Makalah Manajemen Pendidikan
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia sebagai mahluk yang pada dasarnya selalu ingin
bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnya atau sebagai mahluk yang
suka bermasyarakat karena sifatnya yang suka bergaul satu sama lain, maka manusia disebut
sebagai mahluk sosial. Individu-individu tersebut bersatu menjadi sebuah
perkumpulan, Perkumpulan tersebut terbentuk dari satuan terkecil kelompok
masyarakat yang lama kelamaan tumbuh dan berkembang menjadi satuan
terbesar dalam masyarakat. Sebuah perkumpulan dalam masyarakat tersebut terjadi
ketika individu satu samalainnya memiliki kesepahaman yang sama akan satu
pandangan. Salah satu contoh dari perkumpulan tersebut adalah organisasi. Perkumpulan
itu disebut organisasi karena sebagai suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan yang bersama.
Manusia adalah makhluk organisasional, karena sejak
lahir manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Organisasi
bukan merupakan tujuan, tetapi organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan. Organisasi merupakan sebuah wadah dimana orang
berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama. Pemahaman organisasi ini menunjukkan
bahwa dimanapun dan kapanpun manusia berada muncul organisasi. Maka dari itu manusia tidak
dapat terpisahkan dengan organisasi dalam kehidupannya.
2.1
Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1.
Menjelaskan pengertian organisasi.
2.
Menguraikan materi-materi yang berhubungan
dengan organisasi pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Organisasi
Organisasi
didefinisikan secara beragam oleh beberapa ahli. Variasi definisi didasarkan
atas sudut pandang dan waktu ahli ketika mendefinisikan. Perkembangan
organisasi sederhana mengarah pada pola organisasi yang komplek yang
dicirikan oleh koneksitas organisasi yang tidak terbatas antara unit-unit
organisasi dengan lingkungannya. Gibsonivancevic (1996) mendefinisikan
organisasi sebagai “wadah yang memungkinkan masyarakat untuk meraih hasil yang
sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri”. Definisi
ini lebih menekankan pada upaya peningkatan pencapaian tujuan bersama secara
efektif dan efisien melalui kordinasi antar unit organisasi. Definisi lain
mengenai organisasi dikemukakan oleh Sutisna (1993:205) “organisasi yakni mekanisme
yang mempersatukan kegiatan-kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan”.
Definisi ini menekankan mekanisme kerja dalam organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi.
2.2
Unsur-Unsur Organisasi
Menurut Hasibuan
(2001:27), organisasi terdiri dari unsur-unsur:
a.
=> Manusia
(human factor), artinya organisasi
baru ada jika ada unsur manusia yang bekerja sama, ada pemimpin dan ada yang
dipimpin (bawahan).
b. =>Tempat
kedudukan, artinya organisasi baru ada, jika ada tempat kedudukannva.
c. =>Tujuan, artinya organisasi baru ada jika ada
tujuan yang ingin dicapai.
=> Pekerjaan,
artinya organisasi baru ada, jika ada pekerjaan yang akan dikerjakan serta
adanya pembagian pekerjaan.
e. => Struktur,
artinya organisasi baru ada, jika ada hubungan dan kerja sama antara manusia
yang satu dengan yang lainnva.
f. => Teknologi,
artinya organisasi baru ada, jika terdapat unsur teknis.
g. => Lingkungan
(Environment External social system),
artinya organisasi baru ada, jika ada lingkungan yang saling mempengaruhi
misalnya ada sistem kerja sama sosial.
2.3
Aspek-Aspek Organisasi
Aspek-aspek organisasi
adalah komponen-komponen yang harus ada dalam organisasi. Keberadaan komponen
ini menjadi pilar dari suatu organisasi. Artinya, jika salah satu komponen
tidak berfungsi, maka organisasi akan berjalan pincang bahkan sama sekali tidak
berjalan atau dalam pandangan sistem organisasi mengalami entrophy, yaitu dimana kondisi organisasi dalam keadaan
hancur.
Keberadaan organisasi tidak
terlepas dari 4 komponen, yaitu mission (misi), goals (tujuan), objectives (sasaran),dan
behavior (perilaku). Mission adalah alasan utama keberadaan
suatu organisasi. Goals adalah tujuan
umum atau tujuan divisi-divisi fungsional organisasi yang dihubungkan dengan
stake holder organisasi. Objectives
adalah sasaran/ hasil yang spesifik, terukur dan terkait dengan tujuan. Behaviors mengacu pada produktivitas
dari tugas-tugas rutin pegawai.
2.4
Prinsip Umum Organisasi Pendidikan
Sebuah organisasi harus mempunyai
prinsip, begitu pula dengan organisasi pendidikan. Dalam organisasi pendidikan
terdapat dua prinsip umum, yaitu:
a. Organisasi harus mempunyai tujuan yang
jelas dan kesamaan pandangan seluruh personal yang terlibat di dalamnya.
b. Organisasi harus mempunyai pimpinan
yang mampu mengarahkan para anggotanya dan mendelegasikan tugas, wewenang, dan
tanggung jawab kepada mereka sesuai dengan bakat, pengetahuan dan kemampuan
mereka.
2.5
Jenis-Jenis Organisasi
Organisasi pendidikan terdiri dari dua jenis, yaitu:
a.
Organisasi Formal.
Organisasi formal adalah organisasi yang dicirikan oleh
struktur organisasi. Keberadaan struktur organisasi menjadi pembeda utama
antara organisasi formal dan informal. Struktur dalam organisasi formal
dimaksudkan untuk menyediakan penugasan kewajiban dan tanggung jawab kepada
personil, serta untuk membangun hubungan tertentu di antara orang-orang pada
berbagai kedudukan (Sutisna, 1993:207). Sekolah dasar merupakan contoh sebuah
organisasi formal.
b.
Organisasi Informal
Interaksi
antara orang dalam organisasi formal pasti akan menghasilkan sebuah
perkembangan hubungan yang tidak saja hubungan struktural, terlebih pada
organisasi persekolahan, dimana kekeluargaan menjadi salah satu landasan
perilakunya. Perkembangan hubungan dari interaksi orang dalam organisasi ini
akan mengikat secara kuat sentiment dan komitmen setiap orang, sehingga muncul
empati dan simpati satu sama lain. Hubungan inilah yang terus tumbuh selama
organisasi formal itu ada yang dinamakan organisasi informal. Hubungan
interaksi ini tidak berstruktur sebagaimana struktur organisasi formal.
Organisasi informal dapat
dilihat dari 3 karakteristik, yaitu norma prilaku, tekanan untuk menyesuaikan diri,
dan kepemimpinan. Norma prilaku adalah standar prilaku yang diharapkan menjadi prilaku
bersama yang ditetapkan oleh kelompok dalam kesepakatan sosial, sehingga
sangsinyapun sangsi sosial. Tekanan untuk menyesuaikan diri akan muncul apabila
seseorang akan bergabung dengan suatu kelompok informal. Menggabungkan diri
dengan suatu kelompok tidak sekedar menggabungkan diri secara fisik dalam
kumpulan, tetapi melibatkan sosio-emosional individu-individu dalam organisasi
informal tersebut. Kepemimpinan informal dalam organisasi
informal menjadi salah satu komponen kuat yang
mempengaruhi anggota di
dalam organisasi. Pemimpin informal muncul dari kelompok dan membimbing serta
mengarahkan melalui persuasi.
2.6
Adaptasi Organisasi Terhadap
Lingkungan
Organisasi
mempunyai ketergantungan ganda terhadap lingkungannya. Satu sisi organisasi
memproduksi produk dan jasa yang merupakan output, sedangkan sisi lain
organisasi mendapatkan input dari lingkungannya. Posisi organisasi menjadi
berbahaya jika pertukaran input dan output menjadi tidak seimbang. Dalam
hubungan dengan lingkungan, selain beradaptasi organisasi juga berusaha untuk
menguasai ataupun mengendalikan lingkungannya. Adaptasi organisasi terhadap
lingkungan dilakukan dengan berbagai cara
sebagai
berikut.
a.
Struktur organisasi
Lingkungan
yang bertambah kompleks menyebabkan organisasi juga harus menjadi lebih
kompleks agar mampu menghadapinya. Setiap elemen dari lingkungan perlu dihadapi
oleh suatu bagian khusus dari organisasi. Apabila lingkungan stabil, maka
organisasi internal ditandai oleh peraturan, prosedur dan hirarki otoritas yang
jelas, organisasi bersifat formal dengan sentralisasi yang tinggi yang sering
disebut sebagai organisasi mekanistik. Sebaliknya, pada lingkungan yang berubah
secara cepat, organisasi internal bersifat lebih bebas, mudah beradaptasi
terhadap perubahan. Tiap bagian mempunyai suatu tugas tertentu yang dikerjakan
bersama oleh pegawai tanpa pemisahan tugas khusus. Hirarki otoritas menjadi
tidak jelas dan terjadi desentralisasi dalam pengambilan keputusan. Organisasi
demikian sering disebut dengan organisasi organik.
b.
Elemen peredam (buffers)
Elemen
peredam merupakan suatu inti yang mengerjakan tugas utama organisasi yang dikelilingi
oleh bagian-bagian yang mendukung kegiatan utama tersebut, yang dapat berfungsi
sebagai peredam yang bertugas meredam ketidakpastian lingkungan. Setiap elemen
lingkungan digunakan satu bagian peredam secara khusus, yang berfungsi untuk
mendukung bagian utama tetap berjalan secara efisien, seperti bagian penelitan
dan pengembangan yang berfungsi sebagai peredam kegiatan utama organisasi dalam
menghadapi perubahan lingkungan.
c.
Elemen perbatasan (boundary spanning)
Elemen perbatasan
merupakan bagian dari elemen peredam yang hanya berfungsi khusus melakukan
pertukaran informasi antara organisasi dengan lingkungannya. Elemen perbatasan
mempunyai fungsi mendeteksi dan memproses informasi mengenai perubahan
yang terjadi
pada lingkungan, dan merepresentasikan organisasi terhadap lingkungan, seperti bagian
yang melaksanakan riset pasar terhadap perubahan masyarakat.
d.
Perencanaan dan peramalan masa depan (forecasting)
Apabila
lingkungan stabil, organisasi dapat memusatkan perhatian pada permasalahan yang
dijumpai dalam pelaksanaan operasi sehari-hari. Namun, apabila lingkungan
berubah, perencanaan dan peramalan masa depan menjadi sangat diperlukan untuk
mengurangi besarnya dampak dari perubahan lingkungan. Strategi organisasi untuk
menguasai ataupun mengendalikan lingkungan dilakukan dengan mengusahakan
terciptanya hubungan yang baik dengan elemen-elemen penting dari lingkungannya
(seperti penggabungan, kerja sama, hubungan dengan masyarakat), dan berusaha mengendalikan
ataupun membentuk lingkungan agar tidak berbahaya dan bisa menguntungkan
organisasi (seperti mengubah bidang
kegiatan).
e.
Hubungan antar organisasi
Lingkungan
yang kompleks seringkali menuntut adanya kerja sama antara organisasi. Set
organisasi (organizational sat) menunjukkan kumpulan organisasi yang
mempunyai hubungan dengan suatu organisasi. Set organisasi tersebut bersifat
dinamis yang selalu
berubah
bentuknya dari waktu ke waktu.
2.7
Organisasi Sekolah
Organisasi
sekolah yang baik menghendaki agar tugas-tugas dan tanggung jawab dalam
menjalankan penyelenggaraan sekolah untuk mencapai tujuannya dibagi secara
merata dengan baik sesuai dengan kemampuan dan wewenang yang telah ditentukan.
Melalui struktur organisasi yang ada tersebut orang akan mengetahui apa tugas
dan wewenang kepala sekolah, apa tugas guru, dan apa tugas karyawan sekolah
(yang biasa dikenal sebagai pegawai tata usaha).
Dengan
organisasi yang baik dapat dihindari tindakan kepala sekolah yang menunjukkan
kekuasaan yang berlebuhan atau otoriter. Suasana kerja dapat lebih berjiwa
demokratis karena timbulnya partisipasi aktif dari semua pihak yang bertanggung
jawab. Partisipasi aktif yang mendidik (pedagogis) dapat digiatkan melalui
kegairahan murid sendiri yang bergerak dengan wadah OSIS (Oganisasi Siswa Intra
Sekolah). Oleh karena itu di daam memikirkan pembentukan organisasi sekolah,
maka fungsi dan peranan OSIS tidak boleh dilupakan.
BAB
III
KESIMPULAN
1)
Organisasi
adalah sistem dari kegiatan manusia yang bekerja sama.
Organisasi memiliki struktur organisasi yang disusun
sesuai dengan kebutuhan sehingga batasan wewenang pekerjaan antar personal
menjadi jelas.
2)
Unsur-unsur organisasi: manusia, tempat
kedudukan, tujuan, pekerjaan struktur, teknologi, lingkungan.
3)
Jenis-jenis organisasi: organisasi formal
dan organisasi informal.
4)
Adaptasi
organisasi terhadap lingkungan: Struktur organisasi, elemen peredam (buffers),
elemen perbatasan (boundary
spanning), perencanaan
dan peramalan masa depan (forecasting), hubungan antar organisasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Pidarta,
Made. 2004. Manajemen Pendidikan
Indonesia. Rineke Cipta: Jakarta
Suryosubroto,
B. 2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah.
Rineke Cipta: Jakarta
Sutisna, Oteng. 1993. Administrasi Pendidikan : Dasar Teoritis
Untuk Praktek Profesional. Angkasa: Bandung
0 komentar:
Posting Komentar