Sabtu, 13 Oktober 2012

Jenis-Jenis Berita


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Berita merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan di zaman sekarang ini. Hampir setiap hari kita mendapatkan berita-berita dari berbagai media massa, mulai dari surat kabar, radio, televisi sampai internet.
Oleh karena itu, materi tentang pengertian dan macam-macam berita perlu dibahas agar kita sebagai penikmat berita dapat mengolah berita dan menganalisis berita yang kita dapat dengan baik. Sehingga kita dapat mengetahui jenis berita apa saja yang telah kita terima.

B.     RUMUSAN MASALAH

 Rumusan masalah adalah kumpulan beberapa pokok bahasan dalam sebuah makalah, maka dari itu berikut ini adalah beberapa masalah yang akan dibahas.
1.      Pengertian Berita
2.      Macam-macam Berita


C.    MANFAAT

Adapun manfaat dari makalah ini yaitu
1.      Pembaca dapat mengetahui pengertian dari berita
2.      Pembaca  dapat mengetahui macam-macam berita
3.      Pembaca  dapat mengelompokkan berita berita yang ada sesuai jenisnya
D.    TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :
1.      Untuk mengetahui apa itu berita
2.      Untuk mengetahui macam-macam berita



BAB II
PEMBAHASAN

A.   Definisi Berita
         Berita ialah laporan terkini tentang fakta atau pendapat yang penting atau menarik bagi khalayak dan disebarluaskan melalui media massa. Sebuah contoh klasik, seekor anjing menggigit manusia, itu biasa, tetapi manusia menggigit seekor anjing itu, itu baru berita.
         Walaupun contoh di atas terkesan mengada ada namun makna penting dari contoh di atas ialah suatu fakta yang biasa-biasa saja atau sesuatu yang sudah lumrah terjadi kurang menarik perhatian orang pembaca, penonton atau pendengar.
         Ada pula sebuah pernyataan sederhana yaitu, sebuah berita sudah pasti sebuah informasi, tetapi sebuah informasi belum tentu sebuah berita. Hal itu karena informasi baru dapat dikatakan berita apabila informasi itu memiliki unsur-unsur yang mempunyai ‘Nilai Berita’ atau nilai jurnalistik dan disebarluaskan kepada khalayak.
Sesungguhnya berita adalah hasil rekonstruksi tertulis dari realitas sosial yang terdapat dalam kehidupan. Itulah sebabnya ada orang yang beranggapan bahwa penulisan berita lebih merupakan pekerjaan merekonstruksikan realitas sosial ketimbang gambaran dari realitas itu sendiri.
W.J.S. Purwadarminta berpendapat bahwa berita adalah laporan tentang satu kejadian yang terbaru. Berita juga dapat didefinisikan sebagai informasi baru tentang kejadian yang baru, penting, dan bermakna, yang berpengaruh pada para pendengarnya serta relevan dan layak dinikmati oleh mereka (Helena, 2007: 25).
Sementara itu menurut Masri (2008: 58), berita adalah:
1.      Suatu peristiwa atau kejadian yang tidak lazim (luar biasa)
2.      Peristiwa yang biasa, namun dilakukan atau dialami orang yang tidak biasa
3.      Suatu peristiwa yang tampak paradoksal (bertentangan)
4.      Hal biasa, namun tidak mencelikkan mata banyak orang
5.      Sesuatu yang penting
6.      Sesuatu yang genting
7.      Sesuatu yang menyentak
8.      sesuatu yang menyenangkan
9.      sesuatu yang membahayakan
10.  sesuatu tragedi yang menyentuh rasa kemanusiaan
11.  dan lain-lain yang dianggap perlu diketahui, yang menarik, dan berkaitan dengan kepentingan pembaca.
Jadi dapat dikatakan bahwa tidak semua yang tertulis dalam surat kabar atau majalah bisa disebut sebagai berita. Iklan dan resep masakan tidak bisa disebut berita, yang disebut berita adalah laporan tentang sebuah peristiwa. Dengan perkataan lain, sebuah peristiwa tidak akan pernah menjadi berita bila peristiwa tersebut tidak dilaporkan.
Dari beberapa definisi atau batasan tentang berita itu, pada prinsipnya ada beberapa unsur penting yang harus diperhatikan dari definisi tersebut, yakni:
1.      Laporan
2.       Kejadian/peristiwa/pendapat yang menarik dan penting
3.      Disajikan secepat mungkin (terikat oleh waktu)

B.     Nilai Berita (Ukuran Layak Berita)
        Setiap berita yang ada di hapadan seorang wartawan mempunyai kadar layak berita yang berbeda, tergantung seberapa banyak dari syarat–syarat berikut ini yang bisa di penuhi.
a.    Arti penting, yaitu kejadian yang mempunyai kemungkinan memengaruhi kehidupan orang banyak
b.    Besarnya sesuatu atau kuantitas, yaitu, kejadian yang menyangkut angka–angka yang berarti bagi kehidupan orang banyak, atau kejadian yang dapat mempunyai akibat yang dapat di jumlahkan bentuk angka yang menarik bagi pembaca.
c.   Tepat waktu, yaitu yaitu yang menyangkut hal  -hal yang baru saja terjadi atau baru saja di temukan.
d.   Kedekatan, yaitu kejadian dekat dengan pembaca, baik dekat secara geografis maupun dekat secara emosional.
e.   Ketenaran, yaitu kejadian yang menyangkut tokoh atau hal – hal yang terkenal atau dikenal oleh pembaca (public figure)
f.  Segi manusiawi (human inters), yaitu kejadian yang menyentuh perasaan pembaca  (mengharukan), atau kejadian yang menyangkut orang biasa dan situasi luar biasa, atau orang besar (terkenal) dalam situasi biasa.
g.      Objektif: berdasarkan fakta, tidak memihak.
h.      Aktual: terbaru, belum “basi”.
i.        Luar biasa: besar, aneh, janggal, tidak umum.
j.       Jarak: familiaritas, kedekatan (geografis, kultural, psikologis).
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikatakana bahwa nilai suatu berita di tentukan oleh beberapa komponen, yaitu minat (self interest), uang (money), seks, pertentangan, (conflict),  minat insane (human interst), ketegangan (suspense), kemashuran (fame), Keindahan (beauty), umur  (age), dan kejahatan (crime).

C.    Bagian Berita
Secara umum, berita mempunyai bagian-bagian dalam susunannya yaitu:
1.      Headline.
Biasa disebut judul. Sering juga dilengkapi dengan anak judul. Ia berguna untuk: (1) menolong pembaca agar segera mengetahui peristiwa yang akan diberitakan; (2) menonjolkan satu berita dengan dukungan teknik grafika.
2.      Deadline.
Ada yang terdiri atas nama media massa, tempat kejadian dan tanggal kejadian. Ada pula yang terdiri atas nama media massa, tempat kejadian dan tanggal kejadian. Tujuannya adalah untuk menunjukkan tempat kejadian dan inisial media.
3.      Lead.
Lazim disebut teras berita. Biasanya ditulis pada paragraph pertama sebuah berita. Ia merupakan unsur yang paling penting dari sebuah berita, yang menentukan apakah isi berita akan dibaca atau tidak. Ia merupakan sari pati sebuah berita, yang melukiskan seluruh berita secara singkat.

4.      Body.
Atau tubuh berita. Isinya menceritakan peristiwa yang dilaporkan dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas. Dengan demikian body merupakan perkembangan berita.

D.    Jenis Berita
 Dalam jurnalistik juga dikenal jenis berita menurut penyajiannya, yaitu:
1.  Straight News (sering juga disebut hard news), yakni laporan kejadian-kejadian terbaru yang mengandung unsur penting dan menarik, tanpa mengandung pendapat-pendapat penulis berita. Straight news harus ringkas, singkat dalam pelaporannya, namun tetap tidak mengabaikan kelengkapan data dan objektivitas.
2.    Soft News (sering disebut juga feature), yakni berita-berita yang menyangkut kemanusiaan serta menarik banyak orang termasuk kisah-ksiah jenaka, lust (menyangkut nafsu birahi manusia), keanehan (oddity).
3.   Feature (berita kisah), yakni berita yang disajikan dalam bentuk yang menarik, menggunakan pelacak latar belakang suatu peristiwa dan dituturkan dengan gaya bahasa yang menyentuh perasaan.
4.  Reportase, yakni Jenis laporan ini merupakan laporan kejadian (berdasarkan pengamat dan sumber tulisan), serta mengutamakan rasa keingintahuan pembaca.
Berdasarkan sifat kejadian. Terdapat empat jenis berita, yaitu:
·     Berita yang sudah diduga akan terjadi. Misalnya: wawancara seorang wartawan dengan Goenawan Mohamad yang tampil dalam sebuah seminar.
·    Berita tentang peristiwa yang terjadi mendadak sontak. Misalnya: peristiwa kebakaran kantor sentral telepon.
·   Berita tentang gabungan peristiwa terduga dan tidak terduga. Misalnya: peristiwa percobaan pembunuhan kepala negara pada acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW  (Basuki 1983:5).

Jenis-jenis berita yang dikenal di dunia jurnalistik
1.      Berita Lugas/berita langsung/hard news/stright news
Menurut Deddy (2005: 40) hard news adalah berita tentang peristiwa yang dianggap penting bagi masyarakat baik sebagai individu, kelompok maupun organisasi. Berita tersebut misalnya tentang mulai diberlakukannya sesuatu kebijakan baru pemerintah. Ini tentu saja menyangkut hajat orang banyak sehingga orang ingin mengetahuinya. Karena itu harus segera diberitakan
Jadi, maksud dari hard news atau berita langsung adalah berita yang penulisanya lugas, langsung, apa perlunya  (straig news, hard news, atau spot news ). Prinsip penulisanya adalah piramida terbalik. Mahksudnya, hal-hal yang  terpenting disajikan pada pokok berita ( lead ), sedangkan bagian lainya pada bagian uraian (body) dengan urutan makin lama makin kurang penting
Jenis berita yang terpusat pada peristiwa normalnya berbentuk berita lugas (hard news/stright news). Dalam jurnalisme laporan berita lugas mencoba untuk menyampaikan informasi berupa peristiwa sebagaimana nampaknya. Seperti juga seorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan bercerita, wartawan pun menyampaikan pesan dan gagasannya kepada audience-nya dalam bentuk sebuah cerita yang mereka sebut “news story”. Praktik jurnalisme yang menginformasikan (sesuatu yang penting) dan jurnalisme yang menceritakan (sesuatu kisah yang menarik).
Jack Hart, dalam A Writer’s Coach, mengatakan bahwa tujuan utama Anda adalah menyampaikan informasi, anda mungkin akan menulis sebuah laporan. Sebuah laporan hanya mencatat penemuan-penemuan penelitian seseorang. Laporan biasanya disusun menurut topik. Mereka memulai dengan semacam pandangan umum (overview) yang kemudian dilanjutkan, secara metodik, dengan topik A, topik B, dan seterusnya.
Pada awal laporan wartawan mulai dengan pernyataan yang meringkas penemuan-penemuan meraka, yang dikenal sebagai lead ringaksan – summary lead. Dari sini mereka langsung masuk dalam paragaraf topik di bawahnya. Mereka kemudian menyusunnya dalam urutan kepentingan yang makin menurun. Gaya ini disebut bottom line. Struktur ini memudahkan bagi editor untuk memangkas dari dasar, sehingga bisa membuang informasi yang tidak penting dahulu. Karena informasi yang paling penting berada di atas dan menyempit ke bawah dimana terdapat informasi yang paling tidak penting, maka wartawan menyebut bentuk laporan ini “piramida terbalik.”
Bentuk laporan ini sangat cocok untuk diterapkan pada suatu peristiwa besar yang pecah, seperti pecah perang antara dua negara, bom bunuh diri, gunung meletus, tsunami, pembunuhan, dan sebagainya. Wartawan ingin secepatnya melaporkan ini kepada pembaca. Pada awal laporan sudah terdapat sari atau inti (ringkasan) dari kejadian yang segera dapat ditangkap oleh pembaca. Tinggal terserah kepada pembaca sejauh mana ia ingin membaca elaborasi detail ke bawah. Dalam berita lugas ini tidak diterapkan naratif, tidak ada gaya bercerita. Tujuan utamanya adalah untuk menarik perhatian pembaca secepatnya pada berita tersebut.
Ada kalanya berita lugas ini berisi kejadian-kejadian rutin seperti kegiatan pemerintah, politik, ekonomi, pangadilan, dan lainnya, yang isinya tidak begitu menarik bagi pembaca. Berita rutin yang disajikan setiap hari ini oleh pembaca sering disebut sebagai berita yang membosankan – dull news.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Straight News merupakan berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas. Sebagian besar halaman depan surat kabar berisi berita jenis ini.  Yang termasuk jenis berita Straight News adalah Hard News: yakni berita yang memiliki nilai lebih dari segi aktualitas dan kepentingan atau amat penting segera diketahui pembaca. Berisi informasi peristiwa khusus (special event) yang terjadi secara tiba-tiba.
                                                 
2.     Berita Ringan (soft news/berita halus)
Berita ringan adalah berita yang tidak mengutamakan pentingnya kejadian atau hangatnya berita, tetapi segi manusiawinya (human inters).  Human inters adalah kejadian yang adapat memberikan sentuhan perasaaan bagi pembaca kejadian yang menyangkut orang biasa atau orang besar dalam situasi biasa. Penulisannya menggunakan susunan piramida tegak dan biasanya kronologis.
Menurut Deddy (2005: 4), soft news (berita ringan) seringkali juga disebut dengan feature yaitu berita yang tidak terikat aktualitas namun memiliki daya tarik bagi pembaca atau pemirsanya. Berita-berita semacam ini seringkali menitikberatkan pada hal-hal yang dapat menakjubkan atau mengherankan pemirsa atau pembaca. Ia juga dapat menimbulkan kekhawatiran bahkan ketakutan atau mungkin juga simpati, misalnya tentang lahirnya hewan langka di kebun binatang, anjing menggigit majikan, atau masyarakat kecil mendapat lotre milyaran rupiah
Berbeda dengan berita yang terpusat pada peristiwa, jenis berita yang berdasarakan pada proses lazimnya berbentuk berita halus atau soft news. Soft news sendiri adalah pengembangan dari hard news. Berita-berita rutin yang bila dilihat sepintas tidak menarik terkadang ada yang penting, atau setidaknya bisa dikembangkan menjadi cerita yang menarik. Hal ini tergantung dari ketajaman atau penciuman berita seorang wartawan atau editor. Misalnya penandatangan perjanjian perdagangan antara dua negara. Kejadian formal yang berlangsung beberapa menit ini mungkin tidak menarik. Tetapi bagi wartawan yang kreatif dan skeptis ia bisa melihat hal menarik, misalnya dibelakang upacara formal tersebut ada berbagai permasalahan yang terkait dengan hubungan perdagangan antara kedua negara tersebut. Dia akan menggali hal-hal yang menarik yang bisa disajikan lugas tetapi sudah diperhalus (soft news) dalam bentuk cerita.
Bila sebuah laporan (report) disusun terutama untuk menyampaikan informasi, maka sebuah cerita (story) disusun terutama untuk memproduksi pengalaman. Untuk alasan ini maka elemen struktur dasarnya bukanlah topik, tetapi adegan (the scene). Anda akan menemukan konstruksi paling murni pada naskah film yang secara eksplisit menyusun tulisan dalam penggambaran action atau description of action. Tujuan dari konstruksi berdasar adegan adalah untuk menarik pembaca ke dalam cerita sehingga mereka bisa mengalami sendiri. Audience membaca jalan cerita melalui serangkaian adegan untuk nilai hiburannya. Karena prosesnya adalah melalui pengalaman (experience), maka bisa memiliki dampak emosional yang sangat kuat pada pembacanya. Wartawan mengenal tulisan semacam ini sebagai bentuk berita halus (soft news), yang menggunakan teknik naratif untuk menghasilkan cerita yang dramatis.
Selain kedua bentuk dasar penulisan di atas, banyak lahir bentuk hybrid dari para penulis yang imajinatif yang mengeksplorasi pemutasian tanpa ada habisnya. Poin terpenting yaitu penulis yang efektif akan berfikir dahulu tentang apa yang akan mereka tulis, dan kemudian baru memilih bentuk yang paling cocok untuk tulisannya itu.         
Charnley memperjelas perbedaan antara berita yang ditulis dengan cara matter – of – fact, secara faktual saja dengan  berita interpretatif. Ia menjelaskan jika berita interpretatif ditulis dengan dibubuhi interpertasi di dalamnya seperti seorang analisis, maka dalam reportase interpretatif seorang reporter tidak hanya menghitung tetapi mencoba menjelaskan mengapa sesuatu itu terjadi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Soft News nilai beritanya di bawah Hard News dan lebih merupakan berita pendukung.
3.      Berita Kisah (Feature)
        Berita kisah menggunakan pelacak latar belakang suatu peristiwa dan dituturkan dengan gaya bahasa yang menyentuh perasaan, dengan penyajian yang indah dan menarik pembaca, serta mengembangkan unsur-unsur menarik pada alur kisah (plot) sehingga tak jarang muncul sudut pandang penulisnya sendiri.

4.      Reportase
Jenis laporan ini merupakan laporan kejadian (berdasarkan pengamat dan sumber tulisan), serta mengutamakan rasa keingintahuan pembaca. Reportase diharapkan mampu memberikan fakta, data, atau informasi selengkap-lengkapnya yang dicari dan dapat melalui pengamat, wawancara, dan penelitian serta ditulis dengan gaya penulisan yang luwes.
Gaya penulisan reportase hampir sama dengan berita kisah. Hanya saja dalam reportase, data sangat di tonjolkan, bahkan dengan pengungkapan latar belakang masalah samapai ke pemikiran berikutnya. Tugas reporter yaitu melakukan tugas reportase dan mengumpulkan bahan–bahan sesuai dengan perencana isi berita di koran atau majalah (termasuk majalah dinding).
Salah satu contoh berita dalam jenis ropertase yang menarik adalah berita eksklusif, artinya sesuai peristiwa yang jarang terjadi.  Jenis berita dapat juga dipilah–pilah berdasarkan segi pembidangnya, yaitu berita politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan, atau dalam ragam berita daerah atau lokal, nasional, regional, dan internasional.
Jenis-jenis berita yang serupa dengan reportase adalah sebagai berikut.
a.      Berita Interpretatif
Dalam berita interpretatif seorang wartawan harus berfikir layakanya ilmuan yang akan meneliti sebuah permasalahan. Wartawan harus memiliki kesimpulan atau kecurigaan awal tentang sebuah peristiwa. Kita mesti skeptis terhadap sebuah peristiwa. Peristiwa pasti terkait dengan sesuatu yang lebih besar dan penting. Dari kecurigaan tersebut wartawan mengumpulkan informasi sebagai bahan pembuktian. Informasi tersebut adalah hasil wawancara dengan narasumber, data-data, maupun pengamatan indrawi si wartawan. Setelah itu, informasi yang terhimpun disusun dalam sebuah berita.
Jika informasi yang tersusun sejalan dengan kecurigaan wartawan maka berarti interpretasinya terbukti. Jika tidak terbukti maka pembuktian wartawan tersebut bisa menerangkan dan memperjelas sebuah permasalahan. Layaknya penelitian ilmiah, dalam berita interpretasi juga tidak dikenal salah atau benar. Tugas wartawan hanya menyajikan infomasi, setelah itu pembacalah yang berhak untuk menyimpulkan. Untuk lebih jelasnya anda perhatikan contoh berukut.
Berita interpretatif menjelaskan fakta yang saling bertentangan. Sebagai contoh semisal pemerintah berencana mengurangi subsidi bahan bakar dengan menaikan harganya sebesar 20% bulan depan. Menurut nalar wajar tarif semua angkutan yang menggunakan bahan bakar juga akan naik. Orang akan membatasi kegiatannya bepergian yang tidak perlu. Apa pengaruhnya terhadap harga-harga produk yang mesin produksinya menggunakan bahan bakar solar? Sudah tentu harga barang-barang produksi pabrik juga akan mengalami kenaikan.
Tetapi bukti kenyataanya tidak demikian. Perusahaan angkutan kota ditetapkan oleh para pemerintah daerah untuk tidak menaikkan tarif. Alasannya, kenaikan harga bahan bakar ini tidak menyebabkan perusahaan-perusahaan angkutan menderita kerugian dan karenanya tidak ada alasan untuk menaikan jumlah setoran dari para pengemudi kendaraannya. Demikian pula harga-harga produk buatan pabrik ternyata juga tidak mengalami kenaikan. Bahkan, ada beberapa produk yang harganya turun.
Dihadapkan pada fakta-fakata yang saling bertentangan ini, maka wartawan pun berada dalam posisi menulis sebuah berita interpretatif yang memaparkan keadaan ini terhadap khalayak. Kenaikan harga bahan bakar ternyata tidak berpengaruh terhadap barang-barang maupun tarif angkutan. Mengapa kejadian itu seperti tidak diperkirakan?
Berdasarkan fakta-fakta yang berhasil dihimpun, seorang wartawan harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul di kepala setiap orang: Apa itu artinya reportase interpretatif juga seringakali menjawab pertanyaan: Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Mungkin sang wartawan terus juga menulis untuk menunjukan betapa perbaikan ekonomi dalam masyarakat tidak terpengaruh oleh kenaikan bahan bakar minyak tersebut.
Sebagain besar berita interpretatif tampaknya memang seperti penjelasan saja. Berita-berita interpretatif seakan-akan sederhana. Padahal, reporternya sudah menghabiskan waktu berjam-jam untuk mempelajari dan menganalisis sebelum ia menuliskannya dalam bentuk akhir. Sang reporter membuat dua rancangan berita, konsep awal, dan revisi-revisinya ditulis kembali untuk membuat interpretasinya itu mudah dimengerti.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Interpretative News adalah berita yang dikembangkan dengan pendapat atau penelitian penulisnya/reporter.

b.      Berita Investigasi (Indept News)

Investigative reporting atau Investigasi News merupakan kegiatan peliputan untuk mencari, menemukan, dan menyampaikan fakta-fakta adanya pelanggaran, kesalahan, penyimpangan, atau kejhatan yang merugikan kepentingan umum dan masyarakat.
Investigative reporting adalah pekerjaan membuka pintu dan mulut yang tertutup rapat,” kata ahli komunikasi William Rivers.
Investigative reporting atau berita investigasi bertujuan mulia, yaitu memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui (people right to know) dari apa yang dirahasiakan oleh pihak-pihak lain yang merugikan kepentingan umum.
Wartawan investigasi dituntut agar mampu melihat celah pelanggaran, menelusurinya dengan energi reportase yang besar, membuat hipotesis, menganalisis, dan pada akhirnya menuliskan laporannya. Jurnalisme investigasi ada ketika terjadi penyimpangan dalam suatu tatanan masyarakat. Pers punya peranan sangat penting untuk dapat menginformasikan peristiwa yang menyimpang itu. Tidak berhenti sampai titik ini, pers juga bisa melangkah jauh mengusut kesalahan, menemukan kebenaran, dan mengadakan perubahan.

c.       Depth News (Berita Mendalam)
Depth news disebut berita mendalam karena laporan yang hendak diberitakannya memiliki nilai berita yang berat, baik dari segi fakta, penggalian data, dan dampaknya kepada masyarakat umum. Disebut berita mendalam, juga karena proses penggalian datanya memerlukan perencanaan, persiapan matang, dan analisa yang mendalam. Ada beberapa karakter depth news, yaitu:
1.  Unsur berita yang ditekankan adalah why (mengapa peristiwa terjadi) dan how ( bagaimana peristiwa itu terjadi. Terkadang so what? (apa yang akan terjadi kemudian) dipakai untuk mendekatkan berita pada kebenaran prediksi lebih lanjut dari suatu peristiwa yang tengah terjadi.
2.      Deskripsi berita analitis dan mengungkapkan banyak fakta penting sebagai pendukung.
3.    Struktur berita yang digunakan adalah balok tegak. Karenanya, di setiap bagian berita (dari kepala berita, tubuh berita, hingga kaki berita) mengandung inti peristiwa. Sehingga, membaca sebagian paragraf saja tidak dapat memahami atau mendapatkan informasi secara utuh. Karenanya, seluruh bagian berita depth news merupakan satu kesatuan utuh.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa depth news adalah pelaporan jurnalistik yang bersifat mendalam, tajam, lengkap dan utuh tentang suatu peristiwa fenomenal atau aktual.
Jenis-jenis berita lainnya:
·         Opinion news, yaitu berita tentang pendapat seseorang terhadap peristiwa yang sedang terjadi, biasanya pendapat para cendekiawan, sarjana, ahli, atau pejabat, mengenai suatu hal, peristiwa, kondisi poleksosbudhankam, dan sebagainya. Contoh berita Opinion news:  PKS Protes Besaran Kenaikan BBM
·         Process – Centered News
Berita ini merupakan jenis berita yang berdasarkan pada proses (process – centered news) yang disajikan dengan interpretasi tentang kondisi dan situasi dalam masyarakat yang dihubungkan dalam konteks yang luas dan melampaui waktu. Berita semacam ini muncul di halaman opini berupa editorial, artikel, dan surat pembaca. Sedang di halaman lain berupa komentar, laporan khusus, atau tulisan feature lainnya seperti banyak dimuat di koran minggu. Meski, kali ini kita fokuskan terlebih dahulu pada pembahasan laporan khusus yang berbentuk interpretatif.
Editor kerap menugaskan wartawan untuk membedah suatu masalah dan menyajikannya dengan penjelasan-penjelasan yang berada di bawah permukaan – beneath-the surface – peristiwa itu sendiri. Dalam liputan yang berdasarkan proses ini, diharapkan wartawan tidak jatuh ke dalam jebakan peristiwa – event trap. Ia tidak menunggu sampai peristiwa itu “pecah”. Konsep tersebutlah yang mendasari process – centered news. 
Tidak jauh berbeda dari jenis-jenis berita di atas, Masduki (2004: 16) menyatakan bahwa ada dua jenis berita, yaitu:
1.      Berita Tulis
Berita tulis adalah berita radio yang telah di tulis ulang dan melalui proses penyuntingan dari sumber aslinya, baik berupa hasil reportase maupun kutipan dari media massa lain sebelum diudarakan oleh penyiar. Bentuk berita ini sering disebut dengan ad Libs (ad Libitum) sebab penyampain laporan itu menghendaki adanya penuturan secara bebas, spontan, improvisasi tinggi tanpa mengurangi substansi informasi yang disampaikan. Beberapa istilah lain untuk berita tulis yaitu:
a.            Spot news, berita pendek yang memberikan informasi kejadian secara cepat.
b.           Spot press atau news break, yang disajikan setiap jam bahkan 15 menit.
Kedua jenis berita di atas lebih dikenal dalam jurnalisme televisi.

2.      Berita Sisipan
Berita sisipan yaitu berita yang menyertakan sisipan pernyataan asli narasumber (actuality voice) di sela-sela teks yang disampaikan penyair atau reporter.

E.     Contoh-contoh berita
1.      stright news/ berita langsung
EVAKUASI TERHAMBAT MEDAN
BANDUNG, KOMPAS – Evakuasi korban tanah longsor di Perkebunan Teh Dewata, Desa Tenjolaya, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, terhambat medan berat berupa jalan menanjak berliku-liku dan berbatu.
Pukul 16.00, Rabu (24/2), evakuasi terpaksa dihentikan karena khawatir longsor susulan akan terjadi setelah hujan deras kembali mengguyur kawasan perkebunan tersebut.
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
2.     Berita Ringan (soft news/berita halus)
Bello Maasaba, pria asal Nigeria, menjadikan menikah sebagai pekerjaan tetapnya. Pria berusio 87 tahun itu memiliki 107 istri. Hampir setiap tahun, pria tersebut melangsungkan pernikahan. Dari 107 istrinya itu, dia mendapatkon 185 anak. Motivasi Bello menikah dengan banyak perempuan itu bukan dilandasi hasrat seksual atau menambah keturunan, tapi dari tuhan.peria yang bekerja sebagai tabib di negeria itu mengaku bahwa setiap ia akan menikah, sebelumnya mendapat semacam wahyu dari tuhan. (“tunggu dulu’. Pikiran rakyat 2011).
3.      Berita Feature
SI MATA BIRU
Oleh : Herman RN
Jika jalan-jalan ke Aceh Barat, jangan lupa singgah sejenak di Lamno Jaya. Di sana dapat kita lihat dara Portugis, si dara Barat yang biru mata.”Kurang lebih seperti itu terjemahan sebait lagu Sabirin Lamno yang diberinya judul Dara Portugis. Lagu itu dikumpulkan dalam sebuah kaset yang diluncurkan oleh Kasgarecord. Oleh karena lagu itu pula, keberadaan dara Portugis di Lamno, Aceh Jaya (dulu masih bergabung dengan Aceh Besar) menjadi makin populer, baik di masyarakat Aceh maupun Indonesia. Bahkan, orang asing yang datang pascatsunami ke Aceh juga bertanya tentang keberadaan keturunan Eropa itu di Aceh Jaya. Apalagi, setelah mengetahui Aceh Jaya adalah daerah terparah kena imbas ie beuna atau tsunami.
Sebelum menelusuri lebih lanjut jejak si mata biru, kita mengingat dulu sejarah Aceh. Seperti halnya bangsa lain yang mendatangi Aceh, Portugis bertujuan menjalin kerja sama di bidang rempah-rempah. Ketika itu Aceh memang terkenal dengan kekayaan rempah-rempahnya. Namun, lambat-laun negeri berjulukan ‘Seramoe Makkah’ ini jadi jajahan. Lantas, apa yang dapat kita petik dari peninggalan sejarah jajahan tersebut setelah Aceh merdeka?
Sebelum sampai ke jawaban pertanyaan itu, tanpa bermaksud mengungkit perih, duka-lara, dan dendam yang tercerabut-berpagut hingga kini, saya mencoba memaparkan sebuah sifat keacehan yang dimiliki orang Aceh hingga kini. Karakteristik keacehan itu kerap disematkan pada narit maja Aceh. Salah satunya, sipeut ureueng Aceh hanjeut teupeh. Meunyo teupèh, bu leubèh hana meuteumè rasa; meunyo hana teupèh, padé bijèh jeut tarasa. Apabila di-Indonesiakan, lebih kurang memiliki makna orang Aceh tidak boleh disinggung (hatinya). Kalau tersinggung, nasi basi pun tak diberikan; kalau tidak disinggung, bibit padi pun boleh dimakan.
Mungkin, karena sifat itulah, orang Aceh gampang dijajah, karena orang Aceh begitu mudah akrab dengan orang asing saat hatinya sudah disentuh lembut. Bermula menyentuh dengan sangat lembut hati orang Aceh, bangsa-bangsa pendatang mencoba menjalin ikatan kerja sama perdagangan dengan bangsa Aceh. Kemudian, orang Aceh yang sudah tersentuh hatinya, dengan gampang dan gamblang menyerahkan yang dia punya kepada bangsa pendatang tadi. Saat itu, tanpa disadari Aceh telah dijajah. Maka, ketika telah sadar dirinya dijajah, orang Aceh yang lebih senang menyebut dirinya ureung Aceh akan bangkit dengan segala daya dan upaya. Saat seperti inilah, keacehan itu timbul kembali, yakni daripada hidup di bawah kaki penjajah-meski diberi pangkat dan harta berlimpah-lebih baik mati bersimbah darah atau mati berkalang tanah. Hal ini juga dinukilkan dalam narit maja Aceh: daripada juléng göt buta; daripada capiek göt patah, daripada singèt göt rhô meubalék (daripada juling lebih baik buta, daripada pincang lebih baik patah, daripada miring lebih baik tumpah semua). Yang lebih tegas lagi, daripada na göt hana (daripada ada, lebih baik tidak ada). Maka dari itu, perjuangan dengan gencar melawan penjajah dilakukan ureueng Aceh hingga akhirnya penjajah lari pulang tunggang-langgang ke asalnya, mengakui keperkasaan Aceh. Lantas, setelah penjajah itu pulang ke asalnya, apa yang tersisa dari sebuah peninggalannya?
Sebut saja salah satu penjajah Aceh adalah bangsa Portugis. Menurut catatan sejarah, bangsa Eropa itu menjajah Aceh terutama di pantai barat Aceh, tepatnya Lamno.
Seperti bangsa Eropa penjajah lainnya (Belanda dan Inggris), Portugis juga memainkan taktiknya dengan mencoba merebut hati orang Aceh. Pembauran kedua etnis ini pun terjadi. Orang Aceh ada yang dinikahi oleh orang Portugis, lalu mempunyai keturunan. Setelah Portugis berhasil dikalahkan Aceh hingga kembali ke asalnya, yakni Eropa, keturunan Portugis itu ada yang tertinggal di Aceh. Kendati ada orang Aceh yang dinikahi oleh bangsa Barat itu atas nama cinta, istri dan keturunannya tetap ditinggalkan di Aceh. Peninggalan inilah yang membuat Lamno atau disebut juga dengan Nanggroe Daya, terkenal dengan si mata biru atau dara Portugis. Tak ayal, sebagian orang berpendapat, jika ingin melihat bangsa Barat turunan, datang saja ke Lamno, di samping ada pantai dan pemandangan yang indah di situ.
Umumnya, orang-orang mata biru ini sangat mirip dengan orang Eropa. Bukan hanya matanya yang biru, kulitnya juga putih serupa kulit orang Barat.
Seiring waktu yang terus berjalan, perkawinan antarsuku semakin meluas. Keturunan si mata biru pun menikah dengan orang Aceh dari daerah lain dan mungkin dengan bukan orang Aceh. Pertanyaannya sekarang, masihkah ada keturunan Portugis tersebut di Aceh?
Beberapa waktu lalu, saya dan teman saya, Erwin, pergi ke Lamno, ke tempat keturunan Portugis itu menetap. Di sana, saya mencoba mengamati sekeliling, baik orang yang melintas maupun yang duduk di rumah atau di warung kopi. Heran! Tiga puluh menit menelusuri Lamno, belum saya temukan juga si mata biru.
Imeum mukim Lamno, Teungku Tantawi, yang saya temui di sebuah warung kopi, menunjuk sebuah rumah. “Rumah itu ada mata birunya,” kata Tantawi.
Saya menoleh ke arah yang ditunjuk. Di serambi depan rumah itu terlihat empat orang anak kecil. Kalau boleh ditaksir, usia mereka masih Balita (di bawah lima tahun). “Lihat saja keempat anak itu. Yang nomor dua dan nomor tiga berkulit putih, rambutnya juga seperti bule. Matanya biru. Sementara anak tertua dan terbungsu, persis seperti keturunan Aceh asli kan?” tutur Tantawi.
Menurut lelaki 70 tahun itu, keturunan mata biru di Lamno banyak hilang saat musibah tsunami. Pasalnya, tempat tinggal mereka persis di tepi laut. Di samping itu, perkawinan antara keturunan mata biru dengan orang-orang pendatang semisal orang Aceh dari daerah lain, juga menjadi salah satu penyebab keturunan Portugis ini berkurang.
Tempat-tempat yang banyak dihuni komunitas mata biru, seperti daerah Kuala Onga, Kuala Daya, Lambeuso, dan Keuluang, merupakan tempat yang disebutkan oleh Tantawi sebagai kawasan imbas tsunami paling parah.
Nyan ke nyan nyang tinggai, ka hana asli lé. Kadang-kadang na aneuk mata biru, ôkjih itam. Leuh nyan, na cit nyang hi ureueng Aceh mamandum rupajih (Itulah yang tersisa, sudah tidak asli lagi. Terkadang ada anak yang matanya biru, rambutnya hitam, ada pula yang mirip orang Aceh semua wajahnya),” katanya.
“Saya ingat, ada satu orang yang tinggal di Minisaweu. Di sana ada seorang lelaki tua yang kerap disapa Haji Tet, satu lagi di Lamme. Hanya itu yang tersisa. Ya, itu yang saya ketahui,” ujar Tantawi. “Lainnya, habis diambil tsunami.”
Hampir senada dengan Tantawi, camat Lamno, Jaddal Husaini, menuturkan bahwa keturunan bangsa Eropa itu sebelum tsunami dapat ditemui di beberapa wilayah, yakni desa Lambeuso, Alue Mie, Jeumarem, Janggot, Ujong Uloh, Kuala Ongan, dan Mukhan. Namun, setelah tsunami, kata Jaddal, keturunan itu mulai sulit ditemukan. Kendati demikian, katanya, pihak kecamatan tidak tinggal diam demi menjaga dan melindungi mereka. Jaddal mulai melakukan pendataan penduduk pascatsunami. Hanya saja, menurut Husaini, sulit melakukan pendataan terhadap si mata biru.
“Masalahnya adalah ketika kita masuk ke kampung-kampung tempat keturunan Portugis itu, mereka lari. Entah mengapa mereka selalu menghindar saat hendak didata,” tutur Husaini, setengah bertanya.
Selepas berbincang-bincang dengan Jaddal, saya dan Erwin kembali melanjutkan perjalanan. Matahari nyaris tepat di atas kepala kala itu.
Kami menyusuri jalan setapak dengan berjalan kaki. Dari kejauhan terlihat sebuah jambô (gubuk). Kami mendekatinya. Jambo itu berarsitek kayu, beratap daun rumbia. Dindingnya hanya setinggi lutut. Tak ayal, menikmati secangkir kopi Aceh sembari dibelai semilir dari lautan pantai Barat menjadi sebuah kenyamanan, apalagi di hari terik.
Di warung kopi kecil itu ada sekitar delapan orang, tiga di antaranya saya taksir sudah uzur. Kepada bapak-bapak itu saya bertanya tentang keberadaan si mata biru. Jawabannya persis sama seperti apa yang sudah dikatakan imeum mukim dan camat. “Kurang tahu, nyaris hilang setelah tsunami,” itulah jawaban mereka.
Saat kami sedang asyik menikmati angin lembut siang itu sambil berbincang ringan, dari kejauhan terlihat seorang lelaki jangkung mendekat.
“Sama dia saja kalian tanya kalau memang mau mendapatkan informasi lebih banyak tentang keturunan Portugis,” kata Saleh, salah seorang pengunjung warung tersebut.
Saya memperhatikan dengan seksama lelaki yang ditunjuk Saleh. Semakin lama, lelaki itu semakin mendekat. Agaknya dia juga hendak singgah di warung ini.
Dia kemudian duduk dengan menghadap ke arah laut. Namanya Jamaluddin. Dia mengatakan memiliki tinggi badan 185 sentimeter. Umurnya belum terlalu tua, “Baru empat puluhan,” katanya, sembari tersenyum.
Bagian hitam matanya terlihat kebiru-biruan, sedangkan yang bagian putihnya terlihat agak coklat. Sekilas dia seperti Jose Maurinho, mantan Manajer Klub kaya di Inggris, Chelsea. Sungguh, kulitnya yang putih kemerah-merahan memperlihatkan dengan jelas bulu-bulu di tangan Jamaluddin. Entah karena kulitnya yang putih itu, dia disapa akrab dengan sebutan “Bang Puteh”.
Bang Puteh adalah salah seorang keturunan Portugis. Kendati dia merupakan keturunan bangsa Eropa itu, dia mengaku tidak tahu benar tentang silsilah keluarganya. Dia juga tak hapal kebiasaan Portugis.
“Saya hanya memegang adat-istiadat Aceh sebagai pegangan saya di sini,” ucapnya.
Bang Puteh juga mengatakan bahwa tidak semua anaknya memiliki ciri sama. Kata dia, dua mirip orang Aceh asli, dua di antaranya mirip bangsa Portugis.
“Hal ini sama saja dengan empat orang anak yang kalian katakan sudah melihatnya di Desa Leupe. Anak saya, Rauzatul Jannah, enam tahun, dan Nurul Khamiran yang masih 2,5 tahun, sangat mirip dengan orang Barat. Tapi, dua lagi, yang tertuanya, sangat kental dengan karakter orang Aceh pada umumnya,” ujar Bang Puteh.
Dari Bang Puteh, saya mengetahui bahwa keturunan Portugis yang lari saat didata seperti kata camat tadi sebenarnya bukan karena takut. “Mereka hanya malu. Masalah malu, tidak jelas, apakah karena mereka tidak mirip dengan orang Aceh kebanyakan atau karena apa,” kata Bang Puteh, menggeleng-gelengkan kepalanya.
Saya teringat komentar seorang mahasiswa di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala, yang saya jumpai belum lama ini. “Orang-orang keturunan Portugis itu terkesan hanya mau bergaul dengan dia dia aja. Itu makanya susah menelusuri tentang mereka,” kata Farah Fitriah, mahasiswa angkatan 2006 di Jurusan Bahasa Indonesia itu, saat saya tanya tentang mata biru di kampungnya.
Lain Farah, lain pula pendapat Teungku M. Yahya Wahab. Dia adalah salah seorang Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Aceh Jaya. Saya bertemu dengan Yahya saat dia mengunjungi pengungsi koran tsunami di Lamno tahun 2005 lalu. Yahya juga asal Lamno.
“Dara Portugis di Lamno pada umumnya berparas cantik. Namun, mereka pemalu. Jika bertemu dengan orang di luar komunitas mereka, apalagi yang belum mereka kenal sama sekali, mereka cenderung sembunyi.”
Menurut Yahya, karena sifat pemalu itulah membuat mereka terkesan eksklusif. Hal ini pula, kata dia, yang menyebabkan komunitas Portugis di Lamno itu lebih senang menikah dengan sesama komunitas mereka. “Namun, belakangan sudah ada juga di antara mereka yang mau dipersunting orang luar,” lanjut Yahya.***. *)

4.      Berita Reportase: Berita Ekonomi
Pasar Tradisional Vs. Pasar Modern
Liputan.com, Jakarta: seratusan pedagang pasar tradisional Ciledug berunjuk rasa manolak keberadaan carrefour di kawasan pasar tradisional Ciledug, Kabupaten Tangerang, Banten.

Alasannya, keberadaan carrefour akan mematikan omset mereka. Para pedagang menuding pemerintah daerah setempat telah mengkhianati padagang tradisional dengan menerbitkan surat izin pengoperasian Carrefour Ciledug. Menurut para pedagang, jarak pasar tradisional dengan Carrefour kurang dari 20 m sehingga mengancam omset pedagang. Unjuk rasa ratusan pedagang tradisional pasar Ciledug ini mendapat pengamanan ketat dari aparat kepolisian dan Satuan Keamanan Central Bisnis Dagang Ciledug. Akibat aksi ini lalu lintas di Jalan Hos Cokroaminato Ciledug sempat macet total (Jum/Tim Liputan 6 SCTV).










BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berita ialah laporan terkini tentang fakta atau pendapat yang penting atau menarik bagi khalayak dan disebarluaskan melalui media massa.Waktu sangat berarti atau sangat diperlukan dalam proses penyebaran atau penyampaian berita.Selain waktu Kejadian atau peristiwa yang menarik juga sangat berita untuk menarik perhatian khalayak ramai untuk mengetahui tentang berita tersebut.Dan terakhir laporan maksudnya disini bagaimana cara penyampain atau menampilkan berita tersebut kepada khalayk ramai untuk menarik ketertarikan khalayak pada berita tersebut.
Dalam jurnalistik juga dikenal jenis berita menurut penyajiannya, yaitu:
1.  Straight News (sering juga disebut hard news), yakni laporan kejadian-kejadian terbaru yang mengandung unsur penting dan menarik, tanpa mengandung pendapat-pendapat penulis berita
2.   Soft News (sering disebut juga feature), yakni berita-berita yang menyangkut kemanusiaan serta menarik banyak orang termasuk kisah-ksiah jenaka, lust (menyangkut nafsu birahi manusia), keanehan (oddity).
3.   Feature (berita kisah), yakni berita yang disajikan dalam bentuk yang menarik, menggunakan pelacak latar belakang suatu peristiwa dan dituturkan dengan gaya bahasa yang menyentuh perasaan.
4.  Reportase, yakni Jenis laporan ini merupakan laporan kejadian (berdasarkan pengamat dan sumber tulisan), serta mengutamakan rasa keingintahuan pembaca.





 

 

 

 

 

 


0 komentar: