Selasa, 28 Mei 2013

Organisasi Pendidikan



Makalah Manajemen Pendidikan

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1               Latar Belakang

Manusia sebagai mahluk yang pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnya atau sebagai mahluk yang suka bermasyarakat karena sifatnya yang suka bergaul satu sama lain, maka manusia disebut sebagai mahluk sosial. Individu-individu tersebut bersatu menjadi sebuah perkumpulan, Perkumpulan tersebut terbentuk dari satuan terkecil kelompok masyarakat yang lama kelamaan tumbuh dan berkembang menjadi satuan terbesar dalam masyarakat. Sebuah perkumpulan dalam masyarakat tersebut terjadi ketika individu satu samalainnya memiliki kesepahaman yang sama akan satu pandangan. Salah satu contoh dari perkumpulan tersebut adalah organisasi. Perkumpulan itu disebut organisasi karena sebagai suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk  tujuan yang bersama.
Manusia adalah makhluk organisasional, karena sejak lahir manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Organisasi bukan merupakan tujuan, tetapi organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan. Organisasi merupakan sebuah wadah dimana orang berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama. Pemahaman organisasi ini menunjukkan bahwa dimanapun dan kapanpun manusia berada muncul organisasi. Maka dari itu manusia tidak dapat terpisahkan dengan organisasi dalam kehidupannya.

2.1                       Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1.              Menjelaskan pengertian organisasi.
2.              Menguraikan materi-materi yang berhubungan dengan organisasi pendidikan.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Pengertian Organisasi
Organisasi didefinisikan secara beragam oleh beberapa ahli. Variasi definisi didasarkan atas sudut pandang dan waktu ahli ketika mendefinisikan. Perkembangan organisasi sederhana mengarah pada pola organisasi yang komplek yang dicirikan oleh koneksitas organisasi yang tidak terbatas antara unit-unit organisasi dengan lingkungannya. Gibsonivancevic (1996) mendefinisikan organisasi sebagai “wadah yang memungkinkan masyarakat untuk meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri”. Definisi ini lebih menekankan pada upaya peningkatan pencapaian tujuan bersama secara efektif dan efisien melalui kordinasi antar unit organisasi. Definisi lain mengenai organisasi dikemukakan oleh Sutisna (1993:205) “organisasi yakni mekanisme yang mempersatukan kegiatan-kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan”. Definisi ini menekankan mekanisme kerja dalam organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.

2.2              Unsur-Unsur Organisasi
Menurut Hasibuan (2001:27), organisasi terdiri dari unsur-unsur:
a.        => Manusia (human factor), artinya organisasi baru ada jika ada unsur manusia yang bekerja sama, ada pemimpin dan ada yang dipimpin (bawahan).
b.           =>Tempat kedudukan, artinya organisasi baru ada, jika ada tempat kedudukannva.
c.           =>Tujuan, artinya organisasi baru ada jika ada tujuan yang ingin dicapai.
       => Pekerjaan, artinya organisasi baru ada, jika ada pekerjaan yang akan dikerjakan serta adanya pembagian pekerjaan.
e.        => Struktur, artinya organisasi baru ada, jika ada hubungan dan kerja sama antara manusia yang satu dengan yang lainnva.
f.             => Teknologi, artinya organisasi baru ada, jika terdapat unsur teknis. 
g.        => Lingkungan (Environment External social system), artinya organisasi baru ada, jika ada lingkungan yang saling mempengaruhi misalnya ada sistem kerja sama sosial.

2.3              Aspek-Aspek Organisasi
Aspek-aspek organisasi adalah komponen-komponen yang harus ada dalam organisasi. Keberadaan komponen ini menjadi pilar dari suatu organisasi. Artinya, jika salah satu komponen tidak berfungsi, maka organisasi akan berjalan pincang bahkan sama sekali tidak berjalan atau dalam pandangan sistem organisasi mengalami entrophy, yaitu dimana kondisi organisasi dalam keadaan hancur.
Keberadaan organisasi tidak terlepas dari 4 komponen, yaitu mission (misi), goals (tujuan), objectives (sasaran),dan behavior (perilaku). Mission adalah alasan utama keberadaan suatu organisasi. Goals adalah tujuan umum atau tujuan divisi-divisi fungsional organisasi yang dihubungkan dengan stake holder organisasi. Objectives adalah sasaran/ hasil yang spesifik, terukur dan terkait dengan tujuan. Behaviors mengacu pada produktivitas dari tugas-tugas rutin pegawai.

2.4              Prinsip Umum Organisasi Pendidikan
Sebuah organisasi harus mempunyai prinsip, begitu pula dengan organisasi pendidikan. Dalam organisasi pendidikan terdapat dua prinsip umum, yaitu:
a.            Organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas dan kesamaan pandangan seluruh personal yang terlibat di dalamnya.
b.    Organisasi harus mempunyai pimpinan yang mampu mengarahkan para anggotanya dan mendelegasikan tugas, wewenang, dan tanggung jawab kepada mereka sesuai dengan bakat, pengetahuan dan kemampuan mereka.

2.5              Jenis-Jenis Organisasi
Organisasi pendidikan terdiri dari dua jenis, yaitu:
a.                             Organisasi Formal.
Organisasi formal adalah organisasi yang dicirikan oleh struktur organisasi. Keberadaan struktur organisasi menjadi pembeda utama antara organisasi formal dan informal. Struktur dalam organisasi formal dimaksudkan untuk menyediakan penugasan kewajiban dan tanggung jawab kepada personil, serta untuk membangun hubungan tertentu di antara orang-orang pada berbagai kedudukan (Sutisna, 1993:207). Sekolah dasar merupakan contoh sebuah organisasi formal.
b.                  Organisasi Informal
Interaksi antara orang dalam organisasi formal pasti akan menghasilkan sebuah perkembangan hubungan yang tidak saja hubungan struktural, terlebih pada organisasi persekolahan, dimana kekeluargaan menjadi salah satu landasan perilakunya. Perkembangan hubungan dari interaksi orang dalam organisasi ini akan mengikat secara kuat sentiment dan komitmen setiap orang, sehingga muncul empati dan simpati satu sama lain. Hubungan inilah yang terus tumbuh selama organisasi formal itu ada yang dinamakan organisasi informal. Hubungan interaksi ini tidak berstruktur sebagaimana struktur organisasi formal.
Organisasi informal dapat dilihat dari 3 karakteristik, yaitu norma prilaku, tekanan untuk menyesuaikan diri, dan kepemimpinan. Norma prilaku adalah standar  prilaku yang diharapkan menjadi prilaku bersama yang ditetapkan oleh kelompok dalam kesepakatan sosial, sehingga sangsinyapun sangsi sosial. Tekanan untuk menyesuaikan diri akan muncul apabila seseorang akan bergabung dengan suatu kelompok informal. Menggabungkan diri dengan suatu kelompok tidak sekedar menggabungkan diri secara fisik dalam kumpulan, tetapi melibatkan sosio-emosional individu-individu dalam organisasi informal tersebut. Kepemimpinan informal dalam organisasi informal menjadi salah satu komponen kuat yang



mempengaruhi anggota di dalam organisasi. Pemimpin informal muncul dari kelompok dan membimbing serta mengarahkan melalui persuasi.
              
2.6              Adaptasi Organisasi Terhadap Lingkungan         
Organisasi mempunyai ketergantungan ganda terhadap lingkungannya. Satu sisi organisasi memproduksi produk dan jasa yang merupakan output, sedangkan sisi lain organisasi mendapatkan input dari lingkungannya. Posisi organisasi menjadi berbahaya jika pertukaran input dan output menjadi tidak seimbang. Dalam hubungan dengan lingkungan, selain beradaptasi organisasi juga berusaha untuk menguasai ataupun mengendalikan lingkungannya. Adaptasi organisasi terhadap lingkungan dilakukan dengan berbagai cara
sebagai berikut.
a.                   Struktur organisasi
Lingkungan yang bertambah kompleks menyebabkan organisasi juga harus menjadi lebih kompleks agar mampu menghadapinya. Setiap elemen dari lingkungan perlu dihadapi oleh suatu bagian khusus dari organisasi. Apabila lingkungan stabil, maka organisasi internal ditandai oleh peraturan, prosedur dan hirarki otoritas yang jelas, organisasi bersifat formal dengan sentralisasi yang tinggi yang sering disebut sebagai organisasi mekanistik. Sebaliknya, pada lingkungan yang berubah secara cepat, organisasi internal bersifat lebih bebas, mudah beradaptasi terhadap perubahan. Tiap bagian mempunyai suatu tugas tertentu yang dikerjakan bersama oleh pegawai tanpa pemisahan tugas khusus. Hirarki otoritas menjadi tidak jelas dan terjadi desentralisasi dalam pengambilan keputusan. Organisasi demikian sering disebut dengan organisasi organik.

b.                  Elemen peredam (buffers)
Elemen peredam merupakan suatu inti yang mengerjakan tugas utama organisasi yang dikelilingi oleh bagian-bagian yang mendukung kegiatan utama tersebut, yang dapat berfungsi sebagai peredam yang bertugas meredam ketidakpastian lingkungan. Setiap elemen lingkungan digunakan satu bagian peredam secara khusus, yang berfungsi untuk mendukung bagian utama tetap berjalan secara efisien, seperti bagian penelitan dan pengembangan yang berfungsi sebagai peredam kegiatan utama organisasi dalam menghadapi perubahan lingkungan.
c.                   Elemen perbatasan (boundary spanning)
Elemen perbatasan merupakan bagian dari elemen peredam yang hanya berfungsi khusus melakukan pertukaran informasi antara organisasi dengan lingkungannya. Elemen perbatasan mempunyai fungsi mendeteksi dan memproses informasi mengenai perubahan
yang terjadi pada lingkungan, dan merepresentasikan organisasi terhadap lingkungan, seperti bagian yang melaksanakan riset pasar terhadap perubahan masyarakat.
d.                  Perencanaan dan peramalan masa depan (forecasting)
Apabila lingkungan stabil, organisasi dapat memusatkan perhatian pada permasalahan yang dijumpai dalam pelaksanaan operasi sehari-hari. Namun, apabila lingkungan berubah, perencanaan dan peramalan masa depan menjadi sangat diperlukan untuk mengurangi besarnya dampak dari perubahan lingkungan. Strategi organisasi untuk menguasai ataupun mengendalikan lingkungan dilakukan dengan mengusahakan terciptanya hubungan yang baik dengan elemen-elemen penting dari lingkungannya (seperti penggabungan, kerja sama, hubungan dengan masyarakat), dan berusaha mengendalikan ataupun membentuk lingkungan agar tidak berbahaya dan bisa menguntungkan organisasi (seperti mengubah bidang
kegiatan).

e.                Hubungan antar organisasi
Lingkungan yang kompleks seringkali menuntut adanya kerja sama antara organisasi. Set organisasi (organizational sat) menunjukkan kumpulan organisasi yang mempunyai hubungan dengan suatu organisasi. Set organisasi tersebut bersifat dinamis yang selalu
berubah bentuknya dari waktu ke waktu.

2.7              Organisasi Sekolah
Organisasi sekolah yang baik menghendaki agar tugas-tugas dan tanggung jawab dalam menjalankan penyelenggaraan sekolah untuk mencapai tujuannya dibagi secara merata dengan baik sesuai dengan kemampuan dan wewenang yang telah ditentukan. Melalui struktur organisasi yang ada tersebut orang akan mengetahui apa tugas dan wewenang kepala sekolah, apa tugas guru, dan apa tugas karyawan sekolah (yang biasa dikenal sebagai pegawai tata usaha).
Dengan organisasi yang baik dapat dihindari tindakan kepala sekolah yang menunjukkan kekuasaan yang berlebuhan atau otoriter. Suasana kerja dapat lebih berjiwa demokratis karena timbulnya partisipasi aktif dari semua pihak yang bertanggung jawab. Partisipasi aktif yang mendidik (pedagogis) dapat digiatkan melalui kegairahan murid sendiri yang bergerak dengan wadah OSIS (Oganisasi Siswa Intra Sekolah). Oleh karena itu di daam memikirkan pembentukan organisasi sekolah, maka fungsi dan peranan OSIS tidak boleh dilupakan.





BAB III
KESIMPULAN

1)                  Organisasi adalah sistem dari kegiatan manusia yang bekerja sama. Organisasi memiliki struktur organisasi yang disusun sesuai dengan kebutuhan sehingga batasan wewenang pekerjaan antar personal menjadi jelas.
2)                  Unsur-unsur organisasi: manusia, tempat kedudukan, tujuan, pekerjaan struktur, teknologi, lingkungan.
3)                  Jenis-jenis organisasi: organisasi formal dan organisasi informal.
4)                  Adaptasi organisasi terhadap lingkungan: Struktur organisasi, elemen peredam (buffers), elemen perbatasan (boundary spanning), perencanaan dan peramalan masa depan (forecasting), hubungan antar organisasi.




DAFTAR PUSTAKA

Pidarta, Made. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Rineke Cipta: Jakarta
Suryosubroto, B. 2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Rineke Cipta: Jakarta
Sutisna, Oteng. 1993. Administrasi Pendidikan : Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional. Angkasa: Bandung

Ulasan Film







Ulasan Film Sang Pencerah

Film Sang Pencerah merupakan sebuah film maha karya sutradara Hanung Bramantyo yang menceritakan tentang sejarah perjuangan hidup Muhammad Darwisy atau yang lebih dikenal dengan KH. Ahmad Dahlan sampai berdirinya organisasi Muhammadiyah. Film yang bertemakan Penyebaran Agama Islam ini mengambil setting pada tahun 1900-an dan dibintangi oleh Lukman Sardi (pemeran KH Ahmad Dahlan), Zaskia Adya Mecca (Nyai Ahmad Dahlan), Ikranegara (Kyai Abu Bakar), Sujiwo Tejo, Giring (KH Sudja, murid KH Ahmad Dahlan) dan sejumlah artis pendukung lain seperti Ikranegara hingga Joshua Suhermanyang berperan sebagai tokoh Hisyam muda. Beberapa budayawan juga terlibat semisal Sitok Srengenge, Bambang Paningron dan Bondan Nusantara. Film ini dirilis pada pertengahan tahun 2010.
Ceritanya diawali dengan kelahiran Muhammad Darwis, dengan segala upacara adat Jawa yang mengikuti kelahirannya. Tergambar jelas bahwa Darwis terlahir dari kalangan berada. Sekitar 30 menit pertama, kita diajak berlari mengenal semua sosok yang ada di film ini. Sedikit agak melelahkan memang, karena semua tokoh memiliki peran penting dalam perjalanan hidup Darwis yang kemudian berganti nama menjadi Ahmad Dahlan setelah pulang dari Mekkah untuk berhaji. 
Ritme Cerita film mulai melambat menginjak durasi 60 menit. Film ini mulai menampakkan 'kegagahannya'. Di usia 21 tahun, Ahmad Dahlan gelisah atas pelaksanaan syariat Islam yang melenceng ke arah sesat, Syirik dan Bid'ah.
Dengan sebuah kompas, dia menunjukkan arah kiblat di Masjid Besar Kauman yang selama ini diyakini ke barat ternyata bukan menghadap ke Ka'bah di Mekah, melainkan ke Afrika. Usul itu kontan membuat para kiai, termasuk penghulu Masjid Agung Kauman, Kyai Penghulu Cholil Kamaludiningrat, meradang. Ahmad Dahlan, anak muda yang lima tahun menimba ilmu di Kota Mekah, dianggap membangkang aturan yang sudah berjalan selama berabad-abad lampau. Walaupun usul perubahan arah kiblat ini ditolak, melalui suraunya Ahmad Dahlan mengawali pergerakan dengan mengubah arah kiblat yang salah. Ahmad Dahlan dianggap mengajarkan aliran sesat, menghasut dan merusak kewibawaan Keraton dan Masjid Besar. Bukan sekali ini Ahmad Dahlan membuat para kyai naik darah. Dalam khotbah pertamanya sebagai khatib, dia menyindir kebiasaan penduduk di kampungnya, Kampung Kauman, Yogyakarta. "Dalam berdoa itu cuma ikhlas dan sabar yang dibutuhkan, tak perlu kiai, ketip, apalagi sesajen," katanya. Walhasil, Dahlan dimusuhi. Langgar kidul di samping rumahnya, tempat dia salat berjemaah dan mengajar mengaji, Bahkan sempat hancur diamuk massa lantaran dianggap menyebarkan aliran sesat.
Dahlan, yang piawai bermain biola, dianggap kontroversial. Ahmad Dahlan juga dituduh sebagai kyai Kafir karena membuka sekolah yang menempatkan muridnya duduk di kursi seperti sekolah modern Belanda, serta mengajar agama Islam di Kweekschool atau sekolah para bangsawan di Jetis, Yogyakarta. Ahmad Dahlan juga dituduh sebagai kyai Kejawen hanya karena dekat dengan lingkungan cendekiawan priyayi Jawa di Budi Utomo. Tapi tuduhan tersebut tidak membuat pemuda Kauman itu surut. Dengan ditemani isteri tercinta, Siti Walidah dan lima murid murid setianya: Sudja, Sangidu, Fahrudin, Hisyam dan Dirjo, Ahmad Dahlan membentuk organisasi Muhammadiyah dengan tujuan mendidik umat Islam agar berpikiran maju sesuai dengan perkembangan zaman.
Dari segi latar tempat dan waktu film Sang Pencerah sangat terasa nuansa akhir abad 19 yaitu pada masa-masa penjajahan Belanda di Indonesia. Semua itu terlihat sangat baik, mulai dari tempatnya yang berlatarkan Jawa kuno terlihat begitu pas dengan waktunya. Apalagi pada saat bagian di stasiun, semuanya terlihat benar-benar kuno yaitu dari keretanya yang masih berbahan bakar batu bara. Selain itu budaya Jawa yang tergambarkan dalam film itu sangat kental, terlihat dari sebagian dialog yang menggunakan bahasa Jawa dan juga tata karma dalam bersikapnya.
Film Sang Pencerah ini bisa digolongkan dalam kolosal, karena melibatkan banyak sekali tokoh baik pemain inti maupun kolosal. Detail emosi dibangun secara detail dan manusiawi oleh Hanung. Dalam kesabarannya, Ahmad Dahlan digambarkan putus asa, marah, dan sedih hingga menangis. Adegan ini serta merta bisa membuat penonton meleleh. Sementara tik tok Hisyam dan Sudja memberikan keceriaan dengan banyolan khas anak muda. Meskipun film ini berlatarkan tahun 1900-an, tetapi tidak terjebak dengan pakem-pakem klasik seperti saat Ahmad Dahlan memainkan biolanya untuk menjelaskan pengertian tentang agama. Film keagamaan ini adalah sebuah film sejarah. Ahmad Dahlan memang terkenal dengan Muhammadiyahnya, namun sebenarnya Ahmad Dahlan adalah seorang Pahlawan Nasional. Perjuangannya sebenarnya bergerak di bidang sosial dan pendidikan seperti yang digambarkan dalam film. Maka film ini memang benar berusaha untuk mencerahkan. Tak hanya itu, film ini juga dapat meninspirasikan guru atau calon guru dalam megimplentasikan metode mendidik yang baik, sebab di dalam film ini juga terkandung nilai-nilai pendidikan serta nasionalisme yang tinggi.
Film Sang Pencerah ini tidak kalah menariknya jika dibandingkan dengan film-film islami lainnya seperti Film Perempuan Berkalung Sorban, Ayat–Ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, Emak Ingin Naik Haji. Hanya saja perbedaannya di antara film tersebut yaitu ada yang menyampaikan topik tentang ahklak, seperti pesan agar berbakti kepada orang tua atau mencintai sesama, ada pula beberapa membahas berbagai isu kontroversi dalam Islam seperti poligami, hak-hak perempuan dan perbedaan mazhab dalam Islam, sedangkan dalam film ini disuguhkan nilai-nilai pendidikan dan penyebaran agama Islam. Film Sang Pencerah juga memiliki nilai nasionalisme yang tinggi yang bergenre sama seperti film Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, dan Merah Putih
Dari segala sisi film ini sangat bagus, apalagi untuk para pemuda saat ini agar mengetahui bagaimana perjuangasn seorang Ahmad Dahlan dalam menegakkan syariat Islam dan juga agar terciptanya pemimpin-pemimpin yang berani dan siap untuk membela kebenaran. Film yang mendidik ini sangat berguna bagi kita karena mengandung nilai moral yang tinggi, sangat sayang jika dilewatkan.