Senin, 03 Juni 2013

Proses Manajemen Pendidikan


Makalah

PROSES-PROSES MANAJEMEN PENDIDIKAN









Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Syiah Kuala
Darussalam, Banda Aceh
2013





KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga makalah yang berjudul “Proses Manajemen” dapat terselesaikan. Salawat dan salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad saw. beserta keluarga dan sahabat beliau.
            Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pengasuh mata kuliah Pengantar Manajemen Pendidikan dan kepada semua pihak yang telah ikut membantu.
            Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan meskipun penulis telah berusaha semaksimal mungkin dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang ada. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan segala kritikan dan saran yang membangun dari berbagai pihak agar dalam penulisan makalah selanjutnya dapat terselesaikan dengan lebih baik.
                                                                                    
                                        
                                                                                                              Banda Aceh, 10 April 2013
                                                                            
                                                                                                     Penulis



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan................................................................................................ 1
            1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................ 1
            1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 2
BAB II Pembahasan................................................................................................ 3
             2.1 Proses Manajemen Pendidikan............................................................. 3
             2.1.1 Perencanaan....................................................................................... 3
                   2.1.1.1 Tujuan Perencanaan ................................................................. 3
.................. 2.1.1.2 Fungsi Perencanaan.................................................................. 4
                   2.1.1.3 Bentuk-bentuk Perencanaan..................................................... 4
            2.1.2  Pengorganisasian................................................................................ 6
                   2.1.2.1 Struktur Pengorganisasian........................................................ 7
                   2.1.2.2 Komponen Pengorganisasian.................................................... 8
                   2.1.2.3 Langkah-langkah Pengorganisasian.......................................... 8
                   2.1.2.4 Prinsip-prinsip Pengorganisasian............................................... 9
            2.1.3 Pengarahan.......................................................................................... 9
                   2.1.3.1 Tujuan Pengarahan.................................................................... 10
                   2.1.3.2 Prinsip-prinsip Pengarahan........................................................ 10
                   2.1.3.3 Cara-cara pengarahan................................................................ 10
            2.1.4 Pengawasan......................................................................................... 11
                   2.1.4.1 Bentuk-bentuk Pengawasan..................................................... 11
                   2.1.4.2 Sasaran Pengawasan................................................................. 11
                   2.1.4.3 Rancangan Sistem Pengawasan................................................ 12
            2.1.5 Penataan Staf...................................................................................... 13
                   2.1.5.1 Program Pelatihan dan Pengembangan Staf............................. 14
            2.1.6 Pengendalian....................................................................................... 14
                   2.1.6.1 Langkah-langkah Pengendalian................................................ 14
                   2.1.6.2 Karakteristik Pengendalian Yang Efektif................................. 15
            2.1.7 Penilaian.............................................................................................. 15
                   2.1.7.1 Fungsi Penilaian........................................................................ 15
BAB III Penutup..................................................................................................... 16
            3.1 Kesimpulan............................................................................................ 16
            3.2 Saran...................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 18



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Organisasi, administrasi, dan manajemen adalah tiga hal yang tak dapat dipisahkan karena ketiganya saling bertalian. Organisasi adalah sekumpulan orang dengan ikatan tertentu yang merupakan wadah untuk mencapai cita-cita atau tujuan. Mula-mula mereka mengintegrasikan sumber-sumber materi maupun sikap para anggota yang dikenal sebagai manejemen dan akhirnya barulah mereka melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk mencapai cita-cita tersebut. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut dinamakan administrasi. 
Menurut seorang ilmuan bernama R. Terry manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan uituk menentukan  serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Menurut seorang ahli kenamaan lainnya, Stonner James AF manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian. Upaya  anggota organisasi dan menggunakan semua sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
            Manajemen dalam frame pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar yang dilakukan oleh mereka yang terlibat dalam organisasi pendidikan untuk bekerja sama guna memanfaatkan sumber daya pendidikan baik personil; manusia, maupun materil; dana, sarana dan prasarana agar tercapainya keefektifan dan keefisiensian pendidikan.
Dalam ilmu manajemen pendidikan pendapat kedua ahli tersebut dijabarkan menjadi proses-proses manajemen pendidikan yang dimulai dengan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, penataan staf, pengendalian dan penilaian.
1.2 Rumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang yang telah dipaparkan yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah apasajakah kegiatan-kegiatan yang tergolonng dalam proses-proses manajemen pendidikan itu dan bagaimana pula fungsi serta bentuk dari proses-proses tersebut?


BAB II
Proses Manajemen Pendidikan
2.1 Perencanaan
Penentuan alternatif dari sekian alternatif yang ada dapat menentukan tentang apa, siapa, mengapa, kapan, bagaimana dan di mana suatu kegiatan itu dilaksanakan. Proses perencanaan dilakukan pada awal kegiatan, selama kegiatan, dan akhir kegiatan.
2.1.1 Tujuan Perencanaan
Stephen Robbins dan Mary Coulter merumuskan pandangan mereka mengenai tujuan perencanaan sebagai berikut:
1.      Memberikan pengarahan baik untuk manejer maupun karyawan dan manejer dengan rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerjasama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.
2.      Mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang menejer membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya.
3.      Meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efisien dan mengurangi pemborosan. Selain itu, dengan rencana seorang menejer juga dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan efisiensi dalam perusahaan.
4.      Menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevaluasian. Proses pengevaluasian adalah proses membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada, tanpa adanya rencana menejer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan.

2.1.2 Fungsi Perencanaan
Pada dasarnya fungsi perencanaan adalah suatu proses pengambilan keputusan sehubungan dengan hasil yang diinginkan, dengan penggunaan sumber daya dan pembentukan suatu sistem komunikasi yang memungkinkan pelaporan dan pengendalian hasil akhir serta pembandingan hasil-hasil tersebut dengan rencana yang dibuat. Kegunaan dari perencanaan yang paling penting adalah terciptanya efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan lembaga, dapat melakukan koreksi atas penyimpangan sedini mungkin, mengidentifikasi hambatan-hambatan yang timbul, menghindari kegiatan pertumbuhan dan perubahan yang tidak terarah dan terkontrol.

2.1.3 Bentuk-bentuk Perencanaan
1.      Rencana Strategi
Rencana yang dilaksanakan pada seluruh unit organisasi yang mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan. 
2.      Rencana Operasional
Rencana yang menggambarkan rincian bagaimana cara mencapai tujuan umum organisasi melalui unit-unit pelaksana.
3.      Rencana Jangka Pendek
Biasanya rencana yang harus dijalankan dalam kurun waktu satu tahun
4.      Rencana jangka panjang
Biasanya rencana ini dilaksanakan dalam jangka waktu lima tahun atau lebih.
5.      Rencana spesifik
Rencana yang ditentukan sehingga tidak memberi peluang untuk interpretasi lagi
6.      Rencana direksional
Suatu rencana menejemen yang bersifat fleksibel.
Rincian bentuk perencanaan
Rencana Strategi dan Rencana Operasional
Rencana operasional cenderung berjangka waktu pendek seperti rencana harian, mingguan dan bulanan. Rencana strategi meliputi jangka waktu yang panjang yaitu lima tahun atau lebih.
Rencana spesifik dan direksional
Rencana spesifik dirancang untuk menentukan prosedur tertentu seperti alokasi biaya, program kerja, dan skala pencapaian hasil kerja.
Rencana direksional hanya memperkenalkan garis-garis besar tujuan yang hendak dicapai.

2.1.4 Proses Perencanaan
Perencanaan terdiri atas  aktivitas yang dioperasikan oleh seorang manajer untuk berpikir ke depan dan mengambil keputusan saat ini, yang memungkinkan untuk mendahului serta menghadapi tantangan pada waktu yang akan datang. Berikut ini aktivitas perencanaan yang dimaksud.
1)      Prakiraan (forecasting)
Prakiraan adalah suatu usaha yang sistematis untuk meramalkan/memperkirakan waktu yang akan datang dengan penarikan kesimpuan atas fakta yang telah diketahui.
2)      Penetapan tujuan (establishing objective)
Merupakan suatu aktivitas untuk menetapkan sesuatu yang ingin dicapai melalui pelaksanaan pekerjaan.
3)      Pemrograman (programming)
Suatu aktivitas yang dilakukan dengan maksud untuk menetapkan:
a)      Langkah-langkah utama yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan;
b)      Unit dan anggota yang bertanggung jawab untuk setiap langkah;
c)      Urutan serta pengaturan waktu setiap langkah.
4)      Penjadwalan (scheduling)
Penetapan atau penunjukan waktu menurut kronologi tertentu guna melaksanakan berbagai macam pekerjaan.
5)      Penganggaran (budgeting)
Suatu aktivitaas untuk membuat pernyataan tentang sumber daya keuangan (financial recouces) yang disediakan untuk aktivitas dan waktu tertentu.
6)      Pengembangan prosedur (deveoping procedure)
Suatu aktivitas menormalisasikan cara, teknik, dan metode peaksanaa suatu pekerjaan.
7)      Penetapan dan interpretasi kebijakan (establishing and interpreting policies)
Suatu aktivitas yang dilakukan dalam menetapka syarat berdasarkan kondisi manajer dan para bawahannya yang akan bekerja.

2.2 Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah bagian dari proses manajemen yang memperhatikan penentuan tugas-tugas yang akan dilaksanakan, siapa yang akan melakukannya, bagaimana pekerjaan itu dikelompokkan, siapa yang melapor kepada siapa, dan di mana (jenjang manajemen yang mana) keputusan harus diambil. Dalam fungsi perencanaan terlaksananya penetapan tujuan, kemudian perumusan strategi dan pembuatan rencana untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk mencapai tujuan diperlukan orang-orang sebagai pelaksana. Orang-orang itu perlu diberi tugas-tugas dan tugas tersebut memerlukan pengkoordinasian dan pengarahan.

2.2.1 Struktur organisasi
Layaknya manusia yang mempunyai kerangka pikir (skeleton) yang bertugas merumuskan parameternya maka organisasi memiliki struktur sebagai skeleton yang bertugas mendeskripsikan kerangka kerja organisasi.
1)      Kompleksitas
Berfungsi menetapkan berapa banyak diferensiasi dalam organisasi. Semakin banyak bagian-bagian tugas semakin banyak jenjang hierarki manajemen, semakin luas tersebar letak geografis satuan-satuan kerja organisasi, semakin sulit untuk mengkoordinasi orang-orang serta kegiatannya. Untuk itu kita pakai kata kompleksitas (himpunan) untuk menggambarkan struktur yang semacam itu.
2)      Formalisasi
Formalisasi ialah tingkat keterikatan organisasi pada aturan dan prosedur yang mengarahkan tingkah laku pegawai dalam melaksanakan tugas. Dalam hal organisasi belum mempunyai tradisi demokrasi dan disiplin individual yang tinggi,  maka semakin ketat formalisasi dalam struktur organisasinya.
3)      Sentralisasi
Menetapkan di mana wewenang pengambilan keputusan diletakkan. Sebagian organisasi mempunyai pengambilan keputusan bersifat sentralistik (berorientasi pusat), pengambilan keputusan dilimpahkan kepada eksekutif senior untuk memecahkan masalah. Dalam beberapa organisasi lainnya, wewenang dilimpahkan kepada bawahan sampai ke supervisor. Pelimpahan wewenang kepada menejer lini pertama (supervisor) disebut desentralisasi.
2.2.2 Komponen Pengorganisasian
a)      Input
Organisasi sekolah yang baik menghendaki agar tugas-tugas dan tanggung jawab dalam menjalankan penyelenggaraan sekolah untuk mencapai tujuannya dibagi secara merata dengan baik sesuai dengan kemampuan, fungsi, dan wewenang yang telah ditentukan.
b)      Proses
Melalui iklim demokratis diharapkan seluruh komponen organisasi sekolah dapat berperan aktif.
c)      Output
Dari kedua komponen di atas diharapkamn lahir berbagai kreativitas, gagasan yang penuh improvisasi dan inovatif, sehingga sekolah berkembang lebih maju dna dapat menghindari tindakn pimpinan dan bawahan

2.2.3 Langkah-langkah pengorganisasian
(1)   Pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi
(2)   Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang logis dapat dilaksanakan oleh satu orang dan sekelompok orang lainnya.
(3)   Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para anggota menjadi kesatuan yang padu dan harmonis
(4)   Mengkombinasikan pekerjaan anggota perusahaan dengan cara yang logis dan efesien
(5)   Memantau efektivitas organisasi dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas

2.2.4  Prinsip-prinsip pengorganisasian
a)      Organisasi itu memiliki tujuan yang jelas
b)      Tujuan organasasi harus dipahami oleh seluruh anggota organisasi
c)      Tujuan organisasi harus dapat diterima oleh seluruh anggota organisasi
d)     Adanya kesatuan arah dari berbagai bagian organisasi
e)      Adanya kesatuan perintah
f)       Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab seseorang dalam melaksanakan tugasnya
g)      Adanya pembagian tugas yang jelas
h)      Struktur organisasi harus disusun sesederhana mungkin
i)        Pola dasar organisasi harus relatif permanen
j)        Adanya jaminan terhadap jabatan-jabatan dalam organisasi itu
k)      Adanya balas jasa yang setimpal yang diberikan kepada setiap anggota organisasi
l)        Penempatan orang yang bekerja dalam organisasi itu hendaknya sesuai dengan kemampuannya

2.3 Pengarahan
Menurut G.R Terry, pengarahan adalah membuat semua anggota kelompok agara mau bekerja sama dan bekerja secara iklas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha pengorganisasian.
Ilmuan lainnya, Koonz dan O’dannol mendefinisikan pengarahan sebagai hubungan antara aspek-aspek individual yang ditimbulkan oleh adanya peraturan terhadap bawahan-bawahan untuk dapat dipahami dan pembagian pekerjaan yang efektif untuk tujuan perusahaan yang nyata.
Pengarahan adalah kegiatan untuk menggerakkan atau mengarahkan orang lain supaya mampu dan dapat bekerja dengan baik dalam upaya mencapai tujuan yang diinginkan.

2.3.1 Tujuan pengarahan
1)      menjamin kontinuitas perencanaan
2)      membudayakan prosedur standar
3)      menghindari kemnagkiran yang tak berari
4)      membina disiplin kerja
5)      membina motivasi yang terarah

2.3.2 Prinsip-prinsip Pengarahan
1)      Mengarah pada tujuan
2)      Keharmonisan dengan tujuan
3)      Kesatuan dengan komando

2.3.3 Cara-cara Pengarahan
a)      Orientasi
Pengarahan dilakukan dengan cara memberikan informasi yang perlu agar kegiatan dapat dilakukan dengan baik
b)      Delegasi Wewenang
Bersifat lebih umum jika dibandingkan dengan pemberian perintah. Pimpinan melimpahkan semua wewenang kepada bawahannya.
c)      Perintah
Permintaan dari pemimpin kepada karyawannya.

2.4 Pengawasan
Pengawasan adalah proses pemantauan kegiatan untuk menjaga bahwa kegiatan tersebut memang dilaksanakan terarah dan menuju kepada pencapaian tujuan yang direncanakan dan mengadakan koreksi terhadap kegiatan-kegiatan yang menyimpang atau kurang tepat sasaran yang dituju.

2.4.1 Bentuk-bentuk Pengawasan
1)      Pengawasan pra-kerja.
Bentuk pengawasan pra-kerja ini sangat disukai karena sifatnya yang mempersiapkan antisipasi permasalahan yang akan datang.
2)      Pengawasan semasa kerja
Pengawasan dilakukan pada saat tugas-tugas diselenggarakan, memungkinkan menejer melakukan perbaikan ditempat pada waktu penyimpangan diketahui.
3)      Pengawasan pasca kerja
Kebanyakan pengawasan berwujud pengawasan jenis ini, yaitu pengawasan dilaksanakan sesudah suatu kegiatan atau pekerjaan berlangsung dan malah sudah berselang waktu yang lama.

2.4.2 Sasaran Pengawasan
a)      Kepegawaian
Menejer menilai pegawai melalui pelaksaan kerjanya, secara sistematis melalui pengukuran keberhasilan dengan kriteria yang dibuat secara seobjektif mungkin. Pegawai mengetahui benar akan imbalan yang akan mereka peroleh bila dia bekerja baik atau menyeleweng.
b)      Keuangan
Keuangan adalah tujuan yang paling diutamakan dalam perusahaan. Pemeriksaan akuntan sangat diperlukan dan dipentingkan, tetapi laporan keuangan secara berkala dengan teratur diketahui dan dianalisis oleh pimpinan.
c)      Pelaksaan Kerja
Pengawasan pelaksanaan kerja secara khas menjaga agar produksi terjadi tepat waktu, mengawasi kemampuan bagian pembelian agar bahan baku tersedia pada waktunya baik kuantitas maupun kualitas dengan harga serendah mungkin memantau kualitas produksi perusahaan apakah sesuai dengan standar yangditentukan, menjaga bahwa perlengkapan terawat dengan baik.
d)     Informasi
Informasi selalu merupakan sumber dan dasar bagi menejer dalam mengambil keputusan dan dalam mengelola perusahaannya. Bila informasi tidak akurat, tidak lengkap, atau sudah basi, tentu akan merusak bagi manajemen.
e)      Pelaksaan Organisasi
Pengawasan pelaksanaan kerja organisasi diperlukan karena lingukungan eksternal dan internal seperti pegawai, sangat mempunyai kepentingan atas keberhasilan pelaksanaan tugas perusahaan.

2.4.3 Rancangan Sistem Pengawasan
(1)          Kecermatan, sistem pengawasan yang mengembangkan informasi yang tidak cermat dan tidak benar akan menggagalkan manajemen untuk bertindak mengatasi permasalahan yang akan muncul.
(2)          Tepat waktu, pengawasan meminta perhatian menejer untuk dapat dilkukan pada waktu yang tepat dalam mengatasi satu permasalahan.
(3)          Ekonomis, sistem pengawasan harus beroperasi secra hemat. Pengawasan bertujuan untuk menjaga agar tidak terjadi pemborosan, penyelewengan, makan sistem pengawasan sendiri harus ekonomis.
(4)          Fleksibel, pengawasan yang efektif harus efektif agar berkesesuaian.
(5)          Dapat dimengerti
(6)          Kriteria masuk akal
(7)          Penempatan yang strategis
(8)          Berikan penekanan pada kekhususan
(9)          Kriteria beragam
(10)      Tindakan korektif.

2.5 Penataan staf
Penataan staf (staffing) adalah cara pengelolaan sistem sumber daya manusia agar para karyawan dapat dimanfaatkan secara efektif. Penataan staf merupakan salah satu fungsi manajemen yang berkaitan dengan identifikasi kebutuhan karyawan, penarikan, seleksi, penempatan, pelatihan dan pengembangan, promosi, dan kompensasi keryawan.
Penataan staf meliputi:
a)      Perencanaan SDM
b)      Pengadaan staf
c)      Seleksi
d)     Induksi dan orientasi
e)      Pelatihan dan pengembangan
f)       Penilaian prestasi
g)      Transfer, promosi, dan demosi
h)      Perpisahan

2.5.1 Program Pelatihan dan Pengembangan Staf
Program pelatihan adalah program untuk melatih keterampilan yang dibutuhkan karyawan. Program ini memberikan pelayanan kepada karyawan yang sudah berpengalaman untuk memelihara dan meningkatkan keterampilan mereka.
1)      Motivasi
2)      Penguatan
3)      Pelatihan
4)      Materi yang relevan
5)      Transfer of learning
2.6 Pengendalian
Pengendalian manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar kinerja dengan sasaran perencanaan, mendesain sistem umpan balik informasi, membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditetapkan, menentukan apakah terdapat penyimpangan dan mengukur signifikasi penyimpangan tersebut, dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya lembaga yang sedang digunakan sedapat mungkin secara lebih efisien dan efektif guna mencapai sasaran lembaga.

2.6.1 Langkah-langkah pengendalian
a)      Menetapkan standar dan metode untuk pengukuran kinerja
b)      Mengukur kinerja
c)      Membandingkna kinerja sesuai standar
d)     Mengambil tindakan perbaikan

2.6.2 Karakteristik Pengendalian Yang Efektif
1)      Akurat
2)      tepat waktu
3)      Objektif dan komprehensif
4)      Dipusatkan pada tempat pengendalian strategis
5)      Secara ekonomi realistis
6)      Secara organisasi reaistis
7)      Dikoordinasikan dengan arus pekerjaan organisasi
8)      Fleksibel
9)      preskriptif dan operasional
10)  Diterima para anggota organisasi

2.7 Penilaian
Penilaian adalah pengukuran dan pembandingan hasil yang telah dicapai dengan hasil yang seharusnya dicapai.

2.7.1 Fungsi penilaian
a)      Usaha pencapaian tujuan suatu organisasi merupakan proses
b)      Karena usaha pencapaian tujuan akhir merupakan suatu proses, ia dijabarkan menjadi tujuan yang jangkauan waktunya lebih pendek dan sifatnya pun lebih konkret.
c)      Orientasi waktu dari kegiatan-kegiatan penilaian adalah masa depan organisasi
d)     penilaian ditujukan kepada semua langkah dalam proses administrasi dan manajemen.



BAB III
PENUTUP
3.1   Kesimpulan
1.      Kegiatan-kegiatan yang tergolong dalam proses manajemen pendidikan
a.       Perencanaan
b.      Pengorganisasian
c.       Pengarahan
d.      Pengawasan
e.       Penataan staf
f.       Pengendalian
g.      Penilaian
2.      Fungsi proses-proses manajemen
Secara umum fungsi dari kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, penataan staf, pengendalian, dan penilaian adaah agar terciptanya efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan lembaga pendidikan.
3.      Bentuk-bentuk proses manajemen
a.       Perencanaan
1)      Rencana Strategi
2)      Rencana Operasional
3)      Rencana Jangka Pendek
4)      Rencana jangka panjang
5)      Rencana spesifik
6)      Rencana direksional
b.      Pengawasan
1)      pengawasan pra-kerja.
2)      pengawasan semasa kerja
3)      pengawasan pasca kerja


3.2    Saran
            Perkembangan pendidikan Indonesia masih tertinggal jauh dari negara maju maupun negara berkembang lainnya. Hal ini terbukti dengan duduknya Indonesia di peringkat 110 dunia dari 180 negara yang disurvey. Ketertinggalan ini disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya faktor buruknya pengaturan manajerial pendidikan. Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca sebagai pemegang estafet penerus manejem serta organisasi pendidikan, mengetahui dan memahami proses-proses apa saja yang harus dilaksanakan agar pengaturan manejerial pendidikan dapat berjalan lancar sehingga di kemudian hari mutu pendidikan Indonesia tidak kalah saing dengan pendidikan negara berkembang bahkan negara maju sekalipun.  


DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Mansoer, Hamdan. 1989. Pengantar Manajemen. Jakarta: Depdikbud.
Pidarta, Made. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Sabardi, Agus. 2001. Manajemen Pengantar. Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.
Siagian, Sondang P. 2005. Fungsi-Fungsi Manajerial. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Siswanto, H.B. 2006. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Yahya, Yohanes. 2006. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.





0 komentar: