Rabu, 05 Juni 2013

Komunikasi Pendidikan


Komunikasi Pendidikan



Oleh

Kelompok 6




 






FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM, BANDA ACEH

2013






KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah swt. karena  hanya dengan lindungan, rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan judul Komunikasi Pendidikan.sebagai tugas kelompok.

            Dalam pelaksanaan penulisan tugas kelompok ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1.      Prof Murniati selaku dosen pengasuh mata kuliah Pengantar Manajemen Pendidikan.

2.      Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan tugas ini.

Segala usaha telah dilakukan untuk penyempurnaan tugas ini. Namun, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan selanjutnya.





                                                                                               Darussalam, 28 mei 2013



                                                                                                              Penulis







DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR........................................................................................        i

DAFTAR ISI........................................................................................................       ii

BAB   I   PENDAHULUAN...............................................................................       1

                1.1 Latar Belakang.................................................................................      1



BAB II   KOMUNIKASI PENDIDIKAN........................................................       2

2.1      Pengertian  komunikasi Pendidikan...............................................     2

2.2  Fungsi Komunikasi Pendidikan.....................................................      5

                2.3   Efektifitas Komunikasi dalam Proses Pendidikan.........................      6

                           

BAB III  PENUTUP............................................................................................       9

3.1      Simpulan........................................................................................      9

DAFTAR PUSTAKA



BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

            Orang yang masih hidup tidak mungkin akan lepas dari komunikasi walaupun bukan berarti semua perilaku adalah komunikasi.Komunikasi terjadi dalam hampir setiap kegiatan manusia. Untuk lebih tegas dapat dikatakan bahwa banyak kegiatan manusia yang hanya bisa terjadi dengan bantuan komunikasi.
            Komunikasi adalah proses penyampaian atau penerimaan pesan dari satu orang kepada orang lain, baik langsung maupun tidak langsung, secara tertulis, lisan maupun bahasa nonverbal.
Komunikasi dalam pendidikan merupakan unsur yang sangat penting kedudukannya . bahkan ia sangat besar peranannya dalam menentukan keberhasilan pendidikan yang bersangkutan. Orang sering berkata bahwa tinggi rendahnya suatu capaian mutu pendidikan dipengaruhi oleh faktor komunikasi ini, khususnya komunikasi pendidikan.

Didalam pelaksanaan pendidikan formal (pendidikan melalui sekolah), tampak jelas adanya peran komunikasi yang sangat menonjol. Proses belajar mengajarnya sebagian besar terjadi karena proses komunikasi, baik komunikasi yang berlangsung secara intra persona maupun secara antar personal.

Oleh karena itu, penting bagi kita menjadi trampil berkomunikasi, dan mengetahui prinsip-prisip komunikasi baik didalam pendidikan maupu dimasyarakat. Akhirnya, semoga pembahasan kami berikut ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.




BAB II

KOMUNIKASI PENDIDIKAN

2.1  Pengertian Komunikasi Pendidikan

Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berkomunikasi, karena sebagai makhluk sosial manusia memiliki kebutuhan untuk saling berhubungan satu sama lainnya, dan ini dilakukan melalui komunikasi. Istilah komunikasi berasal dari bahasa Inggris communication, dari bahasa latin communicatus yang mempunyai arti berbagi atau menjadi milik bersama, komunikasi diartikan sebagai proses sharing diantara pihak-pihak yang melakukan aktifitas komunikasi tersebut.

Komunikasi di maksudkan untuk menyampaikan pesan, pengetahuan, perasaan, dan pengalaman kepada komunikan(penerima) dari komunikator(sumber) melalui saluran-saluran tertentu baik secara langsung/tidak langsung, dan komunikasi dapat dikatakan efektif bila ada kesamaan makna dan bahasa yang dipakai oleh komunikator kepada komunikan sehingga apa yang di inginkan oleh komunikator dapat di mengerti oleh komunikan, serta memberikan dampak/effect kepada komunikan sesuai dengan yang diingikan komunikator. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan manusia. Sedangkan makna komunikasi pendidikan secara sederhana adalah komunikasi yang terjadi dalam suasana pendidikan. Disini komunikasi tidak lagi bebas tetapi dikendalikan dan dikondisikan untuk tujuan-tujuan pendidikan.

Berdasarkan uraian diatas, maka komunikasi pendidikan adalah suatu tindakan yang memberikan kontribusi yang sangat penting dalam pemahaman dan praktik interaksi serta tindakan seluruh individu yang terlibat dalam dunia pendidikan. Kepala sekolah mempunyai kewajiban untuk membina komunikasi sebaik-baiknya agar para guru mau dan mampu bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan dan kinerjanya.

Upaya membina komunikasi tidak sekedar untuk menciptakan kondisi yang menarik dan hangat, tetapi akan mendapatkan makna yang mendalam dan berarti bagi pendidikan dalam suatu sekolah. Dengan demikian, setiap personel dapat bekerja dengan tenang dan menyenangkan serta terdorong untuk beradaptasi lebih baik, dan mengerjakan tugas mendidiknya dengan penuh kesadaran.

Komunikasi pendidikan terbagi dua, yaitu

a)      Komunikasi intern

Komunikasi intern sangat dirasakan manfaatnya, terutama oleh seorang pemula yang memasuki satu dunia tersendiri, seperti sekolah (Mulyasa, 2007:139). Dalam menjalin hubungan komunikasi intern di sekolah, kepala sekolah perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini.

1.      Bersifat terbuka, tidak memaksakan kehendak, tetapi bertindak sebagai fasilitator yang mendorong suasana demokratis dan kekeluargaan.

2.      Mendorong para guru untuk mau dan mampu mengemukakan pendapatnya dalam memecahkan suatu masalah, serta harus dapat mendorong aktivitas dan kreativitas guru.

3.      Mengembangkan kebiasaan untuk berdiskusi secara terbuka, dan mendidik guru-guru untuk mau mendengarkan pendapat secara objektif.

4.      Mendorong para guru dan pegawai lainnya untuk mengambil keputusan yang paling baik dan menaati keputusan itu.

5.      Berlaku sebagai pengarah, pengatur pembicaraan, perantara, dan pengambil kesimpulan secara redaksional.

b)      Komunikasi ekstern

Komunikasi ekstern merupakan bentuk hubungan sekolah dengan lingkungan eksternal di sekitarnya, untuk mendapatkan masukkan-masukkan dari lingkungannya berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah. Komunikasi ekstern meliputi hubungan sekolah dengan orang tua siswa dan hubungan sekolah dengan masyarakat, baik secara individu maupun melembaga.

1.      Hubungan sekolah dengan orang tua siswa

Bentuk kerja sama antara guru dan orang tua siswa yang didasari hal-hal sebagai berikut: (1) adanya kesamaan tanggungjawab, (2) adanya kesamaan tujuan. Tujuan hubungan sekolah dengan orang tua adalah saling membantu dan megisi, bantuan keuangan dan barang-barang, untuk mencegah perbuatan-perbuatan yang kurang baik, dan bersama-sama membuat rencana yang baik untuk sang anak.

Cara menjalin hubungan sekolah dengan orang tua siswa, yaitu melalui dewan sekolah, melalui BP3, melalui pertemuan penyerahan buku laporan pendidikan, dan melalui ceramah ilmiah.


2.      Hubungan sekolah dengan masyarakat

Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan bentuk komunikasi ekstern yang dilakukan atas dasar kesamaan tanggung jawab dan tujuan. Tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan untuk memelihara kelangsungan hidup sekolah, meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, memperlancar kegiatan belajar mengajar, dan memperoleh bantuan dan dukungan dari masyarakat dalam rangka pengembangan dan pelaksanaan program-program sekolah.

Dalam rangka menjalin kemunikasi hubungan sekolah dan masyarakat dapat dijalin melalui dewan sekolah, BP3, rapat bersama,konsultasi, radio dan televise,surat dan telepon, pameran sekolah, serta ceramah.



2.2  Fungsi Komunikasi Pendidikan

Dalam suatu organisasi komunikasi mempunyai beberapa fungsi. Hal ini sebagaimana menurut Efendi bahwa fungsi komunikasi adalah.

1.         Fungsi Informatif

Maksudnya,komunikasi berfungsi memberi keterangan, memberi data atau fakta yang berguna bagi segala aspek kehidupan manusia. Dengan melalui komunikasi maka apa yang ingin disampaikan oleh guru kepada muridnya dapat diberikan dalam bentuk lisan ataupun tertulis.

2.         Fungsi Edukatif

Maksudnya,komunikasi berfungsi mendidik masyarakat, mendidik setiap orang dalam menuju pencapaian kedewasaan bermandiri. Seseorang bisa banyak tahu karena banyak mendengar, banyak membaca dan banyak berkomunikasi.

3.         Fungsi Persuasif

Maksudnya ialah bahwa komunikasi sanggup “membujuk” orang untuk berperilaku sesuai dengan kehendak yang diinginkan oleh komunikator. Membangkitkan pengertian dan kesadaran komunikan, baik bersifat motivasi maupun bimbingan, bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan perubahan sikap, tetapi berubahnya adalah atas kehendak sendiri(bukan dipaksakan). Perubahan tersebut diterima atas kesadaran sendiri

4.    Fungsi Rekreatif

Dapat menghibur orang pada saat yang memungkinkan. Seperti , Mendengarkan dongeng, membaca bacaan ringan.



2.3  Efektivitas Komunikasi dalam Proses Pendidikan

 Dalam prosesnya bahwa komunikasi merupakan suatu proses sosial untuk mentranmisikan atau menyampaikan perasaan atau informasi baik yang berupa ide-ide atau gagasan-gagasan dalam rangka mempengaruhi orang lain. Agar komunikasi berjalan efektif, komunikator hendaknya mampu mengatur aliran pemberitaan ke tiga arah, yakni ke bawah, ke atas, ke samping atau mendatar. Bagi setiap orang atau kelompok dalam organisasi hendaknya mungkin untuk berkomunikasi dengan setiap orang atau kelompok lain, dan untuk menenrima respon sikap, itu diminta oleh komuniktor.
Dalam proses komunikasi ada beberapa ketentuan, antara lain

1.        Karena komunikasi mempunyai suatu maksud, maka suatu messege atau stimulus selalu ditujukan kepada sekumpulan orang tertentu. Ini disebut penerima yang terntetu.

2.        Komunikator berkeinginan menimbulkan suatu respon kepada penerima yang sesuai dengan maksud yang dibawakan oleh messege atau stimulus tertentu.

3.        Suatu komunikasi dinyatakan berhasil jika respon yang timbul pada penerima, sesuai dengan maksud komunikasi.

4.        Dalam melaksanakan suatu program pendidikan aktivitas menyebarkan, menyampaikan gagasan-gagasan dan maksud-maksud ke seluruh struktur organisasi sangat penting.

Proses komunikasi dalam menyampaikan suatu tujuan lebih dari pada sekedar menyalurkan pikiran-pikiran atau gagasan-gagasan dan maksud-maksud secara lisan atau tertulis.
Komunikasi secara lisan pada umumnya lebih mendatangkan hasil dan pengertian yang jelas dari pada secara tertulis. Demikian pula komunikasi secara informal dan secara formal mendatangkan hasil yang berbeda pengaruh dan kejelasannya.

Terjadinya proses komunikasi dalam organisasi atau lembaga itu bisa terjadi secara formal maupun secara informal, komunikasi formal akan terjadi dalam memilih informasi untuk keperluan pelaporan, penyimpangan bias dengan mudah menyelinap. Selanjutnya biasanya orang ingin mendengar laporan-laporan yang menyenangkan. Akibatnya ialah sering pemindahan informasi yang diperindah atau dibiaskan. Satu saluran komunikasi formal tertentu atau lebih ke dan dari setiap personal atau anggota adalah perlu. Saluran-saluran itu hendaknya perlu dipahami oleh setiap anggota. Garis-garis komunikasi hendaknya dibuat sependek dan selangsung mungkin. Hendaknya mungkin bagi semua anggota untuk bertindak sebagai sumber komunikasi maupun sebagai penerima.

Komunikasi informal ini tentunya dengan cara melakukan pendekatan secara kekeluargaan atau hubungan sosial tidak secara formal. Jika komunikator menaruh perhatian kepada saluran-saluran komunikasi informal, ia akan mengetahui kepentingan dan perhatian personil serta sikap mereka terhadap organisasi dan masalah-masalahnya, lagi pula komunikasi informal itu membawa kepada putusan-putusan yang dibuat di antara orang-orang pada tahap organisasi yang sama.

Dalam kegiatan suatu organisasi atau lembaga khusunya dalam hal pengelolaan pendidikan tentunya tidak terlepas dengan komunikasi. Oleh sebab itu suatu proses pendidikan akan berhasil apabilla terjadinya suatu proses komunikasi yang baik dan sesuai dengan harapan, di mana gagasan-gagasan atau ide dibahas dalam suatu musyawarah antara komunikator dengan komunikan, sehingga terjadi pemahaman tentang informasi atau segala sesuatu hal menjadi pokok dari pembahasan untuk mengarah pada  kesepakatan dan kesatuan dalam pendapat.

Berdasarkan hal tersebut, bahwa tujuan dari suatu organisasi atau instansi tentunya dapat tercapai secara optimal apabila proses komunikasinya lancar tanpa adanya suatu hambatan, walaupun ada hambatan, maka komunikator dan komunikan harus dengan cermat segera mengatasi permasalahan yang menyebabkan terjadi suatu hambatan, sehingga proses komunikasi dapat berlangsung.
Dalam prosesnya komunikasi itu terbagai dalam 2 macam komunikasi, yaitu komunikasi aktif dan komunikasi pasif. Komunikasi aktif merupakan suatu proses komunikasi yang berlangsung dengan aktif antara komunikator dengan komunikan, di manan antara keduanya sama-sama aktif berkomunikasi, sehingga terjadi timbal balik di antara keduanya. Sedangkan komunikasi pasif terjadi di mana komunikator menyampaikan informasi atau ide terhadap halayaknya atau komunikan sebagai penerima informasi, akan tetapi komunikan tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan respon atau timbal balik dari proses komunikasi.



BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

       komunikasi diartikan sebagai proses sharing diantara pihak-pihak yang melakukan aktifitas komunikasi tersebut. Komunikasi pendidikan sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar dan hubungan kedinasan di sekolah untuk menjalin hubungan yang lebih baik dalam bekerja sama. Upaya membina komunikasi tidak sekedar untuk menciptakan kondisi yang menarik dan hangat, tetapi akan mendapatkan makna yang mendalam dan berarti bagi pendidikan dalam suatu sekolah. Dengan demikian, setiap personel dapat bekerja dengan tenang dan menyenangkan serta terdorong untuk beradaptasi lebih baik, dan mengerjakan tugas mendidiknya dengan penuh kesadaran.

            Komunikasi pendidikan diperlukan dalam membina hubungan baik antara personil sekolah dan juga membina hubungan baik antara sekolah dengan orang tua siswa juga dengan masyarakat. Guna mencapai tutjuan pendidikan nasional dan menumbuhkan rasa saling bertanggungjawab dalam kegiatan bel;ajar-mengajar, komunikasi pendidikan sangatlah penting.







Daftar Pustaka



Mulyasa. E. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Rosda.





































0 komentar: