinan pendidikan

5.    Untuk mengetahui tujuan, fungsi dan tuga kepemimpinan pendidikan





BAB 2

Pembahasan



2.1  Pengertian Kepemimpinan Pendidikan

“Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk mengarahkan dan mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Pada tahap pemberian tugas pemimpin harus memberikan suara arahan dan bimbingan yang jelas, agar bawahan dalam melaksanakan tugasnya dapat dengan mudah dan hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Tiap-tiap orang yang merasa terpanggil untuk melaksanakan tugas memimpin di dalam lapangan pendidikan dapat disebut pemimpin pendidikan, misalnya orang tua di rumah, guru disekolah, kepala sekolah di sekolah maupun pengawas pendidikan di kantor pembinaan pendidikan dan di daerah pelayanannya. Kepemimpinan sangatlah dibutuhkan dalam pembinaan pendidikan.

Secara umum kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai berikut:

a.    Kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi mendorong, mengajak, menuntun, menggerakan dan kalau perlu memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh itu dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian sesuatu maksud atau tujuan-tujuan tertentu.

b.    Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa sehingga tercapai tujuan dari kelompok itu yaitu tujuan bersama. Pengertian pendidikan itu bersifat universal, berlaku dan terdapat pada kepemimpinan diberbagai bidang kegiatan atau hidup manusia.

Dalam satu situasi kepemimpinan terlihat adanya unsur: orang-orang yang dapat mempengaruhi orang lain disatu pihak, orang-orang yang mendapat pengaruh dilain pihak, adanya tujuan-tujuan tertentu yang hendak dicapai dan adanya serangkaian tindakan untuk mempengaruhi dan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.

Dengan demikian kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di antara pemimpin dan anggotanya. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan anggota dan juga dapat memberikan pengaruh, dengan kata lain para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan, tetapi juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya. Sehingga terjalin suatu hubungan sosial yang saling berinteraksi antara pemimpin dengan bawahan, yang akhirnya tejadi suatu hubungan timbal balik. Oleh sebab itu bahwa pemimpin diharapakan memiliki kemampuan dalam menjalankan kepemimpinannya, karena apabila tidak memiliki kemampuan untuk memimpin, maka tujuan yang ingin dicapai tidak akan dapat tercapai secara maksimal.

Setelah dipahami pengertian pokok tentang kepemimpinan, maka dapat dipersempit bahwa kepemimpinan yang dimiliki oleh mereka dalam lapangan pendidikan.

Kata “ pendidikan” menunjukkan arti yang dapat dilihat dari dua segi yaitu: pendidikan sebagai usaha atau proses mendidik dan mengajar seperti yang dikenal sehari-hari. Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan yang membahas berbagai masalah tentang hakekat dan kegiatan mendidik dan mengajar dari zaman ke zaman dan mengajar dengan segala cabang-cabangnya yang telah berkembang begitu luas dan mendalam.

Oleh karena itu kepemimpinan pendidikan berperan pada usaha-usaha yang berhubungan dengan kegiatan atau proses mendidik dan mengajar disatu pihak, dan pada pihak lain yang berhubungan dengan usaha-usaha pengembangan pendidikan sebagai satu ilmu dengan segala cabang-cabangnya.

Dari titik tolak itu dapatlah disimpulkan pengertian “kepemimpinan pendidikan” adalah sebagai satu kemampuan dan proses mempengaruhi, mengkoordinir dan menggerakan orang-orang lain yang ada hubungan dengan pengembanga ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, supaya kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat lebih efektif dan efisien di dalam pencapaian tujuan-tujuan  pendidikan.



2.2 Syarat-syarat Kepemimpinan Pendidikan

       Adapun syarat-syarat kepemimpinan pendidikan adalah:

a.    Syarat-syarat formal,

Seseorang yang menjabat kepala sekolah dilingkungan Departemen Pendidikan Nasional diruskan dalam Kepmen Diknas RI No : 162/U/2003 tentang pedoman penugasan guru sebagai Kepala Sekolah.

b.    Syarat-syarat fundamental,

Nilai-nilai moral Pancasila menjadi syarat fundamental yang harus dijadikan acuan, dihayati dan diamalkan oleh para calon pemimpin pendidikan di Indonesia.

c.    Syarat-syarat praktis

·   Memiliki kelebihan dalam pengetahuan dan kemampuan

·   Memiliki kelebihan dalam kepribadian

d. Syarat –syarat lainnya

1)  Memiliki kecerdasan atau intelegensi yang cukup baik

2)  Percaya diri sendiri dan bersifat membership

3)  Cakap bergaul dan ramah tamah

4)  Kreatif, inisiatif dan memiliki hasrat untuk maju dan berkembang

5)  Organisatoris yang berpengaruh dan berwibawa

6)  Memiliki keahlian atau ketrampilan dalam bidangnya

7)  Suka menolong, memberi petunjuk dan menghukum secara bijaksana

8)  Memiliki keseimbangan emosional dan bersifat sabar

9)  Memiliki semangat pengabdian dan kesetiaan yang tinggi

10)  Berani mengambil keputusan dan tanggung jawab

11)  Jujur, rendah hati, sederhana dan dapat dipercaya

12)  Bijaksana dan selalu berlaku adil

13)  Disiplin

14)  Berpengetahuan dan berpandangan luas

15)  Sehat jasmani dan rohani



2.3  Tipe-tipe Kepemimpinan Pendidikan

Konsep seorang pemimpin pendidikan tentang kepemimpinan dan kekuasaaan yang memproyeksikan diri dalam bentuk sikap kepemimpinan, sifat dan kegiatan yang dikembangkan dalam lembaga pendidikan yang akan dipimpinnya sehingga akan mempengaruhi  kualitas hasil kerja yang akan dicapai oleh lembaga pendidikan tersebut.

Bentuk-bentuk kepemimpinan sering kita jumpai dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Tetapi  di sekolahpun terdapat berbagai macam tipe kepemimpinan ini. Sebagai pemimpin pendidikan yang officiat leader, yang cara kerja dan cara bergaulnya dapat dipertanggungjawabkan dan bisa menggerakkan orang lain untuk turut serta mengerjakan sesuatu yang berguna bagi kehidupan.

Berdasarkan sifat dan konsep kepemimpinan maka, ada empat tipe pokok kepemimpinan yaitu:

1)        Tipe otokratis

Seorang pemimpin yang otokratis ingin memperlihatkan kekuasaan dan tanggung jawabnya, sehingga maju mundurnya sekolah tergantung pada kepemimpinannya. Oleh sebab itu pengawasan terhadap bawahannya sangat ketat, karena ia khawatir kalau pekerjaan bawahannya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.



2)        Tipe otoriter (the autocratic style of leadership)

Pada kepemimpinan yang otoriter, semua kebijakan atau “policy” dasar ditetapkan oleh pemimpin sendiri dan pelaksanaan selanjutnya ditugaskan kepada bawahannya. Semua perintah, pemberian tugas dilakukan tanpa mengadakan konsultasi sebelumnya dengan orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin otoriter berasumsi bahwa maju mundurnya organisasi hanya tergantung pada dirinya. Dia bekerja sungguh-sungguh, belajar keras, tertib dan tidak boleh dibantah.



3)        Tipe Laissez faire (laissez-faire style of leadership)

Pada tipe “laissez faire” ini, pemimpin memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada setiap anggota staf di dalam tata prosedure dan apa yang akan dikerjakan untuk pelaksanaan tugas-tugas jabatan mereka. Mereka mengambil keputusan dengan siapa ia hendak bekerjasama. Dalam penetapannya menjadi hak sepenuhnya dari anggota kelompok atau staf lembaga pendidikan itu.

Pemimpin ingin turun tangan bilamana diminta oleh staf, apabila mereka meminta pendapat-pendapat pemimpin tentang hal-hal yang bersifat teknis, maka barulah ia mengemukakan pendapat-pendapatnya. Tetapi apa yang dikatakannya sama sekali tidak mengikat anggota. Mereka boleh menerima atau menolah pendapat tersebut.

Apabila hal ini kita jumpai di sekolah, maka dalam hal ini bila akan menyelenggarakan rapat guru biasanya dilaksanakan tanpa kontak pimpinan (Kepala Sekolah), tetapi bisa dilakukan tanpa acara. Rapat bisa dilakukan selagi anggota/guru-guru dalam sekolah tersebut menghendakinya.           



4)        Tipe demokratis (demokratic style of leadership)

Dalam tipe kepemimpinan ini seorang pemimpin selalu mengikut sertakan seluruh anggota kelompoknya dalam mengambil keputusan, kepala sekolah yang bersifat demikian akan akan selalu menghargai pendapat anggota/guru-guru yang ada dibawahnya dalam rangka membina sekolahnya.

Sifat kepemimpinan yang demokratis pada waktu sekarang terdapat lebih dari 500 hasil research tentang kepemimpinan, jika bahan itu dimanfaatkan dengan baik maka kita akan dapat mempergunakan sikap kepemimpinan yang baik pula. (R.Tjung Wiraputra, 1976, 37).

Dalam hasil research itu menunjukkan bahwa untuk mencapai kepemimpinan yang demokratis, aktivitas pemimpin harus:

a.       Meningkatkan interaksi kelompok dan perencanaan kooperatif.

b.      Menciptakan iklim yang sehat untuk perkembangan individual dan memecahkan pemimpin-pemimpin yang potensial.

Hasil ini dapat dicapai apabila ada partisipasi yang aktif dari semua anggota kelompok yang berkesempatan untuk secara demokratis memberi kekuasaan dan tanggung jawab.
Pemimpin demokratis tidak melaksanakan tugasnya sendiri. Ia bersifat bijaksana di dalam pembagian pekerjaan dan tanggung jawab. Dapat dikatakan bahwa tanggung jawab terletak pada pundak dewan guru seluruhnya, termasuk pemimpin sekolah. Ia bersifat ramah dan selalu bersedia menolong bawahannya dengan nasehat serta petunjuk jika dibutuhkan. Di dalam kepemimpinannya, pemimpin sekolah berusaha supaya bawahannya kelak dapat menjalankan tugasnya sebagai pemimpin.



2.4 Prinsip-prinsip Kepemimpinan Pendidikan

1)        Prinsip pelayanan, bahwa kepemimpinan sekolah harus menerapkan unsur-unsur pelayanan dalam kegiatan operasional sekolahnya.

2)        Prinsip persuasi, pemimpin dalam menjalankan tugasnya harus memperhatikan situasi dan kondisi setempat demi keberhasilan keberhasilan kepemimpinannya yang sedang dan yang akan dilaksanakan.

3)        Prinsip bimbingan, pemimpin pendidikan hendaknya membimbing peserta didik kearah tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan perkembangan peserta didik yang ada dilembaganya.

4)        Prinsip efisiensi, mengarah pada cara hidup yang ekonomis dengan pengeluaran sedikit untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.

5)        Prinsip berkesinambungan, agar pemimpin pendidikan ini diterapkan tidak hanya pada satu waktu saja, tetapi perlu secara terus menerus.



2.5  Tujuan, Fungsi, dan Tugas Kepemimpinan Pendidikan

Antara  tujuan dan fungsi-fungsi kepemimpinan merupakan hal yang sulit dibedakan. Karena keduanya sama-sama mempunyai maksud untuk menyukseskan proses kepemimpinan.

1)      Tujuan Kepemimpinan Pendidikan

Tujuan kepemimpinan merupakan kerangka ideal/ filosofis yang dapat memberikan pedoman bagi setiap kegiatan pemimpin, sekaligus menjadi Patokan yang harus dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka pemimpin harus melakukan fungsi-fungsi kepemimpinan.



2)      Fungsi-fungsi Kepemimpinan Pendidikan

Bernard menyebutkan fungsi-fungsi kepemimpinan antara lain:

a.    Menentukan sasaran/ tujuan

b.    Memanipulasi cara

c.    Perubahan tindakan

d.   Merangsang usaha-usaha yang terkoordinasi.



3)      Tugas Kepemimpinan Pendidikan

Setelah dijelaskan mengenai tujuan dan fungsi dari kepemimpinan pendidikan, maka akan dijelaskan mengenai tugas kepemimpinan antara lain:

a.         Penetapan Tujuan/Sasaran.

Tujuan yang hendak dicapai, memegang peranan yang sangat penting karena tujuan merupakan pedoman dalam menentukan langkah-langkah yang akan ditentukan.

Tujuan atau sasaran harus jelas dalam arti mungkin dicapai dengan perumusan tujuan yang operasional. Dalam perumusan tujuan jangan terlalu luas dan samar-samar karena sulit dicapai.



b.        Menyusun Rencana Kerja.

Rencana kerja adalah hasil keputusan dalam menentukan hal-hal yang akan dikerjakan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan dalam bidang pendidikan berarti penyususnan keputusan tentang hal-hal yang akan dikerjakan oleh pemimpin  pendidikan dan personal yang lain dalam rangka membantu anak untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.



c.         Pegorganisasian dan Pendayagunaan Personil.

Setiap usaha kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tidak mungkin dilaksanakan sendiri oleh seorang pemimpin, terutama karena terbatasnya kemampuan seseorang untuk mengerjakan pekerjaan yang banyak dan terbatasnya waktu serta tempat. Oleh karena itu pekerjaan yang harus diselesaikan harus dibagi-bagi termasuk bahan, alat-alat dan personal.

Dengan adanya pengorganisasian  berarti pekerjaan dapat diatur dengan sebaik-baiknya waktu yang ditetapkan dapat digunakan dengan efektif sehingga pekerjaan dapat diselesaikan tepat seperti yang direncanakan dan diharapkan. Sehingga setiap orang tidak terlampau berat untuk memikul pekerjaan dan dapat mengerjakan tugas yang dibebankan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan bertanggungjawab atas pekerjaannya.





Bab 3

Penutup



3.1       Kesimpulan

·               Kepemimpinan pendidikan adalah sebagai satu kemampuan dan proses mempengaruhi, mengkoordinir dan menggerakan orang-orang lain yang ada hubungan dengan pengembanga ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, supaya kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat lebih efektif dan efisien di dalam pencapaian tujuan-tujuan  pendidikan.

·               Syarat-syarat kepemimpinan pendidikan adalah:

a.       Syarat-syarat formal;

b.       Syarat-syarat fundamental;

c.       Syarat-syarat praktis;

d.   Syarat –syarat lainnya.

·           Tipe  kepemimpinan, yaitu:

a.       Tipe otokratis.

b.       Tipe otoriter (the autocratic style of leadership).

c.       Tipe Laissez faire (laissez-faire style of leadership).

d.      Tipe demokratis (demokratic style of leadership).

·                Prinsip Kepemimpinan Pendidikan

a.         Prinsip pelayanan;

b.         Prinsip persuasi;

c.         Prinsip bimbingan;

d.        Prinsip efisiensi, dan

e.        Prinsip berkesinambungan.

·               Tujuan, Fungsi, dan Tugas Kepemimpinan Pendidikan

1.         Tujuan Kepemimpinan Pendidikan

Tujuan kepemimpinan merupakan kerangka ideal/ filosofis yang dapat memberikan pedoman bagi setiap kegiatan pemimpin, sekaligus menjadi Patokan yang harus dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka pemimpin harus melakukan fungsi-fungsi kepemimpinan.



2.         Fungsi-fungsi Kepemimpinan Pendidikan

Bernard menyebutkan fungsi-fungsi kepemimpinan antara lain:

a.       Menentukan sasaran/ tujuan

b.      Memanipulasi cara

c.       Perubahan tindakan

d.      Merangsang usaha-usaha yang terkoordinasi.



3.         Tugas Kepemimpinan Pendidikan

Setelah dijelaskan mengenai tujuan dan fungsi dari kepemimpinan pendidikan, maka akan dijelaskan mengenai tugas kepemimpinan antara lain:

a.         Penetapan Tujuan/Sasaran.

b.        Menyusun Rencana Kerja.

c.         Pegorganisasian dan Pendayagunaan Personil.



3.2       Saran

1.    Hendaknya para pemimpin, khususnya pemimpin dalam pendidikan, bidang dalam melaksanakan aktivitas kepemimpinannya, dalam  mempengaruhi para bawahannya berdasarkan pada kriteria-kriteria kepemimpinan yang baik. 

2.    Dalam membuat suatu rencana atau manajemen pendidikan hendaknya para pemimpin memahami keadaan atau kemampuan yang dimiliki oleh para bawahannya, dan dalam pemberian tugas sesuai dengan kemampuan masing-masing.





Daftar Pustaka



Indrafachru,Soekarto, dkk.1983. Pengantar kepemimpinan pendidikan. Surabaya: Usana offset printing.

Mulyadi, M.Pd.I. 2010. Kpemimpinan Kepala Sekolah. Malang: Uin-Maliki Press (Anggota Ikapi).
































0 komentar: