BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Berita merupakan hal yang sangat penting dalam
kehidupan di zaman sekarang ini. Hampir setiap hari kita mendapatkan
berita-berita dari berbagai media massa, mulai dari surat kabar, radio,
televisi sampai internet.
Oleh karena itu, materi tentang pengertian dan
macam-macam berita perlu dibahas agar kita sebagai penikmat berita dapat
mengolah berita dan menganalisis berita yang kita dapat dengan baik. Sehingga
kita dapat mengetahui jenis berita apa saja yang telah kita terima.
B.
RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah adalah
kumpulan beberapa pokok bahasan dalam sebuah makalah, maka dari itu berikut ini
adalah beberapa masalah yang akan dibahas.
1. Pengertian
Berita
2. Macam-macam
Berita
C.
MANFAAT
Adapun
manfaat dari makalah ini yaitu
1.
Pembaca
dapat mengetahui
pengertian dari berita
2.
Pembaca dapat mengetahui macam-macam berita
3. Pembaca dapat mengelompokkan berita berita
yang ada sesuai jenisnya
D.
TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Untuk
mengetahui apa itu berita
2. Untuk
mengetahui macam-macam berita
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Berita
Berita
ialah laporan terkini tentang fakta atau pendapat yang penting atau menarik
bagi khalayak dan disebarluaskan melalui media massa. Sebuah
contoh klasik, “seekor anjing
menggigit manusia, itu biasa, tetapi manusia menggigit seekor anjing itu, itu
baru berita.
Walaupun
contoh di atas terkesan mengada ada namun makna penting dari contoh di atas
ialah suatu fakta yang biasa-biasa saja atau sesuatu yang sudah lumrah terjadi kurang
menarik perhatian orang pembaca, penonton atau pendengar.
Ada
pula sebuah pernyataan sederhana yaitu, sebuah berita sudah pasti sebuah
informasi, tetapi sebuah informasi belum tentu sebuah berita. Hal itu karena
informasi baru dapat dikatakan berita apabila informasi itu memiliki
unsur-unsur yang mempunyai ‘Nilai Berita’ atau nilai jurnalistik dan
disebarluaskan kepada khalayak.
Sesungguhnya berita adalah hasil
rekonstruksi tertulis dari realitas sosial yang terdapat dalam kehidupan.
Itulah sebabnya ada orang yang beranggapan bahwa penulisan berita lebih
merupakan pekerjaan merekonstruksikan realitas sosial ketimbang gambaran dari
realitas itu sendiri.
W.J.S. Purwadarminta berpendapat bahwa berita adalah laporan tentang satu
kejadian yang terbaru. Berita juga
dapat didefinisikan sebagai informasi baru tentang kejadian yang baru, penting,
dan bermakna, yang berpengaruh pada para pendengarnya serta relevan dan layak
dinikmati oleh mereka (Helena, 2007: 25).
Sementara
itu menurut Masri (2008: 58), berita adalah:
1.
Suatu peristiwa
atau kejadian yang tidak lazim (luar biasa)
2.
Peristiwa yang
biasa, namun dilakukan atau dialami orang yang tidak biasa
3.
Suatu peristiwa yang
tampak paradoksal (bertentangan)
4.
Hal biasa, namun
tidak mencelikkan mata banyak orang
5.
Sesuatu yang
penting
6.
Sesuatu yang
genting
7.
Sesuatu yang
menyentak
8.
sesuatu yang
menyenangkan
9.
sesuatu yang
membahayakan
10. sesuatu tragedi yang menyentuh rasa kemanusiaan
11. dan lain-lain yang dianggap perlu diketahui, yang
menarik, dan berkaitan dengan kepentingan pembaca.
Jadi dapat dikatakan bahwa tidak
semua yang tertulis dalam surat kabar atau majalah bisa disebut sebagai berita.
Iklan dan resep masakan tidak bisa disebut berita, yang disebut berita adalah
laporan tentang sebuah peristiwa. Dengan perkataan lain, sebuah peristiwa tidak
akan pernah menjadi berita bila peristiwa tersebut tidak dilaporkan.
Dari beberapa definisi atau batasan tentang berita itu, pada prinsipnya ada
beberapa unsur penting yang harus diperhatikan dari definisi tersebut, yakni:
1.
Laporan
2.
Kejadian/peristiwa/pendapat
yang menarik dan penting
3.
Disajikan secepat mungkin (terikat oleh waktu)
B. Nilai Berita
(Ukuran Layak Berita)
Setiap
berita yang ada di hapadan seorang wartawan mempunyai kadar layak berita yang
berbeda, tergantung seberapa banyak dari syarat–syarat berikut ini yang bisa di
penuhi.
a. Arti penting, yaitu kejadian yang mempunyai
kemungkinan memengaruhi kehidupan orang banyak
b. Besarnya sesuatu atau kuantitas, yaitu, kejadian yang
menyangkut angka–angka yang berarti bagi kehidupan orang banyak, atau kejadian
yang dapat mempunyai akibat yang dapat di jumlahkan bentuk angka yang menarik
bagi pembaca.
c. Tepat waktu, yaitu yaitu yang menyangkut hal
-hal yang baru saja terjadi atau baru saja di temukan.
d. Kedekatan, yaitu kejadian dekat dengan pembaca, baik
dekat secara geografis maupun dekat secara emosional.
e. Ketenaran, yaitu kejadian yang menyangkut tokoh atau
hal – hal yang terkenal atau dikenal oleh pembaca (public figure)
f. Segi manusiawi (human
inters), yaitu kejadian yang menyentuh perasaan pembaca (mengharukan), atau kejadian yang menyangkut
orang biasa dan situasi luar biasa, atau orang besar (terkenal) dalam situasi
biasa.
g.
Objektif: berdasarkan fakta, tidak
memihak.
h.
Aktual: terbaru, belum “basi”.
i.
Luar biasa: besar, aneh, janggal, tidak
umum.
j.
Jarak:
familiaritas, kedekatan (geografis, kultural, psikologis).
Berdasarkan uraian tersebut, dapat
dikatakana bahwa nilai suatu berita di tentukan oleh beberapa komponen, yaitu
minat (self interest), uang (money), seks, pertentangan, (conflict), minat insane (human interst), ketegangan (suspense), kemashuran (fame), Keindahan (beauty), umur (age), dan kejahatan (crime).
C.
Bagian Berita
Secara umum, berita mempunyai
bagian-bagian dalam susunannya yaitu:
1. Headline.
Biasa disebut judul. Sering juga dilengkapi dengan anak judul. Ia berguna untuk: (1) menolong pembaca agar segera mengetahui peristiwa yang akan diberitakan; (2) menonjolkan satu berita dengan dukungan teknik grafika.
Biasa disebut judul. Sering juga dilengkapi dengan anak judul. Ia berguna untuk: (1) menolong pembaca agar segera mengetahui peristiwa yang akan diberitakan; (2) menonjolkan satu berita dengan dukungan teknik grafika.
2. Deadline.
Ada yang terdiri atas nama media massa, tempat kejadian dan tanggal kejadian. Ada pula yang terdiri atas nama media massa, tempat kejadian dan tanggal kejadian. Tujuannya adalah untuk menunjukkan tempat kejadian dan inisial media.
Ada yang terdiri atas nama media massa, tempat kejadian dan tanggal kejadian. Ada pula yang terdiri atas nama media massa, tempat kejadian dan tanggal kejadian. Tujuannya adalah untuk menunjukkan tempat kejadian dan inisial media.
3. Lead.
Lazim disebut teras berita. Biasanya ditulis pada paragraph pertama sebuah berita. Ia merupakan unsur yang paling penting dari sebuah berita, yang menentukan apakah isi berita akan dibaca atau tidak. Ia merupakan sari pati sebuah berita, yang melukiskan seluruh berita secara singkat.
Lazim disebut teras berita. Biasanya ditulis pada paragraph pertama sebuah berita. Ia merupakan unsur yang paling penting dari sebuah berita, yang menentukan apakah isi berita akan dibaca atau tidak. Ia merupakan sari pati sebuah berita, yang melukiskan seluruh berita secara singkat.
4. Body.
Atau tubuh berita. Isinya menceritakan peristiwa yang dilaporkan dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas. Dengan demikian body merupakan perkembangan berita.
Atau tubuh berita. Isinya menceritakan peristiwa yang dilaporkan dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas. Dengan demikian body merupakan perkembangan berita.
D.
Jenis Berita
Dalam
jurnalistik juga dikenal jenis berita menurut penyajiannya, yaitu:
1. Straight News (sering juga disebut hard news),
yakni laporan kejadian-kejadian terbaru yang mengandung unsur penting dan
menarik, tanpa mengandung pendapat-pendapat penulis berita. Straight news
harus ringkas, singkat dalam pelaporannya, namun tetap tidak mengabaikan kelengkapan data dan objektivitas.
2. Soft News (sering disebut juga feature),
yakni berita-berita yang menyangkut kemanusiaan serta menarik banyak orang
termasuk kisah-ksiah jenaka, lust (menyangkut nafsu birahi manusia), keanehan
(oddity).
3. Feature (berita kisah), yakni berita yang disajikan
dalam bentuk yang menarik, menggunakan pelacak latar belakang suatu peristiwa dan
dituturkan dengan gaya bahasa yang menyentuh perasaan.
4. Reportase, yakni Jenis laporan ini merupakan laporan kejadian (berdasarkan
pengamat dan sumber tulisan), serta mengutamakan rasa keingintahuan pembaca.
Berdasarkan
sifat kejadian. Terdapat empat jenis berita, yaitu:
· Berita yang sudah diduga akan terjadi. Misalnya: wawancara
seorang wartawan dengan Goenawan Mohamad yang tampil dalam sebuah seminar.
· Berita tentang peristiwa yang terjadi mendadak sontak.
Misalnya: peristiwa kebakaran kantor sentral telepon.
· Berita tentang gabungan peristiwa terduga dan tidak
terduga. Misalnya: peristiwa percobaan pembunuhan kepala negara pada acara
peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
(Basuki 1983:5).
Jenis-jenis berita yang dikenal di dunia
jurnalistik
1. Berita Lugas/berita langsung/hard news/stright news
Menurut
Deddy (2005: 40) hard news adalah
berita tentang peristiwa yang dianggap penting bagi masyarakat baik sebagai
individu, kelompok maupun organisasi. Berita tersebut misalnya tentang mulai
diberlakukannya sesuatu kebijakan baru pemerintah. Ini tentu saja menyangkut
hajat orang banyak sehingga orang ingin mengetahuinya. Karena itu harus segera
diberitakan
Jadi, maksud dari hard news atau berita langsung adalah
berita yang penulisanya lugas, langsung, apa perlunya (straig news, hard news, atau spot news ). Prinsip penulisanya adalah piramida terbalik. Mahksudnya, hal-hal
yang terpenting disajikan pada pokok berita ( lead ), sedangkan bagian
lainya pada bagian uraian (body)
dengan urutan makin lama makin kurang penting
Jenis berita yang terpusat pada peristiwa normalnya
berbentuk berita lugas (hard news/stright news). Dalam jurnalisme
laporan berita lugas mencoba untuk menyampaikan informasi berupa peristiwa
sebagaimana nampaknya. Seperti juga seorang yang menyampaikan pesan kepada
orang lain dengan bercerita, wartawan pun menyampaikan pesan dan gagasannya
kepada audience-nya dalam bentuk sebuah cerita yang mereka sebut “news
story”. Praktik jurnalisme yang menginformasikan (sesuatu yang penting) dan
jurnalisme yang menceritakan (sesuatu kisah yang menarik).
Jack Hart, dalam A Writer’s Coach, mengatakan
bahwa tujuan utama Anda adalah menyampaikan informasi, anda mungkin akan
menulis sebuah laporan. Sebuah laporan hanya mencatat penemuan-penemuan
penelitian seseorang. Laporan biasanya disusun menurut topik. Mereka memulai
dengan semacam pandangan umum (overview) yang kemudian dilanjutkan,
secara metodik, dengan topik A, topik B, dan seterusnya.
Pada awal laporan wartawan mulai dengan pernyataan
yang meringkas penemuan-penemuan meraka, yang dikenal sebagai lead
ringaksan – summary lead. Dari sini mereka langsung masuk dalam
paragaraf topik di bawahnya. Mereka kemudian menyusunnya dalam urutan
kepentingan yang makin menurun. Gaya ini disebut bottom line. Struktur
ini memudahkan bagi editor untuk memangkas dari dasar, sehingga bisa membuang
informasi yang tidak penting dahulu. Karena informasi yang paling penting
berada di atas dan menyempit ke bawah dimana terdapat informasi yang paling
tidak penting, maka wartawan menyebut bentuk laporan ini “piramida terbalik.”
Bentuk laporan ini sangat cocok untuk diterapkan pada
suatu peristiwa besar yang pecah, seperti pecah perang antara dua negara, bom
bunuh diri, gunung meletus, tsunami, pembunuhan, dan sebagainya. Wartawan ingin
secepatnya melaporkan ini kepada pembaca. Pada awal laporan sudah terdapat sari
atau inti (ringkasan) dari kejadian yang segera dapat ditangkap oleh pembaca.
Tinggal terserah kepada pembaca sejauh mana ia ingin membaca elaborasi detail
ke bawah. Dalam berita lugas ini tidak diterapkan naratif, tidak ada gaya
bercerita. Tujuan utamanya adalah untuk menarik perhatian pembaca secepatnya
pada berita tersebut.
Ada kalanya berita lugas ini berisi
kejadian-kejadian rutin seperti kegiatan pemerintah, politik, ekonomi,
pangadilan, dan lainnya, yang isinya tidak begitu menarik bagi pembaca. Berita
rutin yang disajikan setiap hari ini oleh pembaca sering disebut sebagai berita
yang membosankan – dull news.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Straight News merupakan berita langsung,
apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas. Sebagian besar halaman depan
surat kabar berisi berita jenis ini.
Yang termasuk jenis berita Straight News adalah Hard News: yakni berita
yang memiliki nilai lebih dari segi aktualitas dan kepentingan atau amat
penting segera diketahui pembaca. Berisi informasi peristiwa khusus (special
event) yang terjadi secara tiba-tiba.
Contohnya: 1998-2007 Bersama PKS Melayani
Bangsa
2.
Berita Ringan (soft news/berita halus)
Berita ringan
adalah berita yang tidak mengutamakan pentingnya kejadian atau hangatnya
berita, tetapi segi manusiawinya (human
inters). Human inters adalah kejadian yang
adapat memberikan sentuhan perasaaan bagi pembaca kejadian yang menyangkut
orang biasa atau orang besar dalam situasi biasa. Penulisannya menggunakan
susunan piramida tegak dan
biasanya kronologis.
Menurut Deddy (2005:
4), soft news (berita ringan)
seringkali juga disebut dengan feature
yaitu berita yang tidak terikat aktualitas namun memiliki daya tarik bagi
pembaca atau pemirsanya. Berita-berita semacam ini seringkali menitikberatkan
pada hal-hal yang dapat menakjubkan atau mengherankan pemirsa atau pembaca. Ia
juga dapat menimbulkan kekhawatiran bahkan ketakutan atau mungkin juga simpati,
misalnya tentang lahirnya hewan langka di kebun binatang, anjing menggigit
majikan, atau masyarakat kecil mendapat lotre milyaran rupiah
Berbeda dengan berita yang terpusat
pada peristiwa, jenis berita yang berdasarakan pada proses lazimnya berbentuk
berita halus atau soft news. Soft news sendiri adalah
pengembangan dari hard news. Berita-berita rutin yang bila dilihat
sepintas tidak menarik terkadang ada yang penting, atau setidaknya bisa
dikembangkan menjadi cerita yang menarik. Hal ini tergantung dari ketajaman
atau penciuman berita seorang wartawan atau editor. Misalnya penandatangan
perjanjian perdagangan antara dua negara. Kejadian formal yang berlangsung
beberapa menit ini mungkin tidak menarik. Tetapi bagi wartawan yang kreatif dan
skeptis ia bisa melihat hal menarik, misalnya dibelakang upacara formal
tersebut ada berbagai permasalahan yang terkait dengan hubungan perdagangan
antara kedua negara tersebut. Dia akan menggali hal-hal yang menarik yang bisa
disajikan lugas tetapi sudah diperhalus (soft news) dalam bentuk cerita.
Bila sebuah laporan (report) disusun terutama
untuk menyampaikan informasi, maka sebuah cerita (story) disusun
terutama untuk memproduksi pengalaman. Untuk alasan ini maka elemen struktur
dasarnya bukanlah topik, tetapi adegan (the scene). Anda akan menemukan
konstruksi paling murni pada naskah film yang secara eksplisit menyusun tulisan
dalam penggambaran action atau description of action.
Tujuan dari konstruksi berdasar adegan adalah untuk menarik pembaca ke dalam
cerita sehingga mereka bisa mengalami sendiri. Audience membaca jalan
cerita melalui serangkaian adegan untuk nilai hiburannya. Karena prosesnya
adalah melalui pengalaman (experience), maka bisa memiliki dampak
emosional yang sangat kuat pada pembacanya. Wartawan mengenal tulisan semacam
ini sebagai bentuk berita halus (soft news), yang menggunakan teknik
naratif untuk menghasilkan cerita yang dramatis.
Selain kedua bentuk dasar penulisan di atas, banyak
lahir bentuk hybrid dari para penulis yang imajinatif yang
mengeksplorasi pemutasian tanpa ada habisnya. Poin terpenting yaitu penulis
yang efektif akan berfikir dahulu tentang apa yang akan mereka tulis, dan kemudian
baru memilih bentuk yang paling cocok untuk tulisannya
itu.
Charnley memperjelas perbedaan antara berita yang
ditulis dengan cara matter – of – fact, secara faktual saja dengan
berita interpretatif. Ia menjelaskan jika berita interpretatif ditulis dengan
dibubuhi interpertasi di dalamnya seperti seorang analisis, maka dalam
reportase interpretatif seorang reporter tidak hanya menghitung tetapi mencoba
menjelaskan mengapa sesuatu itu terjadi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Soft News nilai beritanya
di bawah Hard News dan lebih merupakan berita pendukung.
3.
Berita Kisah (Feature)
Berita kisah
menggunakan pelacak latar belakang suatu peristiwa dan dituturkan dengan gaya
bahasa yang menyentuh perasaan, dengan penyajian yang indah dan menarik pembaca,
serta mengembangkan unsur-unsur menarik pada alur kisah (plot) sehingga tak
jarang muncul sudut pandang penulisnya sendiri.
4. Reportase
Jenis
laporan ini merupakan laporan kejadian (berdasarkan pengamat dan sumber tulisan),
serta mengutamakan rasa keingintahuan pembaca. Reportase diharapkan mampu memberikan
fakta, data, atau informasi selengkap-lengkapnya yang dicari dan dapat melalui
pengamat, wawancara, dan penelitian serta ditulis dengan gaya penulisan yang
luwes.
Gaya
penulisan reportase hampir sama
dengan berita kisah. Hanya saja dalam reportase, data sangat di tonjolkan,
bahkan dengan pengungkapan latar belakang masalah samapai ke pemikiran
berikutnya. Tugas reporter yaitu melakukan tugas reportase dan mengumpulkan
bahan–bahan sesuai dengan perencana
isi berita di koran atau
majalah (termasuk majalah dinding).
Salah satu contoh berita dalam jenis ropertase yang
menarik adalah berita eksklusif, artinya sesuai peristiwa yang jarang
terjadi. Jenis berita dapat juga dipilah–pilah berdasarkan segi
pembidangnya, yaitu berita politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan, atau dalam ragam
berita daerah atau lokal, nasional, regional, dan internasional.
Jenis-jenis
berita yang serupa dengan reportase adalah sebagai berikut.
a. Berita
Interpretatif
Dalam berita
interpretatif seorang wartawan harus berfikir layakanya ilmuan yang akan
meneliti sebuah permasalahan. Wartawan harus memiliki kesimpulan atau
kecurigaan awal tentang sebuah peristiwa. Kita mesti skeptis terhadap sebuah
peristiwa. Peristiwa pasti terkait dengan sesuatu yang lebih besar dan penting.
Dari kecurigaan tersebut wartawan mengumpulkan informasi sebagai bahan
pembuktian. Informasi tersebut adalah hasil wawancara dengan narasumber,
data-data, maupun pengamatan indrawi si wartawan. Setelah itu, informasi yang
terhimpun disusun dalam sebuah berita.
Jika informasi yang tersusun sejalan dengan kecurigaan
wartawan maka berarti interpretasinya terbukti.
Jika tidak terbukti maka pembuktian wartawan tersebut bisa menerangkan dan
memperjelas sebuah permasalahan. Layaknya penelitian ilmiah, dalam berita
interpretasi juga tidak dikenal salah atau benar. Tugas wartawan hanya menyajikan
infomasi, setelah itu pembacalah yang berhak untuk menyimpulkan. Untuk lebih
jelasnya anda perhatikan contoh berukut.
Berita interpretatif
menjelaskan fakta yang saling bertentangan. Sebagai contoh semisal pemerintah
berencana mengurangi subsidi bahan bakar dengan menaikan harganya sebesar 20%
bulan depan. Menurut nalar wajar tarif semua angkutan yang menggunakan bahan
bakar juga akan naik. Orang akan membatasi kegiatannya bepergian yang tidak
perlu. Apa pengaruhnya terhadap harga-harga produk yang mesin produksinya
menggunakan bahan bakar solar? Sudah tentu harga barang-barang produksi pabrik
juga akan mengalami kenaikan.
Tetapi bukti kenyataanya tidak demikian. Perusahaan
angkutan kota ditetapkan oleh para pemerintah daerah untuk tidak menaikkan tarif.
Alasannya, kenaikan harga bahan bakar ini tidak menyebabkan
perusahaan-perusahaan angkutan menderita kerugian dan karenanya tidak ada
alasan untuk menaikan jumlah setoran dari para pengemudi kendaraannya. Demikian
pula harga-harga produk buatan pabrik ternyata juga tidak mengalami kenaikan.
Bahkan, ada beberapa produk yang harganya turun.
Dihadapkan pada fakta-fakata yang saling bertentangan
ini, maka wartawan pun berada dalam posisi menulis sebuah berita interpretatif
yang memaparkan keadaan ini terhadap khalayak. Kenaikan harga bahan bakar
ternyata tidak berpengaruh terhadap barang-barang maupun tarif angkutan.
Mengapa kejadian itu seperti tidak diperkirakan?
Berdasarkan fakta-fakta yang berhasil dihimpun,
seorang wartawan harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul di
kepala setiap orang: Apa itu artinya reportase interpretatif juga seringakali
menjawab pertanyaan: Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Mungkin sang wartawan
terus juga menulis untuk menunjukan betapa perbaikan ekonomi dalam masyarakat
tidak terpengaruh oleh kenaikan bahan bakar minyak tersebut.
Sebagain besar berita interpretatif tampaknya memang
seperti penjelasan saja. Berita-berita interpretatif seakan-akan sederhana.
Padahal, reporternya sudah menghabiskan waktu berjam-jam untuk mempelajari dan
menganalisis sebelum ia menuliskannya dalam bentuk akhir. Sang reporter membuat
dua rancangan berita, konsep awal, dan revisi-revisinya ditulis kembali untuk
membuat interpretasinya itu mudah dimengerti.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Interpretative News
adalah berita yang dikembangkan dengan pendapat atau penelitian
penulisnya/reporter.
b. Berita Investigasi (Indept News)
Investigative reporting atau Investigasi News merupakan kegiatan
peliputan untuk mencari, menemukan, dan menyampaikan fakta-fakta adanya
pelanggaran, kesalahan, penyimpangan, atau kejhatan yang merugikan kepentingan
umum dan masyarakat.
“Investigative
reporting adalah pekerjaan membuka pintu dan mulut yang tertutup rapat,”
kata ahli komunikasi William Rivers.
Investigative
reporting atau berita investigasi bertujuan mulia, yaitu memenuhi hak masyarakat
untuk mengetahui (people right to know)
dari apa yang dirahasiakan oleh pihak-pihak lain yang merugikan kepentingan
umum.
Wartawan investigasi
dituntut agar mampu melihat celah pelanggaran, menelusurinya dengan energi
reportase yang besar, membuat hipotesis, menganalisis, dan pada akhirnya
menuliskan laporannya. Jurnalisme investigasi ada ketika terjadi penyimpangan
dalam suatu tatanan masyarakat. Pers punya peranan sangat penting untuk dapat
menginformasikan peristiwa yang menyimpang itu. Tidak berhenti sampai titik
ini, pers juga bisa melangkah jauh mengusut kesalahan, menemukan kebenaran, dan
mengadakan perubahan.
c.
Depth News (Berita
Mendalam)
Depth news disebut berita mendalam karena laporan
yang hendak diberitakannya memiliki nilai berita yang berat, baik dari segi
fakta, penggalian data, dan dampaknya kepada masyarakat umum. Disebut berita
mendalam, juga karena proses penggalian datanya memerlukan perencanaan,
persiapan matang, dan analisa yang mendalam. Ada beberapa karakter depth news,
yaitu:
1. Unsur berita
yang ditekankan adalah why (mengapa peristiwa terjadi) dan how ( bagaimana
peristiwa itu terjadi. Terkadang so what? (apa yang akan terjadi kemudian)
dipakai untuk mendekatkan berita pada kebenaran prediksi lebih lanjut dari
suatu peristiwa yang tengah terjadi.
2.
Deskripsi berita
analitis dan mengungkapkan banyak fakta penting sebagai pendukung.
3. Struktur berita
yang digunakan adalah balok tegak. Karenanya, di setiap bagian berita (dari
kepala berita, tubuh berita, hingga kaki berita) mengandung inti peristiwa. Sehingga,
membaca sebagian paragraf saja tidak
dapat memahami atau mendapatkan informasi secara utuh. Karenanya, seluruh
bagian berita depth news merupakan satu kesatuan utuh.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa depth news
adalah pelaporan jurnalistik yang bersifat mendalam, tajam, lengkap dan utuh
tentang suatu peristiwa fenomenal atau aktual.
Jenis-jenis berita lainnya:
·
Opinion news, yaitu berita tentang pendapat seseorang terhadap peristiwa yang sedang terjadi,
biasanya pendapat para cendekiawan, sarjana, ahli, atau pejabat, mengenai suatu
hal, peristiwa, kondisi poleksosbudhankam, dan sebagainya. Contoh berita Opinion news: PKS Protes Besaran Kenaikan BBM
·
Process – Centered News
Berita ini merupakan jenis berita yang berdasarkan
pada proses (process – centered news) yang disajikan dengan interpretasi
tentang kondisi dan situasi dalam masyarakat yang dihubungkan dalam konteks
yang luas dan melampaui waktu. Berita semacam ini muncul di halaman opini
berupa editorial, artikel, dan surat pembaca. Sedang di halaman lain berupa
komentar, laporan khusus, atau tulisan feature lainnya seperti banyak
dimuat di koran minggu. Meski, kali ini kita fokuskan terlebih dahulu pada
pembahasan laporan khusus yang berbentuk interpretatif.
Editor kerap menugaskan
wartawan untuk membedah suatu masalah dan menyajikannya dengan
penjelasan-penjelasan yang berada di bawah permukaan – beneath-the surface –
peristiwa itu sendiri. Dalam liputan yang berdasarkan proses ini,
diharapkan wartawan tidak jatuh ke dalam jebakan peristiwa – event trap.
Ia tidak menunggu sampai peristiwa itu “pecah”. Konsep tersebutlah yang
mendasari process – centered news.
Tidak jauh berbeda dari jenis-jenis berita di atas, Masduki (2004: 16)
menyatakan bahwa ada dua jenis berita, yaitu:
1.
Berita Tulis
Berita
tulis adalah berita radio yang telah di tulis ulang dan melalui proses
penyuntingan dari sumber aslinya, baik berupa hasil reportase maupun kutipan
dari media massa lain sebelum diudarakan oleh penyiar. Bentuk berita ini sering
disebut dengan ad Libs (ad Libitum) sebab penyampain laporan itu
menghendaki adanya penuturan secara bebas, spontan, improvisasi tinggi tanpa
mengurangi substansi informasi yang disampaikan. Beberapa istilah lain untuk
berita tulis yaitu:
a.
Spot news,
berita pendek yang memberikan informasi kejadian secara cepat.
b.
Spot press atau news break, yang disajikan setiap jam bahkan 15 menit.
Kedua jenis
berita di atas lebih dikenal dalam jurnalisme televisi.
2.
Berita Sisipan
Berita
sisipan yaitu berita yang menyertakan sisipan pernyataan asli narasumber (actuality voice) di sela-sela teks yang
disampaikan penyair atau reporter.
E.
Contoh-contoh
berita
1. stright news/ berita
langsung
EVAKUASI
TERHAMBAT MEDAN
BANDUNG, KOMPAS – Evakuasi
korban tanah longsor di Perkebunan Teh Dewata, Desa Tenjolaya, Kecamatan
Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, terhambat medan berat berupa jalan
menanjak berliku-liku dan berbatu.
Pukul 16.00, Rabu (24/2),
evakuasi terpaksa dihentikan karena khawatir longsor susulan akan terjadi
setelah hujan deras kembali mengguyur kawasan perkebunan tersebut.
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Berita Ringan (soft
news/berita halus)
Bello Maasaba, pria asal Nigeria, menjadikan menikah
sebagai pekerjaan tetapnya. Pria berusio 87 tahun itu memiliki 107 istri. Hampir setiap
tahun, pria tersebut melangsungkan pernikahan. Dari 107 istrinya itu, dia
mendapatkon 185 anak. Motivasi Bello menikah dengan banyak perempuan itu bukan
dilandasi hasrat seksual atau menambah keturunan, tapi dari tuhan.peria yang
bekerja sebagai tabib di negeria itu mengaku bahwa setiap ia akan menikah,
sebelumnya mendapat semacam wahyu dari tuhan. (“tunggu dulu’. Pikiran rakyat
2011).
3.
Berita Feature
SI MATA BIRU
Oleh : Herman RN
“Jika jalan-jalan ke Aceh
Barat, jangan lupa singgah sejenak di Lamno Jaya. Di sana dapat kita lihat dara
Portugis, si dara Barat yang biru mata.”Kurang lebih seperti itu terjemahan
sebait lagu Sabirin Lamno yang diberinya judul Dara Portugis. Lagu itu
dikumpulkan dalam sebuah kaset yang diluncurkan oleh Kasgarecord. Oleh karena
lagu itu pula, keberadaan dara Portugis di Lamno, Aceh Jaya (dulu masih
bergabung dengan Aceh Besar) menjadi makin populer, baik di masyarakat Aceh
maupun Indonesia. Bahkan, orang asing yang datang pascatsunami ke Aceh juga
bertanya tentang keberadaan keturunan Eropa itu di Aceh Jaya. Apalagi, setelah
mengetahui Aceh Jaya adalah daerah terparah kena imbas ie beuna atau
tsunami.
Sebelum menelusuri lebih lanjut jejak
si mata biru, kita mengingat dulu sejarah Aceh. Seperti halnya bangsa lain yang
mendatangi Aceh, Portugis bertujuan menjalin kerja sama di bidang
rempah-rempah. Ketika itu Aceh memang terkenal dengan kekayaan
rempah-rempahnya. Namun, lambat-laun negeri berjulukan ‘Seramoe Makkah’ ini
jadi jajahan. Lantas, apa yang dapat kita petik dari peninggalan sejarah
jajahan tersebut setelah Aceh merdeka?
Sebelum sampai ke jawaban pertanyaan
itu, tanpa bermaksud mengungkit perih, duka-lara, dan dendam yang
tercerabut-berpagut hingga kini, saya mencoba memaparkan sebuah sifat keacehan
yang dimiliki orang Aceh hingga kini. Karakteristik keacehan itu kerap
disematkan pada narit maja Aceh. Salah satunya, sipeut ureueng Aceh hanjeut
teupeh. Meunyo teupèh, bu leubèh hana meuteumè rasa; meunyo hana teupèh, padé
bijèh jeut tarasa. Apabila di-Indonesiakan, lebih kurang memiliki makna
orang Aceh tidak boleh disinggung (hatinya). Kalau tersinggung, nasi basi pun
tak diberikan; kalau tidak disinggung, bibit padi pun boleh dimakan.
Mungkin, karena sifat itulah, orang
Aceh gampang dijajah, karena orang Aceh begitu mudah akrab dengan orang asing
saat hatinya sudah disentuh lembut. Bermula menyentuh dengan sangat lembut hati
orang Aceh, bangsa-bangsa pendatang mencoba menjalin ikatan kerja sama
perdagangan dengan bangsa Aceh. Kemudian, orang Aceh yang sudah tersentuh
hatinya, dengan gampang dan gamblang menyerahkan yang dia punya kepada bangsa
pendatang tadi. Saat itu, tanpa disadari Aceh telah dijajah. Maka, ketika telah
sadar dirinya dijajah, orang Aceh yang lebih senang menyebut dirinya ureung
Aceh akan bangkit dengan segala daya dan upaya. Saat seperti inilah,
keacehan itu timbul kembali, yakni daripada hidup di bawah kaki penjajah-meski
diberi pangkat dan harta berlimpah-lebih baik mati bersimbah darah atau mati
berkalang tanah. Hal ini juga dinukilkan dalam narit maja Aceh: daripada
juléng göt buta; daripada capiek göt patah, daripada singèt göt rhô meubalék (daripada
juling lebih baik buta, daripada pincang lebih baik patah, daripada miring
lebih baik tumpah semua). Yang lebih tegas lagi, daripada na göt hana (daripada
ada, lebih baik tidak ada). Maka dari itu, perjuangan dengan gencar melawan
penjajah dilakukan ureueng Aceh hingga akhirnya penjajah lari pulang
tunggang-langgang ke asalnya, mengakui keperkasaan Aceh. Lantas, setelah
penjajah itu pulang ke asalnya, apa yang tersisa dari sebuah peninggalannya?
Sebut saja salah satu penjajah Aceh
adalah bangsa Portugis. Menurut catatan sejarah, bangsa Eropa itu menjajah Aceh
terutama di pantai barat Aceh, tepatnya Lamno.
Seperti bangsa Eropa penjajah lainnya
(Belanda dan Inggris), Portugis juga memainkan taktiknya dengan mencoba merebut
hati orang Aceh. Pembauran kedua etnis ini pun terjadi. Orang Aceh ada yang
dinikahi oleh orang Portugis, lalu mempunyai keturunan. Setelah Portugis
berhasil dikalahkan Aceh hingga kembali ke asalnya, yakni Eropa, keturunan
Portugis itu ada yang tertinggal di Aceh. Kendati ada orang Aceh yang dinikahi
oleh bangsa Barat itu atas nama cinta, istri dan keturunannya tetap
ditinggalkan di Aceh. Peninggalan inilah yang membuat Lamno atau disebut juga
dengan Nanggroe Daya, terkenal dengan si mata biru atau dara Portugis. Tak
ayal, sebagian orang berpendapat, jika ingin melihat bangsa Barat turunan,
datang saja ke Lamno, di samping ada pantai dan pemandangan yang indah di situ.
Umumnya, orang-orang mata biru ini
sangat mirip dengan orang Eropa. Bukan hanya matanya yang biru, kulitnya juga
putih serupa kulit orang Barat.
Seiring waktu yang terus berjalan,
perkawinan antarsuku semakin meluas. Keturunan si mata biru pun menikah dengan
orang Aceh dari daerah lain dan mungkin dengan bukan orang Aceh. Pertanyaannya
sekarang, masihkah ada keturunan Portugis tersebut di Aceh?
Beberapa waktu lalu, saya dan teman
saya, Erwin, pergi ke Lamno, ke tempat keturunan Portugis itu menetap. Di sana,
saya mencoba mengamati sekeliling, baik orang yang melintas maupun yang duduk
di rumah atau di warung kopi. Heran! Tiga puluh menit menelusuri Lamno, belum
saya temukan juga si mata biru.
Imeum mukim Lamno, Teungku Tantawi,
yang saya temui di sebuah warung kopi, menunjuk sebuah rumah. “Rumah itu ada
mata birunya,” kata Tantawi.
Saya menoleh ke arah yang ditunjuk. Di
serambi depan rumah itu terlihat empat orang anak kecil. Kalau boleh ditaksir,
usia mereka masih Balita (di bawah lima tahun). “Lihat saja keempat anak itu.
Yang nomor dua dan nomor tiga berkulit putih, rambutnya juga seperti bule.
Matanya biru. Sementara anak tertua dan terbungsu, persis seperti keturunan
Aceh asli kan?” tutur Tantawi.
Menurut lelaki 70 tahun itu, keturunan
mata biru di Lamno banyak hilang saat musibah tsunami. Pasalnya, tempat tinggal
mereka persis di tepi laut. Di samping itu, perkawinan antara keturunan mata
biru dengan orang-orang pendatang semisal orang Aceh dari daerah lain, juga
menjadi salah satu penyebab keturunan Portugis ini berkurang.
Tempat-tempat yang banyak dihuni
komunitas mata biru, seperti daerah Kuala Onga, Kuala Daya, Lambeuso, dan
Keuluang, merupakan tempat yang disebutkan oleh Tantawi sebagai kawasan imbas
tsunami paling parah.
“Nyan ke nyan nyang tinggai, ka
hana asli lé. Kadang-kadang na aneuk mata biru, ôkjih itam. Leuh nyan, na cit
nyang hi ureueng Aceh mamandum rupajih (Itulah yang tersisa, sudah tidak
asli lagi. Terkadang ada anak yang matanya biru, rambutnya hitam, ada pula yang
mirip orang Aceh semua wajahnya),” katanya.
“Saya ingat, ada satu orang yang
tinggal di Minisaweu. Di sana ada seorang lelaki tua yang kerap disapa Haji
Tet, satu lagi di Lamme. Hanya itu yang tersisa. Ya, itu yang saya ketahui,”
ujar Tantawi. “Lainnya, habis diambil tsunami.”
Hampir senada dengan Tantawi, camat
Lamno, Jaddal Husaini, menuturkan bahwa keturunan bangsa Eropa itu sebelum
tsunami dapat ditemui di beberapa wilayah, yakni desa Lambeuso, Alue Mie, Jeumarem,
Janggot, Ujong Uloh, Kuala Ongan, dan Mukhan. Namun, setelah tsunami, kata
Jaddal, keturunan itu mulai sulit ditemukan. Kendati demikian, katanya, pihak
kecamatan tidak tinggal diam demi menjaga dan melindungi mereka. Jaddal mulai
melakukan pendataan penduduk pascatsunami. Hanya saja, menurut Husaini, sulit
melakukan pendataan terhadap si mata biru.
“Masalahnya adalah ketika kita masuk
ke kampung-kampung tempat keturunan Portugis itu, mereka lari. Entah mengapa
mereka selalu menghindar saat hendak didata,” tutur Husaini, setengah bertanya.
Selepas berbincang-bincang dengan
Jaddal, saya dan Erwin kembali melanjutkan perjalanan. Matahari nyaris tepat di
atas kepala kala itu.
Kami menyusuri jalan setapak dengan
berjalan kaki. Dari kejauhan terlihat sebuah jambô (gubuk). Kami
mendekatinya. Jambo itu berarsitek kayu, beratap daun rumbia. Dindingnya hanya
setinggi lutut. Tak ayal, menikmati secangkir kopi Aceh sembari dibelai semilir
dari lautan pantai Barat menjadi sebuah kenyamanan, apalagi di hari terik.
Di warung kopi kecil itu ada sekitar
delapan orang, tiga di antaranya saya taksir sudah uzur. Kepada bapak-bapak itu
saya bertanya tentang keberadaan si mata biru. Jawabannya persis sama seperti
apa yang sudah dikatakan imeum mukim dan camat. “Kurang tahu, nyaris hilang
setelah tsunami,” itulah jawaban mereka.
Saat kami sedang asyik menikmati angin
lembut siang itu sambil berbincang ringan, dari kejauhan terlihat seorang
lelaki jangkung mendekat.
“Sama dia saja kalian tanya kalau
memang mau mendapatkan informasi lebih banyak tentang keturunan Portugis,” kata
Saleh, salah seorang pengunjung warung tersebut.
Saya memperhatikan dengan seksama
lelaki yang ditunjuk Saleh. Semakin lama, lelaki itu semakin mendekat. Agaknya
dia juga hendak singgah di warung ini.
Dia kemudian duduk dengan menghadap ke
arah laut. Namanya Jamaluddin. Dia mengatakan memiliki tinggi badan 185
sentimeter. Umurnya belum terlalu tua, “Baru empat puluhan,” katanya, sembari
tersenyum.
Bagian hitam matanya terlihat
kebiru-biruan, sedangkan yang bagian putihnya terlihat agak coklat. Sekilas dia
seperti Jose Maurinho, mantan Manajer Klub kaya di Inggris, Chelsea. Sungguh,
kulitnya yang putih kemerah-merahan memperlihatkan dengan jelas bulu-bulu di
tangan Jamaluddin. Entah karena kulitnya yang putih itu, dia disapa akrab
dengan sebutan “Bang Puteh”.
Bang Puteh adalah salah seorang
keturunan Portugis. Kendati dia merupakan keturunan bangsa Eropa itu, dia
mengaku tidak tahu benar tentang silsilah keluarganya. Dia juga tak hapal
kebiasaan Portugis.
“Saya hanya memegang adat-istiadat
Aceh sebagai pegangan saya di sini,” ucapnya.
Bang Puteh juga mengatakan bahwa tidak
semua anaknya memiliki ciri sama. Kata dia, dua mirip orang Aceh asli, dua di
antaranya mirip bangsa Portugis.
“Hal ini sama saja dengan empat orang
anak yang kalian katakan sudah melihatnya di Desa Leupe. Anak saya, Rauzatul
Jannah, enam tahun, dan Nurul Khamiran yang masih 2,5 tahun, sangat mirip
dengan orang Barat. Tapi, dua lagi, yang tertuanya, sangat kental dengan
karakter orang Aceh pada umumnya,” ujar Bang Puteh.
Dari Bang Puteh, saya mengetahui bahwa
keturunan Portugis yang lari saat didata seperti kata camat tadi sebenarnya
bukan karena takut. “Mereka hanya malu. Masalah malu, tidak jelas, apakah
karena mereka tidak mirip dengan orang Aceh kebanyakan atau karena apa,” kata
Bang Puteh, menggeleng-gelengkan kepalanya.
Saya teringat komentar seorang
mahasiswa di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala,
yang saya jumpai belum lama ini. “Orang-orang keturunan Portugis itu terkesan
hanya mau bergaul dengan dia dia aja. Itu makanya susah menelusuri
tentang mereka,” kata Farah Fitriah, mahasiswa angkatan 2006 di Jurusan Bahasa
Indonesia itu, saat saya tanya tentang mata biru di kampungnya.
Lain Farah, lain pula pendapat Teungku
M. Yahya Wahab. Dia adalah salah seorang Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Aceh Jaya. Saya bertemu dengan Yahya saat dia mengunjungi pengungsi koran
tsunami di Lamno tahun 2005 lalu. Yahya juga asal Lamno.
“Dara Portugis di Lamno pada umumnya berparas
cantik. Namun, mereka pemalu. Jika bertemu dengan orang di luar komunitas
mereka, apalagi yang belum mereka kenal sama sekali, mereka cenderung
sembunyi.”
Menurut Yahya, karena sifat pemalu itulah membuat
mereka terkesan eksklusif. Hal ini pula, kata dia, yang menyebabkan komunitas
Portugis di Lamno itu lebih senang menikah dengan sesama komunitas mereka.
“Namun, belakangan sudah ada juga di antara mereka yang mau dipersunting orang
luar,” lanjut Yahya.***. *)
4.
Berita Reportase: Berita Ekonomi
Pasar
Tradisional Vs. Pasar Modern
Liputan.com, Jakarta: seratusan pedagang pasar tradisional Ciledug
berunjuk rasa manolak keberadaan carrefour
di kawasan pasar tradisional Ciledug, Kabupaten Tangerang, Banten.
Alasannya, keberadaan carrefour
akan mematikan omset mereka. Para pedagang menuding pemerintah daerah
setempat telah mengkhianati padagang tradisional dengan menerbitkan surat izin
pengoperasian Carrefour Ciledug.
Menurut para pedagang, jarak pasar tradisional dengan Carrefour kurang dari 20 m sehingga mengancam omset pedagang. Unjuk
rasa ratusan pedagang tradisional pasar Ciledug ini mendapat pengamanan ketat
dari aparat kepolisian dan Satuan Keamanan Central Bisnis Dagang Ciledug.
Akibat aksi ini lalu lintas di Jalan Hos Cokroaminato Ciledug sempat macet
total (Jum/Tim Liputan 6 SCTV).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berita ialah laporan terkini tentang
fakta atau pendapat yang penting atau menarik bagi khalayak dan disebarluaskan
melalui media massa.Waktu sangat berarti atau sangat diperlukan dalam proses
penyebaran atau penyampaian berita.Selain waktu Kejadian atau peristiwa yang
menarik juga sangat berita untuk menarik perhatian khalayak ramai untuk
mengetahui tentang berita tersebut.Dan terakhir laporan maksudnya disini
bagaimana cara penyampain atau menampilkan berita tersebut kepada khalayk ramai
untuk menarik ketertarikan khalayak pada berita tersebut.
Dalam jurnalistik juga dikenal jenis
berita menurut penyajiannya, yaitu:
1. Straight News (sering juga disebut hard news),
yakni laporan kejadian-kejadian terbaru yang mengandung unsur penting dan
menarik, tanpa mengandung pendapat-pendapat penulis berita
2. Soft News (sering disebut juga feature),
yakni berita-berita yang menyangkut kemanusiaan serta menarik banyak orang
termasuk kisah-ksiah jenaka, lust (menyangkut nafsu birahi manusia), keanehan (oddity).
3. Feature (berita kisah), yakni berita yang disajikan
dalam bentuk yang menarik, menggunakan pelacak latar belakang suatu peristiwa dan
dituturkan dengan gaya bahasa yang menyentuh perasaan.
4. Reportase, yakni Jenis laporan ini merupakan laporan kejadian (berdasarkan
pengamat dan sumber tulisan), serta mengutamakan rasa keingintahuan pembaca.
0 komentar:
Posting Komentar