KEPEMIMPINAN KEPENDIDIKAN
oleh
Kelompok 4

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2013
BAB
I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan bagian penting dari manajemen yaitu
merencanakan dan mengorganisasi, tetapi peran utama kepemimpinan adalah
mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini
merupakan bukti bahwa pemimpin boleh jadi manajer yang lemah apabila
perencanaannya jelek yang menyebabkan kelompok berjalan ke arah yang salah.
Akibatnya walaupun dapat menggerakkan tim kerja, namun mereka tidak berjalan
kearah pencapaian tujuan organisasi. Guna menyikapi tantangan globalisasi yang
ditandai dengan adanya kompetisi global yang sangat ketat dan tajam.
Sebuah sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik,
sehingga memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Untuk membantu para kepala
sekolah di dalam mengorganisasikan sekolah secara tepat, diperlukan adanya satu
esensi pemikiran yang teoretis, seperti kepala sekolah harus bisa memahami
teori organisasi formal yang bermanfaat untuk menggambarkan kerja sama antara
struktur dan hasil sekolah. Oleh sebab itu dikatakan bahwa” keberhasilan
sekolah adalah sekolah yang memiliki pemimpin yang berhasil..
Masalah kepemimpinan pendidikan saat ini menunjukan
kompleksitas,baik dari segi komponen manajemen pendidikan, maupun lingkungan
yang mempengaruhi keberlangungan suatu pendidikan. Persoalan yang muncul bisa
sepontan, bisa berulang-ulang, makanya diperlukan interaksi yang kreatif dan
dinamis antar kepala sekolah , guru dan siswa.
Keberhasilan di sekolah
juga sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga
kependidikan yang tersedia di sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu
komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru. Kepala
sekolah bertanggung jawaab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan,
administrasi sekolah, pembinaan tenaga pendidikan lainnya, dan pendayagunaan
serta dan prasarana (Mulyasa 2004:25). Hal
tersebut menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan
tugas kepala sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif
dan efisien. Dalam perannya sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus
dapat memperhatikan kebutuhan dan perasaan orang-orang yang bekerja sehingga
kinerja guru selalu terjaga.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kepemimpinan pendidikan?
2.
Bagaimana syarat-syarat kepemimpinan pendidikan?
3. Bagaimana tipe-tipe kepemimpinan pendidikan?
4.
Bagaimana prinsip-prinsip kepemimpinan pendidikan?
5. Bagaimana tujuan, fungsi, dan tugas
kepemimpinan pendidikan?
1.3 Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dalam pengkajian ini adalah
untuk:
1. Untuk mengetahui arti kepemimpinan
2.
Untuk mengetahui syarat-syarat kepemimpinan kependidikan
3. Untuk mengetahui tipe-tipe kepemimpinan pendidikan
4.
Untuk mengetahui prinsip-prinsip kepemimpinan pendidikan
5. Untuk mengetahui tujuan, fungsi dan
tuga kepemimpinan pendidikan
BAB 2
Pembahasan
2.1 Pengertian Kepemimpinan Pendidikan
“Pemimpin pada hakikatnya adalah
seorang yang mempunyai kemampuan untuk memepengaruhi perilaku orang lain di
dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Dalam kegiatannya bahwa pemimpin
memiliki kekuasaan untuk mengarahkan dan mempengaruhi bawahannya sehubungan
dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Pada tahap pemberian tugas pemimpin
harus memberikan suara arahan dan bimbingan yang jelas, agar bawahan dalam
melaksanakan tugasnya dapat dengan mudah dan hasil yang dicapai sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
Tiap-tiap orang yang merasa
terpanggil untuk melaksanakan tugas memimpin di dalam lapangan pendidikan dapat
disebut pemimpin pendidikan, misalnya orang tua di rumah, guru disekolah,
kepala sekolah di sekolah maupun pengawas pendidikan di kantor pembinaan
pendidikan dan di daerah pelayanannya. Kepemimpinan sangatlah dibutuhkan dalam
pembinaan pendidikan.
Secara umum kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Kepemimpinan berarti kemampuan dan
kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi mendorong,
mengajak, menuntun, menggerakan dan kalau perlu memaksa orang lain agar ia
menerima pengaruh itu dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu
pencapaian sesuatu maksud atau tujuan-tujuan tertentu.
b. Kepemimpinan adalah suatu kegiatan
dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa sehingga tercapai tujuan dari
kelompok itu yaitu tujuan bersama. Pengertian pendidikan itu bersifat
universal, berlaku dan terdapat pada kepemimpinan diberbagai bidang kegiatan
atau hidup manusia.
Dalam satu situasi kepemimpinan terlihat adanya unsur:
orang-orang yang dapat mempengaruhi orang lain disatu pihak, orang-orang yang
mendapat pengaruh dilain pihak, adanya tujuan-tujuan tertentu yang hendak
dicapai dan adanya serangkaian tindakan untuk mempengaruhi dan untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut.
Dengan demikian kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan
yang tidak sama di antara pemimpin dan anggotanya. Pemimpin mempunyai wewenang
untuk mengarahkan anggota dan juga dapat memberikan pengaruh, dengan kata lain
para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan,
tetapi juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya.
Sehingga terjalin suatu hubungan sosial yang saling berinteraksi antara
pemimpin dengan bawahan, yang akhirnya tejadi suatu hubungan timbal balik. Oleh
sebab itu bahwa pemimpin diharapakan memiliki kemampuan dalam menjalankan
kepemimpinannya, karena apabila tidak memiliki kemampuan untuk memimpin, maka
tujuan yang ingin dicapai tidak akan dapat tercapai secara maksimal.
Setelah dipahami pengertian pokok tentang kepemimpinan, maka
dapat dipersempit bahwa kepemimpinan yang dimiliki oleh mereka dalam lapangan
pendidikan.
Kata “ pendidikan” menunjukkan arti yang dapat dilihat dari
dua segi yaitu: pendidikan sebagai usaha atau proses mendidik dan mengajar
seperti yang dikenal sehari-hari. Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan yang
membahas berbagai masalah tentang hakekat dan kegiatan mendidik dan mengajar
dari zaman ke zaman dan mengajar dengan segala cabang-cabangnya yang telah
berkembang begitu luas dan mendalam.
Oleh karena itu kepemimpinan pendidikan berperan pada
usaha-usaha yang berhubungan dengan kegiatan atau proses mendidik dan mengajar
disatu pihak, dan pada pihak lain yang berhubungan dengan usaha-usaha
pengembangan pendidikan sebagai satu ilmu dengan segala cabang-cabangnya.
Dari titik tolak itu dapatlah disimpulkan pengertian “kepemimpinan
pendidikan” adalah sebagai satu kemampuan dan proses mempengaruhi,
mengkoordinir dan menggerakan orang-orang lain yang ada hubungan dengan
pengembanga ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, supaya
kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat lebih efektif dan efisien di dalam
pencapaian tujuan-tujuan pendidikan.
2.2
Syarat-syarat Kepemimpinan Pendidikan
Adapun
syarat-syarat kepemimpinan pendidikan adalah:
a.
Syarat-syarat formal,
Seseorang
yang menjabat kepala sekolah dilingkungan Departemen Pendidikan Nasional
diruskan dalam Kepmen Diknas RI No : 162/U/2003 tentang pedoman penugasan guru
sebagai Kepala Sekolah.
b.
Syarat-syarat fundamental,
Nilai-nilai
moral Pancasila menjadi syarat fundamental yang harus dijadikan acuan, dihayati
dan diamalkan oleh para calon pemimpin pendidikan di Indonesia.
c.
Syarat-syarat praktis
· Memiliki kelebihan dalam pengetahuan
dan kemampuan
· Memiliki kelebihan dalam kepribadian
d. Syarat –syarat lainnya
1) Memiliki
kecerdasan atau intelegensi yang cukup baik
2) Percaya diri sendiri dan bersifat
membership
3) Cakap bergaul dan ramah tamah
4) Kreatif, inisiatif dan memiliki hasrat
untuk maju dan berkembang
5) Organisatoris yang berpengaruh dan
berwibawa
6) Memiliki keahlian atau ketrampilan dalam
bidangnya
7) Suka menolong, memberi
petunjuk dan menghukum secara bijaksana
8) Memiliki keseimbangan emosional dan
bersifat sabar
9) Memiliki semangat pengabdian dan
kesetiaan yang tinggi
10) Berani mengambil keputusan dan tanggung jawab
11) Jujur, rendah hati, sederhana dan dapat dipercaya
12) Bijaksana dan selalu berlaku adil
13) Disiplin
14) Berpengetahuan dan berpandangan luas
15) Sehat jasmani dan rohani
2.3 Tipe-tipe Kepemimpinan Pendidikan
Konsep seorang pemimpin pendidikan tentang kepemimpinan dan
kekuasaaan yang memproyeksikan diri dalam bentuk sikap kepemimpinan, sifat dan
kegiatan yang dikembangkan dalam lembaga pendidikan yang akan dipimpinnya
sehingga akan mempengaruhi kualitas
hasil kerja yang akan dicapai oleh lembaga pendidikan tersebut.
Bentuk-bentuk kepemimpinan sering kita jumpai dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari. Tetapi
di sekolahpun terdapat berbagai macam tipe kepemimpinan ini. Sebagai
pemimpin pendidikan yang officiat leader, yang cara kerja dan cara bergaulnya
dapat dipertanggungjawabkan dan bisa menggerakkan orang lain untuk turut serta
mengerjakan sesuatu yang berguna bagi kehidupan.
Berdasarkan sifat dan konsep kepemimpinan maka, ada empat
tipe pokok kepemimpinan yaitu:
1)
Tipe otokratis
Seorang pemimpin yang otokratis
ingin memperlihatkan kekuasaan dan tanggung jawabnya, sehingga maju mundurnya
sekolah tergantung pada kepemimpinannya. Oleh sebab itu pengawasan terhadap
bawahannya sangat ketat, karena ia khawatir kalau pekerjaan bawahannya tidak
sesuai dengan apa yang diharapkan.
2)
Tipe
otoriter (the autocratic style of leadership)
Pada kepemimpinan yang otoriter, semua kebijakan atau
“policy” dasar ditetapkan oleh pemimpin sendiri dan pelaksanaan selanjutnya
ditugaskan kepada bawahannya. Semua perintah, pemberian tugas dilakukan tanpa
mengadakan konsultasi sebelumnya dengan orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin
otoriter berasumsi bahwa maju mundurnya organisasi hanya tergantung pada
dirinya. Dia bekerja sungguh-sungguh, belajar keras, tertib dan tidak boleh
dibantah.
3)
Tipe Laissez
faire (laissez-faire style of leadership)
Pada tipe “laissez faire” ini, pemimpin memberikan kebebasan
yang seluas-luasnya kepada setiap anggota staf di dalam tata prosedure dan apa
yang akan dikerjakan untuk pelaksanaan tugas-tugas jabatan mereka. Mereka
mengambil keputusan dengan siapa ia hendak bekerjasama. Dalam penetapannya
menjadi hak sepenuhnya dari anggota kelompok atau staf lembaga pendidikan itu.
Pemimpin ingin turun tangan bilamana diminta oleh staf,
apabila mereka meminta pendapat-pendapat pemimpin tentang hal-hal yang bersifat
teknis, maka barulah ia mengemukakan pendapat-pendapatnya. Tetapi apa yang
dikatakannya sama sekali tidak mengikat anggota. Mereka boleh menerima atau
menolah pendapat tersebut.
Apabila hal ini kita jumpai di sekolah, maka dalam hal ini
bila akan menyelenggarakan rapat guru biasanya dilaksanakan tanpa kontak
pimpinan (Kepala Sekolah), tetapi bisa dilakukan tanpa acara. Rapat bisa
dilakukan selagi anggota/guru-guru dalam sekolah tersebut menghendakinya.
4)
Tipe
demokratis (demokratic style of leadership)
Dalam tipe kepemimpinan ini seorang pemimpin selalu mengikut
sertakan seluruh anggota kelompoknya dalam mengambil keputusan, kepala sekolah
yang bersifat demikian akan akan selalu menghargai pendapat anggota/guru-guru
yang ada dibawahnya dalam rangka membina sekolahnya.
Sifat kepemimpinan yang demokratis pada waktu sekarang
terdapat lebih dari 500 hasil research tentang kepemimpinan, jika bahan itu
dimanfaatkan dengan baik maka kita akan dapat mempergunakan sikap kepemimpinan
yang baik pula. (R.Tjung Wiraputra, 1976, 37).
Dalam hasil research itu menunjukkan bahwa untuk mencapai
kepemimpinan yang demokratis, aktivitas pemimpin harus:
a.
Meningkatkan interaksi kelompok dan
perencanaan kooperatif.
b. Menciptakan iklim yang sehat untuk
perkembangan individual dan memecahkan pemimpin-pemimpin yang potensial.
Hasil
ini dapat dicapai apabila ada partisipasi yang aktif dari semua anggota
kelompok yang berkesempatan untuk secara demokratis memberi kekuasaan dan
tanggung jawab.
Pemimpin demokratis tidak melaksanakan tugasnya sendiri. Ia bersifat bijaksana di dalam pembagian pekerjaan dan tanggung jawab. Dapat dikatakan bahwa tanggung jawab terletak pada pundak dewan guru seluruhnya, termasuk pemimpin sekolah. Ia bersifat ramah dan selalu bersedia menolong bawahannya dengan nasehat serta petunjuk jika dibutuhkan. Di dalam kepemimpinannya, pemimpin sekolah berusaha supaya bawahannya kelak dapat menjalankan tugasnya sebagai pemimpin.
Pemimpin demokratis tidak melaksanakan tugasnya sendiri. Ia bersifat bijaksana di dalam pembagian pekerjaan dan tanggung jawab. Dapat dikatakan bahwa tanggung jawab terletak pada pundak dewan guru seluruhnya, termasuk pemimpin sekolah. Ia bersifat ramah dan selalu bersedia menolong bawahannya dengan nasehat serta petunjuk jika dibutuhkan. Di dalam kepemimpinannya, pemimpin sekolah berusaha supaya bawahannya kelak dapat menjalankan tugasnya sebagai pemimpin.
2.4
Prinsip-prinsip Kepemimpinan Pendidikan
1)
Prinsip pelayanan, bahwa kepemimpinan sekolah harus
menerapkan unsur-unsur pelayanan dalam kegiatan operasional sekolahnya.
2)
Prinsip persuasi, pemimpin dalam menjalankan tugasnya
harus memperhatikan situasi dan kondisi setempat demi keberhasilan keberhasilan
kepemimpinannya yang sedang dan yang akan dilaksanakan.
3)
Prinsip bimbingan, pemimpin pendidikan hendaknya
membimbing peserta didik kearah tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan
perkembangan peserta didik yang ada dilembaganya.
4)
Prinsip efisiensi, mengarah pada cara hidup yang
ekonomis dengan pengeluaran sedikit untuk memperoleh keuntungan yang
sebesar-besarnya.
5)
Prinsip berkesinambungan, agar pemimpin pendidikan ini
diterapkan tidak hanya pada satu waktu saja, tetapi perlu secara terus menerus.
2.5 Tujuan, Fungsi, dan Tugas
Kepemimpinan Pendidikan
Antara
tujuan dan fungsi-fungsi kepemimpinan merupakan hal yang sulit dibedakan.
Karena keduanya sama-sama mempunyai maksud untuk menyukseskan proses kepemimpinan.
1)
Tujuan Kepemimpinan Pendidikan
Tujuan
kepemimpinan merupakan kerangka ideal/ filosofis yang dapat memberikan pedoman
bagi setiap kegiatan pemimpin, sekaligus menjadi Patokan yang harus dicapai.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka pemimpin harus melakukan fungsi-fungsi
kepemimpinan.
2)
Fungsi-fungsi Kepemimpinan Pendidikan
Bernard
menyebutkan fungsi-fungsi kepemimpinan antara lain:
a.
Menentukan sasaran/ tujuan
b.
Memanipulasi cara
c.
Perubahan tindakan
d.
Merangsang usaha-usaha yang terkoordinasi.
3)
Tugas Kepemimpinan Pendidikan
Setelah dijelaskan mengenai tujuan
dan fungsi dari kepemimpinan pendidikan, maka akan dijelaskan mengenai tugas
kepemimpinan antara lain:
a.
Penetapan Tujuan/Sasaran.
Tujuan yang
hendak dicapai, memegang peranan yang sangat penting karena tujuan merupakan
pedoman dalam menentukan langkah-langkah yang akan ditentukan.
Tujuan atau
sasaran harus jelas dalam arti mungkin dicapai dengan perumusan tujuan yang
operasional. Dalam perumusan tujuan jangan terlalu luas dan samar-samar karena
sulit dicapai.
b.
Menyusun Rencana Kerja.
Rencana
kerja adalah hasil keputusan dalam menentukan hal-hal yang akan dikerjakan
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan dalam bidang
pendidikan berarti penyususnan keputusan tentang hal-hal yang akan dikerjakan
oleh pemimpin pendidikan dan personal yang lain dalam rangka membantu
anak untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
c.
Pegorganisasian dan Pendayagunaan Personil.
Setiap usaha
kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tidak mungkin
dilaksanakan sendiri oleh seorang pemimpin, terutama karena terbatasnya
kemampuan seseorang untuk mengerjakan pekerjaan yang banyak dan terbatasnya
waktu serta tempat. Oleh karena itu pekerjaan yang harus diselesaikan harus
dibagi-bagi termasuk bahan, alat-alat dan personal.
Dengan
adanya pengorganisasian berarti pekerjaan dapat diatur dengan
sebaik-baiknya waktu yang ditetapkan dapat digunakan dengan efektif sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan tepat seperti yang direncanakan dan diharapkan.
Sehingga setiap orang tidak terlampau berat untuk memikul pekerjaan dan dapat
mengerjakan tugas yang dibebankan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan
bertanggungjawab atas pekerjaannya.
Bab 3
Penutup
3.1
Kesimpulan
·
Kepemimpinan pendidikan adalah sebagai satu
kemampuan dan proses mempengaruhi, mengkoordinir dan menggerakan orang-orang
lain yang ada hubungan dengan pengembanga ilmu pendidikan dan pelaksanaan
pendidikan dan pengajaran, supaya kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat lebih
efektif dan efisien di dalam pencapaian tujuan-tujuan pendidikan.
·
Syarat-syarat
kepemimpinan pendidikan adalah:
a.
Syarat-syarat formal;
b.
Syarat-syarat fundamental;
c.
Syarat-syarat praktis;
d.
Syarat –syarat lainnya.
· Tipe kepemimpinan, yaitu:
a.
Tipe otokratis.
b.
Tipe
otoriter (the autocratic style of leadership).
c.
Tipe Laissez
faire (laissez-faire style of leadership).
d.
Tipe
demokratis (demokratic style of leadership).
·
Prinsip
Kepemimpinan Pendidikan
a.
Prinsip pelayanan;
b.
Prinsip persuasi;
c.
Prinsip bimbingan;
d.
Prinsip efisiensi, dan
e.
Prinsip berkesinambungan.
·
Tujuan, Fungsi, dan Tugas Kepemimpinan
Pendidikan
1.
Tujuan Kepemimpinan Pendidikan
Tujuan kepemimpinan merupakan
kerangka ideal/ filosofis yang dapat memberikan pedoman bagi setiap kegiatan
pemimpin, sekaligus menjadi Patokan yang harus dicapai. Untuk mencapai tujuan
tersebut, maka pemimpin harus melakukan fungsi-fungsi kepemimpinan.
2.
Fungsi-fungsi Kepemimpinan Pendidikan
Bernard menyebutkan fungsi-fungsi kepemimpinan antara
lain:
a.
Menentukan sasaran/ tujuan
b.
Memanipulasi cara
c.
Perubahan tindakan
d.
Merangsang usaha-usaha yang terkoordinasi.
3.
Tugas Kepemimpinan Pendidikan
Setelah dijelaskan mengenai tujuan dan fungsi dari kepemimpinan pendidikan,
maka akan dijelaskan mengenai tugas kepemimpinan antara lain:
a.
Penetapan Tujuan/Sasaran.
b.
Menyusun Rencana Kerja.
c.
Pegorganisasian dan Pendayagunaan Personil.
3.2
Saran
1. Hendaknya
para pemimpin, khususnya pemimpin dalam pendidikan, bidang dalam melaksanakan
aktivitas kepemimpinannya, dalam
mempengaruhi para bawahannya berdasarkan pada kriteria-kriteria
kepemimpinan yang baik.
2. Dalam
membuat suatu rencana atau manajemen pendidikan hendaknya para pemimpin
memahami keadaan atau kemampuan yang dimiliki oleh para bawahannya, dan dalam
pemberian tugas sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Daftar Pustaka
Indrafachru,Soekarto,
dkk.1983. Pengantar kepemimpinan pendidikan. Surabaya: Usana offset
printing.
Mulyadi,
M.Pd.I. 2010. Kpemimpinan Kepala Sekolah. Malang: Uin-Maliki Press
(Anggota Ikapi).
0 komentar:
Posting Komentar