Perhatian Prioritas Utama
Semua orang tua tentu ingin melihat
anak-anaknya bermasa depan sukses. Berbagai cara dan usaha dilakukan agar
generasi-generasi penerus keluarganya berkehidupan layak bahkan lebih dari
layak. Layak menjadi “orang” di masa yang akan datang. Namun sudah tepatkah
para orang tua menerapkan cara untuk mendidik anaknya menuju jalan kesuksesan?
Lain orang, lain pula akal pikirannya.
Lain orang tua, tentu lain pula cara mendidik anak-anaknya. Meskipun para orang
tua memiliki metode yang berbeda dalam mendidik anak-anaknya, tetapi tujuan
mereka tentulah sama, yaitu mendidik generasinya agar menjadi generasi yang
terbaik dari yang terbaik. Namun terkadang orang tua memilih cara yang salah
dalam mendidik anak-anaknya. Tanpa mereka sadari kesalahan kecil itu akan menimbulkan
akibat yang fatal bagi kehidupan buah hatinya. Contohnya saja orang tua yang
memiliki kesibukan yang padat, bahkan mugkin lebih padat dari jalan-jalan raya
Jakarta yang selalu mengalami kemacetan. Uang mereka berhamburan, harta mereka
melimpah, semua kebutuhan hidup anaknya secara fisik terpenuhi, tetapi satu
keinginan anaknya yang tidak terpenuhi, yaitu perhatian.
Perhatian merupakan satu kata yang
penuh arti bagi kehidupan, atau dapat pula dikatakan sebagai kebutuhan hidup
manusia. Seseorang yang tidak mendapatkan perhatian akan mengalami masalah
bahkan membuat masalah. Orang tua yang hanya disibukkan dengan job-job duniawi akan sulit untuk
mendidik anak-anaknya secara layak. Tidak ada waktu untuk mereka berkomunikasi
dengan anak-anaknya. Namun masalah ini sebagian besar terjadi di kota-kota
metropolitan. Nah, sekarang mari kita tinjau masalah yang serupa dengan ini
yang terjadi di tanah kelahiran kita, tanah rencong.
Aceh khususnya Banda Aceh bukanlah kota
metropolitan, tetapi para orang tua di Aceh tidak kalah sibuknya dengan
orang-orang kota metropolitan. Sebagai contoh orang yang berprofesi sebagai
PNS. Mereka kerja dari pagi pukul 08.00, istirahat sekitar pukul 12.00, lalu
kembali bekerja hingga petang menjelang (itu bagi PNS yang disiplin, karena ada
sebagian PNS yang hanya datang ke kantor untuk sekedar absen). Mereka hanya
dapat berkumpul dengan keluarga pada malam hari, dan saat itu pun mereka telah
kelelahan sehingga hanya berbaring atau bermalas-malasan di rumah. Mereka tidak
sempat mengontrol bahkan menanyakan bagaimana hari-hari yang dijalani anak-anak
mereka, tidak menanyakan bagaimana hasil belajar anaknya di sekolah, apa yang
terjadi di sekolah, kesulitan-kesulitan apa yang anaknya hadapi di sekolah. Seorang
anak akan menjadi semakin tertutup jika orang tua tidak mulai membuka hatinya
untuk selalu terbuka pada anak. Anak yang menyimpan sendiri masalah-masalahnya
akan mempengaruhi psikologisnya. Anak yang kurang mendapatkan perhatian dari
keluarganya akan mencari perhatian lain di lingkungan luar dengan cara yang
cenderung ke arah negatif, seperti mengganggu teman-temannya di sekolah,
membuat keributan saat sedang belajar di luar rumah, membuat masalah di
sekolah, dan lain sebagainya. Dengan tidak mendapatkan perhatian dari keluarga,
anak juga akan kurang atau bahkan tidak memiliki moral dan etika yang baik.
Memang di sekolah anak juga dididik agar menjadi anak yang bermoral, tetapi itu
bisa saja tidak mempengaruhi jiwa anak jika dalam lingkungan keluarga dan
pergaulannya tidak diintegrasikan nilai-nilai luhur dalam kehidupan.
Anak membutuhkan perhatian lebih dari orang tuanya. Mereka ingin dipuji, disanjung, diberi semanagat. Orang tua yang baik adalah orang tua yang selalu ada disisi anaknya ketika anaknya membutuhkan kehangatan kasih sayangnya. Orang tua berperan sebagai pendidik jika berada di depan anaknya, sebagai motivator saat berada di belakangnya, dan sebagai teman yang selalu merangkulnya di saat ia mulai kehilangan arah ketika berada di sampingnya.
Anak membutuhkan perhatian lebih dari orang tuanya. Mereka ingin dipuji, disanjung, diberi semanagat. Orang tua yang baik adalah orang tua yang selalu ada disisi anaknya ketika anaknya membutuhkan kehangatan kasih sayangnya. Orang tua berperan sebagai pendidik jika berada di depan anaknya, sebagai motivator saat berada di belakangnya, dan sebagai teman yang selalu merangkulnya di saat ia mulai kehilangan arah ketika berada di sampingnya.
Orang
tua adalah motivator, penyemangat, pengarah. Orang tua bagaikan akar pohon yang
dapat membantu kehidupan bagian-bagian terkecilnya. Melalui akar, mineral dan
berbagai kandungan yang dibutuhkan pohon tersalurkan dengan baik, begitu juga
dengan orang tua, melalui orang tualah berbagai pendidikan dapat tersalurkan
kepada anak dengan baik. Anak merupakan preoritas utama yang dididik dan
diajarkan sehingga menjadi generasi penerus yang berilmu dan bermoral.
Tara Astika
Mahasiswa Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
0 komentar:
Posting Komentar