Rabu, 19 September 2018

CIRI-CIRI TEKS ANEKDOT

Karakteristik Teks Anekdot

*      Kelucuan dalam anekdot biasanya disampaikan dengan bahasa yang singkat, tetapi mengena.
Anekdot berisi cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya.
*   
        Ada pengertian lain bahwa anekdot dapat merupakan cerita rekaan yang tidak harus didasarkan pada kenyataan yang terjadi di masyarakat, yang menjadi partisipan atau pelaku di dalamnya pun tidak harus orang penting.
*    Teks anekdot dapat berisi peristiwa-peristiwa yang membuat jengkel atau konyol bagi partisipan yang mengalaminya. Perasaan jengkel dan konyol seperti itu merupakan krisis yang ditanggapi dengan reaksi dari pertentangan antara nyaman dan tidak nyaman, puas dan frustasi, serta tercapai dan gagal.

Contoh Teks Anekdot
Dosen yang juga Menjadi Pejabat
Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang berbincang-bincang.
Tono :  “Saya heran dengan dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah mau berdiri.”
Udin :  “Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton.”
Tono :  “Ya, Udin tahu sebabnya.”
Udin :  “Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri.”
Tono :  “Bukan itu sebabnya, Din. Sebab dia juga seorang pejabat.”
Udin :  “Loh, apa hubungannya.”
Tono :  “Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.”
Udin :  “???”
Sumber: http://radiosuaradogiyafm.blogspot.co.id  dengan penyesuaian





Hasil Analisis Teks Anekdot Dosen yang juga Menjadi Pejabat

Nangka Impor
Seorang teman diplomat yang baru ditempatkan di Belanda bercerita, Saya pernah makan siang di sebuah restoran Indonesia sederhana di Amsterdam. Saya kaget, ternyata salah satu menunya ada masakan gudeg Yogya.
Saya penasaran. Maka langsung saya pesan satu porsi. Setelah saya ciicipi, percaya atau tidak, ternyata rasanya lebih enak daripada gudeg di Yogya yang asli! Karena penasaran, maka saya bertanya:
“Mas, apa rahasianya kok gudeg di sini rasanya lebih enak dibandingkan dengan di tempat aslinya?”
“Oh, itu karena nangkanya, Mas. Di Yogya kan pakai nangka lokal. Nah kalau kami di sini memakai nangka impor,” jawabnya.
“Emang nangkanya impor dari mana?”
“Dari Yogya, Mas...”

0 komentar: